Kandungan bahan aktif flocoumafen di dalam STORM dapat menekan tingkat serangan tikus lebih cepat dibanding produk lain.Walaupun lebih mahal, pengendalian tikus berjalan lebih efektif, cepat dan efisien.
Tikus menjadi hama yang paling menakutkan di kalangan pekebun sawit. Binatang pengerat ini memiliki daya jelajah tinggi dan merusak buah dengan sangat cepat. Serangan tikus dapat terjadi di lahan pembibitan, tanaman belum menghasilkan, dan tanaman menghasilkan. Khusus lahan TM, serangan tikus bisa menurunkan produksi sampai 20% karena menyerang buah sawit. Dari data penelitian Eli Paska Siahaan, Staf BB2TP Medan, kemampuan seekor tikus dalam mengonsumsi buah sawit sebanyak 6-14 gram per hari atau setara sebesar 328-962 kilogram minyak sawit per hektare per tahun, dengan tingkat populasi 183-537 ekor per hektare.
Jenis tikus yang banyak ditemukan di perkebunan sawit adalah tikus sawah dan tikus belukar. Sekarang ini, pekebun sawit menggunakan burung hantu yang menjadi musuh alami tikus. Namun demikian, kemampuan burung hantu masih terbatas karena optimal bekerja di malam hari. Di pasaran, produk rodentisidabanyak dijumpai dengan beragam bahan aktif kimia. Walaupun demikian, hasil yang diperoleh masih belum optimal karena sering ditemui populasi tikus masih cukup tinggi.
Zulfikar Aditya Chandra, Manager Public Health and Plantation PT BASF Indonesia, mengatakan BASF telah memiliki produk pengendali tikus bernama STORM yang memiliki bahan aktif flocoumafen. Bahan aktif ini merupakan generasi kedua yang lebih efektif membasmi hama tikus. Generasi pertama bahan aktif racun tikus membutuhkan jumlah bahan aktif lebih banyak. Berbeda dengan bahan aktif generasi kedua yang lebih sedikit memerlukan bahan aktif untuk membunuh tikus.
Kandungan bahan aktif STORM yaitu flocoumafen sebanyak 0,005% (50 ppm) dapat mengendalikan semua spesies tikus di perkebunan sawit termasuk spesies yang resisten terhadap rodentisida.
STORM dapat mengendalikan tikus yang ditunjukkan melalui jumlah dosis bahan aktif yang lebih sedikit untuk membunuh seekor tikus, yang bervariasi antara 0,8-2,0 gram bergantung dari spesies.Bila kebutuhan makan tikus sebesar 15-30 gram per hari.“Artinya, dalam satu kali umpan efek bahan aktif kami akan langsung menyerang tikus,” ujar lulusan Instiper ini.
STORM lebih difokuskan mengatasi serangan tikus untuk tanaman menghasilkan. Produk ini resmi dijual ke pasar industri sawit mulai 2010. Keunikan yang dimiliki STORM, bentuk dan kekerasan STORM dibuat serta disesuaikan menyerupai buah kelapa sawit. Menurut Zulfikar, bentuk yang serupa ini dapat membuat tikus merasa nyaman ketika memakan umpan tersebut. Hasilnya, umpan tadi akan digerogoti habis dan bahan aktif lebih cepat bekerja pada tikus.
Untuk dapat dimakan tikus, terdapat kandungan biji-bijian hancur (gandum) berkualitas tinggi di dalam STORM. Dengan adanya gandum ini, tikus lebih memilih umpan tersebut dibandingkan sumber makanan lain yang tersedia.
Teknologi STORM diproses menggunakan teknologi pencetakan terbaru sehingga umpan lebih padat, solid dan bahan aktif tersebar merata. Teknologi ini membuat produk ini lebih tahan terhadap suhu, lingkungan yang ekstrim, anti jamur dan serangga.
“Kalau produk rodentisida lain menggunakan teknologi lilin yang dicampur beras dan bahan aktif. Jadi, ketika proses cetakan membeku pada akhirnya bahan aktif itu terdapat di satu sisi lapisan saja,” papar Zulfikar.
