JAKARTA, SAWIT INDONESIA – PT Dharma Satya Nusantara Tbk raih pendapatan sebesar Rp 4,43 triliun sepanjang tahun 2015. Bisnis sawit DSNG menyumbang 69 persen atau Rp.3,05 triliun dari nilai tersebut. Segmen produk kayu menyumbang 32 persen atau Rp 2,37 Triliun.
Secara year on year, pendapatan DSNG pada 2015 sendiri menurun sebesar 9,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 4,90 triliun. Djojo Boentoro, Direktur Utama PT Dharma Satya Nusantara Tbk menyebutkan penurunan pendapatan perusahaannya disebabkan oleh anjloknya harga CPO selama 2015.
“Harga rata-rata CPO Perseroan tahun 2015 lalu turun 17,1%, yang berakibat pada penurunan pendapatan bersih Perseroan. Selain itu, ekonomi global yang belum pulih juga memberikan tekanan pada industri produk kayu Perseroan yang sebagian besar pasarnya untuk ekspor,” kata Djojo Boentoro dalam siaran persnya.
Pendapatan dari sektor sawit pada 2015 turun sebesar 13,3 persen daripada tahun sebelumnya. Selama 2015, harga jual rata-rata CPO perusahaan mencapai Rp 6,86 juta per ton, turun sebesar 17,1% dibadingkan dengan rata-rata harga CPO di tahun 2014 yang mencapai Rp 8,27 juta per ton. Sementara produk kayu DSNG juga mengalami penurunan tipis sebesar 0,2 persen.
Penurunan harga CPO dan pendapatan bersih tersebut juga turut mengakibatkan perolehan EBITDA Perseroan menurun pada 2015. Perusahaan hanya mampu meraup EBITDA sebesar Rp 1,03 triliun pada tahun 2015, turun sekitar 22,4% dari tahun 2014.
Meski terjadi penurunan pendapatan yang disebabkan dari bisnis sawitnya, produksi CPO emiten berkode DSNG justru mengalami peningkatan produksi. Sepanjang 2015 lalu, DSNG mampu memproduksi CPO hingga 407 ribu ton, naik 4,2 persen dibanding 2014 lalu yang mencapai 391 ribu ton, dengan produksi TBS sebanyak 1,49 juta ton atau naik sekitar 8,2% dibandingkan tahun 2014 yang mencapai 1,38 juta ton.
“Perseroan juga berhasil mempertahankan tingkat ekstraksi minyak sawit pada level 23,6% di tahun 2015, meskipun turun tipis dibandingkan tahun 2014 yang mencapai 23,9%. Namun, tingkat fatty acid minyak sawit Perseroan justru membaik dari 2,93% di tahun 2014 menjadi 2,57% pada tahun lalu,” jelas Djojo.
Mulai membaiknya harga CPO tahun ini juga membuat Djojo Boentoro optimis akan berpengaruh positif bagi pendapatan perusahaanya. Meski menurutnya pada kuartal I 2016 industri sawit masih harus menghadapi dampak kekeringan.
Sementara untuk industri produk kayu, pada 2015 DSNG hanya mampu menjual produk panel sebanyak 179,6 ribu m3 atau turun 11 persen dibanding 2014. Kenaikan volume penjualan hanya terjadi pada produksi engineered doors yang mencapai 61,9 ribu unit atau naik 20,4% dibandingkan penjualan tahun 2014. Sedangkan volume penjualan engineered flooring juga turun sebesar 4,3% dari 1,15 juta m2 di 2014 menjadi 1,10 juta m2 di 2015. (Anggar Septiadi)