Konferensi Gapki tahun ini cukup spesial karena peserta akan memperoleh informasi mengenai proyeksi perubahan iklim. Selain itu, pembahasan sektor hilir mengarah kepada penguatan industri biodiesel.
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit se-Indonesia (GAPKI) kembali menyelenggarakan 9th Indonesian Palm Oil Conference(IPOC) and 2014 Price Outlook yang diadakan pada 28-29 November 2013, di The Trans Luxury Hotel, Bandung. Event bertaraf internasional ini mengambil tema tema Managing Market: Strengthening Industry Value Chain, yang dijadikan ajang bagi pemangku kepentingan di industri sawit untuk membahas isu-isu strategis industri sawit hulu dan hilir.
Mona Surya, Ketua Penyelenggara IPOC, mengatakan akan dibahas tantangan-tantangan yang di hadapi dari industri kelapa sawit terkait dengan pemanasan global, kependudukan, reforestasi yang dikaitkan dengan produksi minyak sawit berkelanjutan ke depan, tren pasar global, dan proyeksi harga minyak sawit untuk tahun berikutnya.
“Pada tahun ini, ditargetkan akan hadir kurang lebih 1500 peserta yang berasal dari lebih dari 30 negara di dunia. Jumlah ini meningkat dari konferensi tahun kemarin yang dihadiri lebih dari 1350 peserta dari 36 negara,” ujar Mona.
Hari pertama konferensi untuk sub tema “Strengthening Industry Value Chain” dan “Strengthening Supporting Industry”, kami menghadirkan Daud Dharsono (GAPKI, Paulus Tjakrawan (APROBI), Darmawan Prasodjo (Petronomist), dan Luky Eko Wuryanto (Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI).
Pada hari kedua, pembicara yang membahas sub tema “Vegetabale Oil Challenges for the Next Decade” adalah Edvin Aldrian (BMKG), Bustanul Arifin (INDEF), Emily French (ConsiliAgra) dan Petrus Gunarso (Tropenbos International). Sementara di bagian puncak acara yaitu segmen “supply, demand dan price outlook” akan ditampilkan Arifin Panigoro (Medco Duta Corporation), Xu Jianfei (Dongling Grain & Oil Co. Ltd), James Fry (LMC International), dan Dorab Mistry (Godrej International Ltd).
Joko Supriyono, Sekretaris Jenderal Gapki, mengatakan pihaknya ingin mendiskusikan industri hilir yang kuat, salah satu produk hilir yang kuat adalah biodiesel. Hal ini dapat dilihat dari peluang besar dan pasar yang jelas . “Biodiesel ini besar dan jelas, masalahnya pemerintah mau atau tidak untuk pengembangannya. Apalagi, sudah dikeluarkan permen ESDM terbaru yang ditargetkan 25% campuran biodiesel. Tentu saja, akan memberikan harapan bagi peningkatan devisa dalam negeri,” ujarnya.
Mona Surya menuturkan para pembicara yang diundang adalah pembicara yang kompeten baik bertaraf nasional maupun internasional untuk isu yang diangkat GAPKI tahun ini. “GAPKI selalu menghadirkan pembicara ahli internasional dari berbagai kalangan mulai dari pemerintah, pengamat ekonomi, trader, pemerhati pasar, akademisi dan peneliti,” ujarnya. IPOC ke sembilan ini juga akan dimeriahkan oleh pameran industri kelapa sawit yang akan diikuti ole 62 peserta.
IPOC kesembilan yang akan terselenggara di Bandung direncanakan dibuka oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, dan juga mendatangkan Menteri koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa, Meneteri Pertanian Suswono, Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal Mahendra Siregar, dan Ketua komite Ekonomi Nasional Chairul Tanjung.
Selain konferensi dua hari, juga akan diselenggarakan pameran industri kelapa sawit yang diikuti oleh 62 peserta yang akan memamerkan berbagai produk tentang perkembangan terbaru dari teknologi, produk dan jasa dalam industri kelapa sawit. Sebagai komplemen juga akan diselenggarakan turnamen golf pada tanggal 27 November 2013 di Mountain View Golf Club Bandung. (Anggar Septiadi)