Cara bekerja STORM sangatlah efektif membunuh tikus karena produk ini bersifat antikoagulan yang berfungsi menghambat pembentukan vitamin K1 di dalam hati. Zulfikar Aditya menjelaskan STORM akan bekerja langsung menyerang ke liver atau hati tikus yang menyebabkan darah tidak dapat beku. Akibatnya, pembuluh darah tikus pecah yang membuat tikus mati dalam dua hari. Tikus tidak akan mati secara langsung melainkan perlahan-lahan yang dapat teridentifikasi keluarnya darah di bagian tubuh.
Zulfikar mengatakan kematian tikus yang perlahan-lahan ini merupakan pengendalian yang paling efektif sampai saat ini karena tikus merupakan binatang pintar yang akan meninggalkan tanda kepada temannya bila dalam keadaan berbahaya. Biasanya, tikus yang mati setelah makan umpan akan diketahui tikus lain, sehingga tikus lain enggan mendekati umpan.
Aplikasi rodentisida BASF ini sangatlah mudah, hanya diletakkan di jalur yang biasa dilewati tikus, baik di tempat mencari makan maupun sarangnya. Menurut Zulfikar, butiran STORM dapat diletakkan di ketiak pohon dan sekitar piringan pokok sawit. Alasannya, ketiak pohon sudah menjadi jalur tikus menuju ke atas tanaman. Pelaku kebun lebih disarankan meletakkan butiran di ketiak pohon yang berketinggian 25-50 centimeter. Jika butiran diletakkan di gawangan dikhawatirkan butiran lebih mudah terbawa banjir sewaktu hujan datang.
BASF merekomendasikan pemberian satu butir umpan STORM setiap pokok. Bila dilihat dari karakter bahan aktif flocoumafen yang hanya memerlukan dosis sedikit dan kecepatan dalam pengendalian maka satu butir umpan STORM cukup. Apabila tingkat serangan tinggi, ujar Zulfikar, jumlah butiran dapat lebih dari satu. Kemampuan umpan dapat bertahan di lapangan adalah dua minggu. Namun, pengguna diminta menjalankan pemeriksaan umpan tersebut setiap tujuh hari.
Zulfikar menyarankan penggunaan hanya satu butir umpan per pokok sawit dengan interval 7-10 hari selama 21 hari pengendalian (satu campaign). STORM yang dibutuhkan per hektare selama 21 hariadalah 0,7 kilogram per hektare. Dalam setahun, dapat dilakukan dua kali setiap 6 bulansekali.
“Untuk menjamin aspek keamanan lingkungan dan pengguna sendiri, diharapkan pemberian produk ini sesuai dosis dan aturan pakai yang dikeluarkan pabrik,” ujar Zulfikar.
Butiran STORM memiliki berat 3 gram. Untuk satu kemasan produk, beratnya 20 kilogram atau setara 6.660 butir (1 kilogram = 333 butir).
Solusi yang ditawarkan BASF tidak hanya efektif membasmi tikus. Melainkan, biaya yang dikeluarkan pekebun lebih efisien. Walaupun, harga STORM lebih tinggi dari produk lain tetapi aplikasi lebih irit, menghemat biaya tenaga kerja, dan penggunaan rodentisida. Dari sisi penggunaan rodentisida 40% lebih hemat dan pemakaian tenaga kerja 20% lebih murah.Jika disbanding produk lain, STORM bisa lebih hemat biaya sampai 30% per hektare per satu campaign.
Keampuhan STORM inilah yang menarik minat perusahan sawit sebagai pengguna. Dalam tiga tahun terakhir, pertumbuhan permintaan terus meningkat signifikan. Permintaan produk ini berasal dari Sumatera dan Kalimantan. Penjualan STORM melalui distributor yang telah ditunjuk.
Untuk menyakinkan konsumen, pihak BASF Indonesia langsung menguji kemampuan STORM di lapangan. Efektif, cepatdan efisien, ketiga keunggulan inilah yang menyakinkan Zulfikar bahwa produk ini mudah diterima pelaku perkebunan kelapa sawit dalam beberapa tahun mendatang.(Qayuum Amri)