Bagi pabrik, rendemen dapat menjadi indikator untuk menjaga kualitas minyak sawit yang dihasilkannya. Selain dapat mengetahui kualitas kegiatan operasional di dalam tim pabrik. Walaupun demikian, ada perbedaan pandangan antara tim pabrik dan kebun saat berbicara rendemen sawit.
Selama satu hari penuh, praktisi dan tenaga profesional di pabrik kelapa sawit berkumpul secara virtual dalam kegiatan International Webinar Praktisi Palm Oil Mill bertemakan “OER Turun Semua Panik!! Cari Penyebab dan Temukan Solusinya”, Sabtu (4 September 2021). Bonar Saragih, Panitia Webinar, memberikan apresiasi kepada peserta dan pembicara yang meluangkan waktu sehari penuh untuk mengikuti kegiatan berskala internasional ini.
“Amazing karena peserta yang hadir bisa mencapai 665 org dari 95 perusahaan perkebunan. Ucapan terimakasih kepada 15 Perusahaan sponsor dari dalam dan luar negeri sungguh diluar dugaan kami. Target awal pesertahanya 200 sampai 300 orang sehingga prepare zoom kapasitas 300 peserta. Setelah itu, ditingkatkan menjadi 500 peserta dan bertambah menjadi 1000 peserta,” ujar Bonar.
Webinar ini menghadirkan pembicaraya itu Eko Dermawan (SVP Of Oil Palm Plantation Div Holding PTPN III), Mr. Hong (Alfa Laval-Malaysia), dan M. Ichsan (Praktisi Pabrik Sawit). Adapun panelis adalah Posma Sinurat (Konsultan Pabrik Sawit), Taufiq Sonhaji (Process & Quality Controller POM Operation Head-Wilmar), dan Yandi Sulistio (Group Head of Engineering PT Bumitama Gunajaya Agro).
Dalam presentasinya berjudul Oil Content in Raw Material, EkoDermawan, SVP Of Oil Palm Plantation Div Holding PTPN III menjelaskan bahwa OER (Oil Extraction Rate) atau rendemen CPO merupakan perolehan persentase minyak sawit yang dihasilkan dari proses pengolahan TBS) sawit di PKS menjadi minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO).
Dalam kegiatan operasional di kebun, ada lima faktor yang memengaruhi penurunan rendemen sawit. Pertama, buah Sangat Mentah (Fraksi 00) adalah jenis kematangan buah yang tidak baik karena belum ada satu butir berondolan yang lepas dari socket. Karena itulah, jenis buah ini tidak boleh dipanen.
Kedua, brondolan yang tidak dikutip dan tidak dihantar kepabrik tentu sangat berpengaruh besar terhadap penurunan rendemen karena persentase minyak pada berondolan lapisan luar sekitar 45-50%.
Ketiga, fruitset TBS bagus atau tidaknya ditentukan oleh lapisan berondolan yang sudah terbentuk di sekeliling tandan buah.
Keempat, sampah adalah benda-benda asing yang tidak mengandung minyak tetapi tercampur dan dibawa kelabrik, seperti potongan kayu, daun, rumput, batu, dll.
Kelima adalah oil losses di pabrik. Pabrik memangtidak dapat membuat rendemen dan tidak dapat menaikkan rendemen tetapi mampu menurunkan rendemen ketika losses tinggi.
(Selengkapnya dapat dibaca di Majalah Sawit Indonesia, Edisi 119)