“Perusahaan Ingin Sejahtera Bersama Masyarakat”
“Saya membangun sawit karena dulu diajak teman-teman sekitar tahun 1998. Pembagiannya, saya modal 10%, teman saya dari Bengkulu 30%, dan investor dari Malaysia 60%,”cerita Soenarto membuka wawancara.
Soenarto menyebutkan, “pertama kali dapat izin lokasi lahan seluas 3.000 hektare di Lubuk Banyau. Ternyata berada di kawasan hutan lindung. Lalu kami meminta revisi kepada Badan Pertanahan Nasional (BPN) Bengkulu. Setelah dapat lahan, dalam perjalanannya banyak masalah terutama hama yaitu hama hama babi. “Hampir empat tahun lamanya terlunta-lunta tidak berhasil,”kata Soenarto.
Melihat kondisi ini, investor lainnya angkat tangan. Alhasil, tinggallah Soenarto sendiri melanjutkan usaha membangun kebun sawit. “Sebenarnya, saya tidak ada cita-cita menjadi pengusaha sawit,” kata Soenarto.
Pria kelahiran Ngawi, Jawa Timur, sempat ingin menyerah karena sulitnya mengelola kebun. Namun, Munawar (staf kepercayaannya) meminta supaya bisnis ini dilanjutkan. “Dia (Munawar) orang keuangan tapi ngotot supaya sawit dilanjutkan. Tapi pertimbangan saya ingin berhenti karena tiap hari keluar uang,” jelasnya.
Saat membangun kebun, lahan yang diperoleh masih sebaran (spot). Soenarto baru memahami mengapa hama babi muncul setiap malam lalu merusak tanaman. Penyebabnya adalah kebun yang dimiliki perusahaan berbatasan dengan hutan.
Titik terang mulai terlihat sekitar tahun 2002, Soenarto ditawari lahan yang sudah berizin tetapi tidak kunjung ditanami sawit. “Pemilik lama lebih senang bisnis batubara. Kemudian saya beli lahan tadi untuk ditanami sawit,” jelasnya.
Jatuh bangun membangun kebun, ada pelajaran berharga yang diperoleh Soenarto. Yaitu membangun kebun harus punya pengalaman dan profesional. “Karena awalnya kami ini nekad dan tidak mengerti kebun. Itu sebabnya, SDM sangatlah penting dalam membangun sawit,” kata Soenarto.
Hingga sekarang, PT Sandabi Indah Lestari (SIL) mengelola lahan berstatus Hak Guna Usaha mencapai sudah 13.273.97 hektare. Lokasinya tersebar antara lain di di Seluma, Ketaun, dan Lubuk Banyau. Lahan sawit yang telah tertanam seluas 7.893,36 hektare terbagi atas tanaman menghasilkan (mature) seluas 5.770,11 hektare dan sisanya belum menghasilkan.