JAKARTA SAWIT INDONESIA – Kunci sukses peremajaan tanaman sawit adalah pemakaian bahan tanaman yang berkualitas. Benih klonal dengan teknologi Teknologi Somatic Embryogenesis (SE) dapat menjadi pilihan petani yang menjadi peserta program replanting BPDP Kelapa Sawit.
Priyono, Kepala Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia (PPBI), mengatakan program replanting BPDP sawit secara bertahap bisa menggunakan benih klonal. Tujuannya, supaya petani dapat menikmati benih dengan produksi tinggi.
Teknologi Somatic Embryogenesis adalah teknik memperbanyak bahan tanaman unggul. Menurut Priyono, perbanyakan bahan tanaman tidak dilakukan melalui metode persilangan konvensional seperti proses mengawinkan dura dengan konvensional. Tetapi mengambil jaringan somatik tanaman seperti pucuk atau daun yang selanjutnya bisa memperbanyak bahan tanaman melalui proses klonal embrio somatik.
Supaya menghasilkan benih unggul, menurut Priyono, sangatlah penting proses seleksi dari induknya karena teknologi ini memanfaatkan potensi genetik tanaman induk.
“Kalau induknya jelek maka bahan tanaman akan memberikan hasil yang jelek pula. Sebaliknya kalau bagus induknya, bahan tanaman akan berkualitas,”kata Priyono di sela workshop “Perbanyakan Klonal Bahan Tanaman Perkebunan Dengan Teknologi Somatic Embryogenesis, di Bogor, Selasa (26/7).
Keunggulan bahan tanaman klonal adalah produksi lebih tinggi 35% daripada benih konvensional, masa panen lebih cepat dan keseragaman tanaman dalam satu hamparan.
Menurut Priyono, lembaganya sudah menjajaki kerjasama dengan BPDP kelapa sawit terkait penyediaan bahan tanaman klonal untuk program replanting. Harapannya, 5 persen dari lahan yang diremajakan memakai baham tanaman klonal.
“Kami harapkan petani dapat menikmati keunggulan bahan tanaman klonal ini. Tidak hanya perusahaan besar,”kata Priyono.
Dwi Asmono, Direktur PT Sampoerna Agro Tbk, mengakui produktivitas benih klonal sangat tinggi sekitar 35% dari penggunaan di internal perusahaan. Namun, pihaknya masih mengkaji penjualan benih klonal secara komersial.
“Investasi menghasilkan benih klonal tinggi. Saat ini, kami menjalin kerjasama dengan PPBI untuk program benih klonal ini,” ungkap Dwi Asmono.(Anggar/Qayuum)