JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Untuk mengantisipasi kebakaran lahan, dua grup sawit – Golden Agri Resources dan Triputra Agro – membuat program desa bebas asap. Keuntungan program ini adalah melibatkan partisipasi masyarakat desa supaya kebakaran tidak terjadi seperti tahun lalu.
“Kami (Sinarmas Agro) membuat program desa siaga api di Kalimantan Barat dan Jambi sebanyak 17 desa. Dengan kegiatan ini, kami bisa mencegah kebakaran di lahan sekitar desa da kebun sawit,” ujar Agus Purnomo, Managing Director for Sustainability and Strategic Stakeholder Engagement Golden Agri Resources Ltd, beberapa waktu lalu.
Agus Purnomo menyebutkan telah dibuat sejumlah kegiatan mulai dari cara mencegah api meluas di lahan apabila ada warga desa yang ingin membuka kebun. Lalu,ada pula program peningkatan ketrampilan mencegah kebakaran lahan. “Dengan program ini, kami akan melibatkan masyarakat sebagai anggota patroli,” ujarnya.
Sebagai insentif untuk setiap desa, kata Agus, apabila kebakaran bisa dicegah misalkan lebih dari enam bulan. Maka, setiap desa mendapatkan insentif Rp 100 juta.
Grup Triputra Agro juga mengadakan program desa bebas api. Arif Rachmat, CEO PT Triputra Agro Persada, mengatakan perusahaan melibatkan masyarakat dalam menjaga wilayahnya dari api. “Pada tahun lalu, terbukti di lahan Triputra Agro tidak ada satupun lahan kami yang bermasalah, bisa dilihat bahkan kita pogram di Jambi. Sampai bupati ikut partisipasi. Seperti yang saya bilang ini bagian pendekatan multistakeholder dan kolaborasi semua pihak,” ujarnya.
Dalam masalah kebakaran, menurut Arif, kuncinya adalah pencegahan dan melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Tidak bisa pencegahan dibebankan kepada satu pihak apakah pemerintah atau perusahaan saja. Pencegahan kebakaran bisa melibatkan teknologi seperti bernama early warning signal, satelit, dan desa bebas api. Lalu pendekatan multistakeholder harus seperti sistem siskamling juga. Ketika api muncul langsung semua berperan, bukan malah saling menyalahkan
Sumber foto: Sinarmas Agro