JAKARTA, SAWIT INDONESIA – PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk lebih terfokus kepada peremajaan lahan dan perawatan tanaman pada tahun depan. Perusahaan tidak berencana menambah jumlah pabrik sawitnya.
“Kami siapkan belanja modal sebesar Rp 100 miliar yang sebagian besar dipakai untuk peremajaan tanaman sawit berusia tua,”kata Andi Setianto, Direktur Investor Relation PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk kepada SAWIT INDONESIA, setelah Rapat Umum Pemegang Saham – Luar Biasa (“RUPS-LB”) di Jakarta, Selasa (17/11).
Perseroan berhasil membukukan nilai penjualan sebesar Rp. 1,6 triliun sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2015. Penjualan yang positif ini ditopang dari komoditas sawit dengan nilai penjualan Rp 1,2 triliun dan komoditas karet Rp 0,4 triliun.
Hingga sembilan bulan pertama, produksi CPO perusahaan minus 9% menjadi 149.265 ton dari periode sama tahun sebelumnya berjumlah 163.137 ton. Andi Setianto mengatakan merosotnya produksi CPO disebabkan rendahnya penjualan Tandan Buah Segar (TBS) sawit dari pihak ketiga. Data perusahaan menunjukkan pembelian dari pihak ketiga sebanyak 287.303 ton lebih rendah 11% dari sembilan bulan pertama tahun lalu berjumlah 322.492 ton.
Akibatnya, total TBS yang diolah menjadi turun 761.181 ton pada periode sembilan bulan pertama tahun ini. Perusahaan mengelola perkebunan sendiri seluas 45.907 hektare terdiri dari lahan menghasilkan (mature) 38.000 hektare dan lahan belum menghasilkan (immature) 7.907 hektare.
Andi menambahkan pada tahun 2014 lalu, nilai penjualan UNSP masih tumbuh 27%. Jika dilihat, harga komoditas sawit utama yaitu CPO (Crude Palm Oil) masih dalam trend penurunan harga yang berlangsung sejak tahun 2011 hingga ke level terendah bulanan USD 480 per ton FOB Malaysia di kuartal 3-2015. Tetapi berkat kerja keras, kata Andi, Perseroan masih mampu membukukan nilai penjualan sebesar Rp. 1,6 triliun dan laba kotor Rp. 417 miliar di kuartal 3-2015.