JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Untuk mendapatkan pengetahuan dan pemahaman langsung perkelapasawitan langsung dari praktisi kebun sawit, sebanyak 252 mahasiswa-mahasiswi baru Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY – Stiper) mengikuti kuliah umum secara online, Senin (12 Oktober 2020).
Pada kesempatan itu, menghadirkan Ketua Umum DPP APKASINDO, Ir. Gulat Manurung, M.P.,C.APO, sebagai narasumber tunggal. Saat ini, Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) memiliki perwakilan yang tersebar di 118 Kabupaten dari 22 Provinsi. Sebagai informasi, AKPY-Stiper mendapatkan dukungan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dalam Program Beasiswa Sawit Tahun 2020.
Direktur AKPY – Stiper, Sri Gunawan mengutarakan pihaknya ingin memberi pemahaman kepada Taruna – Taruni Andalan Sawit tentang ruang lingkup Kelapa Sawit dari kacamata Petani Sawit. “Kami melihat Ketua Umum DPP Apkasindo, Gulat Manurung sangat berkopetensi menjelaskan hubungan sosial, ekonomi dan aspek lingkungan dari kelapa sawit,” ujarnya.
Selama ini AKPY – Stiper sangat mendukung peranan APKASINDO yang sangat gencar mendampingi Petani Sawit Indonesia. “Patut kita apresiasi dan AKPY sangat terbantu dalam mensosialisasikan pentingnya peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) Petani,” lanjut Sri Gunawan yang karib disapa pak Gun.
Selanjutnya, Gulat Manurung mengatakan bahwa Petani sawit saat ini sudah masuk ke Generasi ke II, generasi milenial sawit Indonesia. “Dan kami berharap alumni AKPY – Stiper akan menjadi Generasi ke III. Tidak terbayangkan kelak anak-anak menjadi Generasi ke III Petani sawit, pasti Petani Sawit akan semakin sukses meningkatkan produksi dengan konsep keserasian antara Ekonomi, Sosial dan Lingkungan,”kata Gulat.
Gulat menjelaskan periode 1990-2015 disebut Generasi I Petani Sawit Indonesia, dan Periode 2015-2040 adalah Generasi ke II. “Artinya saat Adik-Adik Taruna sawit ini masuk periode umur 40 tahun berarti Petani Sawit Indonesia sudah masuk Generasi ke III,” jelas kandidat Doktor Linkungan ini.
Menurut Gulat, pasti sangat berbeda Generasi I Petani sawit yang 88% pendidikan Petani tidak tamat SMA, hanya 12% yang tamat SMA. Sementara Generasi ke II hanya 15% yang tidak tamat SMA sederajat, 65% tamat SMA, dan 20% sudah sarjana.
“Kami berharap di Generasi ke III nanti, 65% Petani sawit sudah berpendidikan Sarjana, 35 % Tamat SMA. Generasi ke III Petani Sawit akan menjadi garda terdepan dalam meningkatkan produktivitas sawit yang setara dengan perusahaan dan inilah keinginan Presiden Jokowi, Korporasi Koperasi Sawit jadi sudah dikelola secara Business to Business (B to B),” pungkasnya.
Program D1 AKPY – Stiper sangat mendukung Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) yang digagas pemerintah yang ditargetkan terealisasi 500 ribu hektar dan program hilirasasi Tandan Buah Segar (TBS) Petani serta Program Sarana prasarana.
Kuliah umum yang membahas Perkelapasawitan Indonesia secara global juga mendapat apresiasi dari Dr. Purwadi, MS, selaku Direktur Pusat Sains Kelapa Sawit Instiper Yogjakarta. “Sesungguhnya inilah roh dari AKPY – Stiper. Ketika orang baru mengembangkan Kampus Merdeka, AKPY – Stiper 3 tahun lalu sudah terlebih dulu mengembangkannya melalui Program D1 Perkebunan Sawit. Menghubungkan Taruna sawit dengan Petani adalah cara untuk mendekatkan dunia sesungguhnya Sawit Indonesia kepada Taruna dan Taruni, faktanya memang 41% sawit itu dikelola oleh Petani,” ujarnya.