YOGYAKARTA, SAWIT INDONESIA – Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) akan mengarah menjadi perusahaan kelas dunia yang mengelola bisnis komoditas dari hulu sampai hilir. Strategi ini diambil sebagai bagian mendukung kegiatan perekonomian nasional dalam mendukung kebutuhan pangan dan energi.
“PTPN memiliki area sawit yang besar terbentang di pulau besar Indonesia dan akan terus bertumbuh untuk mendukung agenda pemerintah Indonesia,” ujar Mahmudi, Direktur Produksi dan Pengembangan Holding PTPN saat menjadi pembicara di Forum Sawit Indonesia 2022, Grha Instiper Yogyakarta, Selasa (29 November 2022).
Dalam presentasinya, Holding PTPN sampai 2022 telah memiliki lahan perkebunan sawit seluas 536 ribu hektare. Luas ini akan terus bertambah menjadi 626 ribu Ha sampai 2026. Kebijakan yang ditempuh perusahaan.
Adapun produksi CPO perusahaan berjumlah 2,9 juta ton sampai 2022. Ditargetkan dapat naik menjadi 3,3 juta ton sampai 2026.
“Holding PTPN akan menjadi perusahaan berkelas dunia yang dapat melampaui luas perkebunan sawit dari perusahaan kelas dunia lainnya seperti Sime Darby,” ujarnya.
Untuk itulah, produktivitas terus dibenahi dan ditingkatkan sebagai contoh ada anak perusahan PTPN yang produktivitas TBS sawitnya 8 ton per ha telah diperbaiki menjadi 13,5 ton per ha dalam dua tahun terakhir. Begitupula ada perusahaan yang produktivitasnya 24 ton per ha telah meningkat menjadi 26,7 ton per ha.
Di sektor hilirisasi pangan dari sawit, Holding PTPN melalui PalmCo akan meningkatkan produksi minyak goreng dari 0,5 juta ton menjadi 1,8 juta ton pada 2026.
“PTPN akan berperan terhadap kebutuhan minyak goreng nasional sebesar 75 persen untuk menjaga stabilitas harga. Kami akan membangun 2 pabrik minyak goreng dan meningkatkan kapasitas pabrik minyak goreng yang sudah ada,” tambahnya.
Saat ini, pabrik minyak goreng yang sedang dibangun masing-masing berlokasi di Dumai dan Palembang. Kapasitas setiap pabrik sebesar 750 ribu ton per tahun