JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Target implementasi program mandatori biodiesel bauran 20% atau B-20 mendapatkan tanggpan positif dari kalangan produsen biodiesel. Asosiasi Produsen Biofuels Indonesia (APROBI) menyatakan kapasitas produksi anggotanya siap mendukung mandatori B-20 pada 2016.
Hal ini dikatakan, Master Parulian Tumanggor, Ketua Umum APROBI, bahwa pemerintah tidak perlu mengkhawatirkan pasokan biodiesel di dalam negeri apabila mandatori B-20 berjalan pada 2016. “ Anggota kami siap membantu program B20,” jelas Tumanggor dalam jumpa pers tahunan DMSI, pada Rabu (30/12).
Sampai tahun ini, kapasitas terpasang produksi biodiesel berjumlah 6,8 juta KL. Jumlah ini bisa bertambah dengan beroperasinya satu pabrik biodiesel baru pada tahun depan.
MP Tumanggor mengharapkan konsistensi pelaksanaan mandatori biodisel yang akan ditingkatkan dari 15% menjadi 20% sesuai program pemerintah. “Sebaiknya pemerintah bisa konsisten dalam menerapkan regulasinya, karena mandatori B20 akan diberlakukan,” ungkap Tumanggor.
Beberapa waktu lalu, Amran Sulaiman, Menteri Pertanian, menyebutkan telah berdiskusi dengan Sudirman Said, Menteri ESDM, bahwa program mandatori B-20 siap dijalankan. Jika efektif diperkirakan mampu menyerap 6,8 juta ton minyak biodiesel berbasis sawit.
“Kami sudah berbicara dengan menteri ESDM, Insya Allah mandatori B20 pada tahun depan bisa direalisasikan. Jumlah biodieselnya lebih kurang 6,8 juta ton. Menteri ESDM katakan, dapat dimaksimalkan sampai 7 juta ton. Semoga rencana ini bisa menjadi kenyataan,” ujar Amran