PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJ) membuat program wawasan lingkungan di sekolah dasar. Sementara di Sorong Selatan, dibuatkan PAUD yang bertujuan mendidik siswa dan memperbaiki kualitas hidup ana-anak.
Adapun tujuan pendirian sekolah tersebut untuk memperluas akses pendidikan masyarakat yang berada di wilayah terpencil yang berdekatan dengan perkebunan sawit. Mengingat, penduduk yang bertempat tinggal di wilayah pelosok menyandang tingkat pendidikan, kesehatan dan perekonomian yang masih rendah.
Sonny Sukada Sustainability Director PT ANJ menyatakan perusahaan menjamin pemberian pendidikan ini sehingga para pekerja tak perlu khawatir dengan masa depannya anaknya nanti. “Pegawai menjadi aman, nyaman dan tenang untuk bekerja karena anaknya memperoleh pendidikan. Tapi satu lagi, bagaimana pendidikan dalam arti pengetahuan yang lebih luas itu merupakan sebuah modal agar masyarakat bertransformasi menjadi lebih baik,” Kata Sonny ketika ditemui Sawit Indonesia di Jakarta, awal Mei lalu.
Lebih lanjut, dia menyatakan PT ANJ mewajibkan anak-anak karyawan bersekolah disini agar terbangun kesadaran dan pengetahuannya tentang lingkungan. Perusahaan ini menerapkan program pendidikan adiwiyata sehingga materi lingkungan hidup yang termuat dalam mata pelajaran mencantumkan empat komponen adiwiyata seperti kebijakan berwawasan lingkungan, pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan, pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan dan kegiatan lingkungan berbasis partisipatif.
Program Adiwiyata bukan saja diajarkan di dalam ruang kelas tetapi juga melibatkan siswa-siswa turun langsung ke lapangan untuk mengetahui kondisi lingkungan sesungguhnya. Semisal, para siswa dari sekolah perkebunan di Ketapang, Kalimantan Barat melakukan kunjungan rutin ke lahan perusahaan untuk belajar menanam dan mengenal sawit.
“Adapula, pengalaman saya dulu di tempat lama anak-anak diajak menyusuri sungai, dia melihat dan mengidentifikasi sepanjang di sungai ada kehidupan apa sih, apa yang disebut sungai yang sehat, karena sungai yang sehat menjadi indikator sebuah lingkungan yang sehat. Arahnya kesana,” jelas Sonny.
Awalnya, perusahaan ini mendirikan sekolah pertama di Kabupaten Padang Lawas Utara, Sumatera Utara dengan nama sekolah Eka Pendawa Sakti pada 2014. Kemudian, dibangun sekolah lainnya di empat wilayah Indonesia bagian barat. Diantaranya di wilayah Binanga Sumatera Utara, Tapanuli Selatan Sumatera Utara, Belitung Timur dan Ketapang Kalimantan Barat.
Rencananya, sekolah-sekolah tersebut akan menjadi pusat percontohan untuk memandu pendirian lembaga pendidikan serupa di wilayah lain. Yakni sekolah yang memiliki pengajar dan kurikulum berkualitas serta menerapkan standarisasi Adiwiyata. “Nah, sampai 2016 kita fokus pada pilot project sekolah dulu, kita ingin belajar juga,” katanya.
Dia menambahkan pendirian sekolah mengalami banyak kendala dari persoalan kualitas pengajar. Sebagian besar guru-guru disana masih berstatus honorer dan bermasalah dari segi metode pengajaran, absensi kehadiran dan kesejahteraanya. Sehingga, dua tahun dari awal pendirian, perusahaan fokus memperbaiki kualitas guru dengan memberikan pelatihan-pelatihan khusus oleh pihak yang berkompeten di bidang pendidikan.
(Selengkapnya silakan baca di Majalah SAWIT INDONESIA Edisi 15 Mei-15 Juni 2016)