JAKARTA, Asosiasi Produsen Biofuels Indonesia (APROBI) mendukung rencana pemerintah untuk mengadakan uji jalan (road test) kendaraan berbahan bakar biodiesel campuran 30% atau B30. Road test B30 akan diluncurkan oleh Kementerian Energi Sumberdaya Mineral (ESDM) pada Mei 2019. Penggunaan B30 akan membantu ekonomi Indonesia dari aspek penghematan devisa dan pembukaan lapangan kerja.
“B30 akan membangkitkan nasionalisme Indonesia karena biodiesel ini produk buatan dalam negeri. Manfaat yang diberikan sangatlah besar untuk penghematan devisa dan menekan impor bahan bakar minyak bumi,” ujar Master Parulian Tumanggor, Ketua Umum APROBI, dalam jumpa pers di kantornya, Kamis (2 Mei 2019).
Penggunaan B30 diperkirakan menambah konsumsi CPO domestik antara 9 juta -10 juta ton. Bahkan B30 ini dapat menghemat impor minyak solar sekitar 55 juta barel per tahun.
Hadir dalam jumpa pers ini antara lain Paulus Tjakrawan (Ketua Harian APROBI) dan Harry Hanawi (Wakil Ketua Umum APROBI). Dijelaskan Paulus bahwa sejumlah kementerian dan lembaga terkait mendukung road test kendaraan B30 antara lain Kementerian ESDM melalui Ditjen, Ditjen Migas, dan Balitbang ESDM, Lemigas, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perhubungan, BPPT, ITB, APROBI, GAIKINDO, dan Pertamina.
Menurut Paulus, uji jalan akan menempuh jarak 40 ribu kilometer KM mulai dari Lembang, Cirebon sampai Guci (Tegal). Melalui hasil uji jalan diharapkan menjadi rujukan pemerintah dalam membuat keputusan B30.
“Pelaksanaan uji jalan diharapkan selesai pada September 2019. Harapan kami bisa lebih cepat di bulan Agustus. Karena uji ini menambah volume biodiesel. Tidak ada penambahan komponen baru,” kata Paulus.
Dari kalangan pelaku otomotif melalui GAIKINDO telah memberika dukungan. Menurut Paulus, 11 mobil dan truk milik Gaikindo telah diserahkan untuk diujicobakan. Kendaraan ini sedang menjalani tahapan bongkar mesin (over haul) oleh tim rating. Bongkar mesin ini dilakukan untuk membersihkan mesin mesin agar siap dan sesuai bagi penggunaan B30. “Mesin dibongkar semua mulai dari tangki, pipa semua dibuka dan dibersihkan. Kegiatan ini sudah mulai 29 April 2019 lalu,” papar Paulus.
“Tes jalan ini tidak sebatas coba-coba tetapi melewati rangkaian riset mendalam dan komprehensif. Kendaraan akan melewati berbagai medan jalan seperti dataran rendah, tinggi, bermacam klimat, jalan yang naik dan turun, lalulintas padat, dan jalan tol. Tujuannya mendapatkan hasil uji jalan terbaik dan dapat dipertanggungjawabkan,” kata Paulus.
Sejauh ini mandatori B20 yang telah berjalan delapan bulan lamanya tidak menghadapi hambatan. Sepanjang kuartal pertama 2019, penyaluran biodiesel sebesar 1,5 juta Kl berjalan lancar di seluruh Indonesia. “Kami tidak menemui kendala yang berarti,sampai saat ini masih tetap berlangsung dengan baik,” pungkas Paulus.
Dalam kesempatan terpisah, Direktur Bioenergi Ditjen EBTKE Kementerian ESDM Andriah Feby Misna mengatakan kegiatan uji jalan selain dipersiapkan kendaraannya selan itu pemerintah juga sedang menyiapkan fasilitas pengisian bahan bakarnya. Fasilitas pengisian menjadi penting untuk memastikan bahwa tangki blending Pertamina siap melakukan pencampuran B30. Selain itu, pemerintah perlu memastikan sistem pengangkutan di titik-titik pengisian B30.