BUNGO, SAWIT INDONESIA – PT Sari Aditya Loka (SAL) 2 dan 3 menawarkan program kemitraan kepada petani swadaya dan plasma. Tujuan program memberikan kepastian suplai buah sawit ke pabrik. Kapasitas pabrik yang dikelola perusahaan sebesar 60 ton TBS per jam. Dalam satu hari, suplai buah yang harus diolah antara 1.800 sampai 2.000 ton.
“Kami membuat program kemitraan dengan petani. Melalui kerjasama ini harapannya suplai buah lebih terjamin dan berkualitas,” ujar Azhar Rahman, Administratur PT SAL 2 dan 3, ketika ditemui pada pertengahan September 2017.
Kemitraan petani ini selaras dengan program induk usaha, PT Astra Agro Lestari Tbk. Azhar menjelaskan kemitraan disesuaikan kondisi wilayah setiap anak usaha Astra Agro.
Adapun pola kemitraan terbagi dua: Kontrak Karya Transport Infrastruktur dan Kontrak Karya Manajemen Transport Infrastruktur. Azhar menjelaskan pola kemitraan transport infrastruktur caranya perusahaan menyediakan angkutan untuk membawa hasil panen petani.
Sedangkan Kontrak Karya Manajemen Transport Infrastruktur, kata Azhar, manajemen kebun sampai pengangkutan panen dalam pembinaan PT SAL 2 dan 3. Perusahaan menerapkan manajemen kebun terbaik di kebun petani, antara lain rotasi panen dan transportasi.
“Petani akan mendapatkan nilai tambah Rp 5 per kilogram dari harga jual. Uang ini akan dipakai untuk perawatan infrastruktur di wilayah petani,” kata Azhar. Lamanya perjanjian berlangsung antara 6 bulan sampai 1 tahun.
Saat ini, sudah ada 8 KUD mengikat kerjasama dengan PT SAL 2 dan 3. Azhar menyebutkan kerjasama ini berkontiribusi kepada 25% pasokan buah pabrik.
Bagi pabrik sangatlah penting untuk menjaga pasokan buah. Di sekitar pabrik PT SAL 2, ada empat unit pabrik sawit dari perusahaan lain. Terdiri dari dua perusahaan mengelola kebun internal. Sisanya adalah pabrik tanpa kebun. “Pabrik tanpa kebun ini menerima buah yang ditolak perusahaan kami. Pasalnya, buah tolakan ini tidak sesuai standar,” pungkas Azhar.