JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Davina Veronica, Model sekaligus aktris mengajak masyarakat dan perusahaan untuk mendorong praktik perkebunan sawit yang berkelanjutan. Minyak sawit menghasilkan beragam produk turunan yang berkaitan dengan kehidupan manusia.
Nama Davina Veronica memang lebih dikenal khalayak sebagai aktris maupun model. Belakangan kepeduliannya terhadap lingkungan membuat perempuan berdarah Jawa-Manado sering terlibat aktif kegiatan pelestarian lingkungan.
Di penghujung bulan Mei, Davina terlibat dalam kegiatan RSPO Circle di Jambi bersama sejumlah media nasional. Kegiatan ini mengunjungi Gapoktan Tanjung Sehati, kelompok petani swadaya penerima sertifikat RSPO.
“Saya datang ke sini sebagai pribadi dan diajak sebagai observer. Berarti posisinya sebagai konsumen. Dan yang berkaitan dengan RSPO ini, jujur saya belum banyak mempelajari soal RSPO. Jadi, saya tidak bisa berkata banyak,” kata aktris kelahiran Jakarta ini.
Menurut Davina, secara umum RSPO ingin memperoleh solusi dimana manusia dan alam terus berjalan dan hidup secara harmonis.
Tahun lalu Davina juga telah memulai keterlibatannya dalam mendukung praktik berkelanjutan di kebun sawit dengan menjadi ambasador kampanye #beliyangbaik dari WWF. Dalam kampanye tersebut, Davina bersama WWF mengajak masyarakat sebagai konsumen untuk lebih kritis membeli barang berbasis komoditas seperti sawit maupun kayu.
“Sebagai public figure diharapkan WWF mampu untuk menggugah dan meningkatkan kepedulian masyarakat. Contohnya saja, berpikir untuk membeli sesuatu dengan produk yang diketahui diproduksi secara bertanggung jawab. Misalnya kalau minyak goreng ada logo RSPO, atau kalau tisu ada FSC (Forest Stewardship Council),” jelas Davina.
Davina menambahkan dengan membeli produk yang mampu yang diproduksi secara berkelanjutan. Maka, bisa membantu pertumbuhan ekonomi tanpa mengorbankan kelestarian lingkungan. Sebab buat Davina kesejahteraan bangsa harus diutamakan. Tetapi, butuh edukasi bahwa hutan tak boleh sampai habis karena di sanalah sumber kehidupan manusia.
Di tengah beragam tudingan buruk terhadap industri sawit, Davina tetap yakin sawit punya nilai positif. Alih-alih menghujat industri sawit sebagai biang keladi perusakan alam, dalam pandangannya lebih baik mendorong praktik perkebunan berkelanjutan.
“Kalau dibilang merusak sebenarnya kembali lagi bahwa kita semua butuh sawit karena produk turunannya banyak sekali. Meskipun semua kembali pada diri sendiri sih. Makanya beli barang yang ada sertifikatnya. Kalau belum ada, dorong produsennya supaya mau melakukannya,” papar Davina.
Selain mengajak pelaku industri sawit menjalankan tata kelola sawit berkelanjutan. Davina yang juga Ketua Garda Satwa Nasional, Organisasi Perlindungan Satwa Domestik mengatakan perlu komitmen global untuk menggunakan produk sawit berkelanjutan dan mengapresiasi dengan harga seimbang.
“Dunia harus siap membayar mahal bagi hasil kebun sawit kita apalagi yang sudah tersertifikasi, siapapun yang masuk dan mengatasnamakan label berkelanjutan. Saya harap berkomitmen jelas bahwa Indonesia juga perlu dilindungi dari pembukaan lahan, dengan memberikan kompensasi harga jual berimbang,” jelasnya. (Anggar S)
Sumber foto: asiafinest.com