JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Indonesia dikenal sebagai negara penghasil komoditas strategis perkebunan di dunia, seperti kelapa sawit, gula, kopi, karet, teh dan kakao. Namun, sejak lima tahun terakhir, pertumbuhan komoditas tersebut mengalami penurunan dan kalah saing dengan bangsa lain.
Berdasarkan data PT Riset Perkebunan Nusantara (RPN), pertumbuhan produksi untuk komoditas karet hanya sebesar 5,6%, kopi 0,1%, sementara komoditas kakao dan teh mengalami penurunan produksi masing-masing sebesar 7,8% dan 4,5%.
Dengan kondisi itu, PT RPN ingin mengembalikan kejayaan perkebunan Indonesia lewat acara World Plantation Conferences and Exhibition (WPLACE) 2017. Yaitu sebuah forum yang akan membahas berbagai pengembangan industri perkebunan dari aspek kebijakan, teknis usaha perkebunan dari hulu ke hilir, yang kemudian hasil forumnya menjadi rujukan pengembangan perkebunan Indonesia ke depan. Rencananya, WPLACE akan digelar pada 18-20 Oktober 2017 di Nusa Dua Convention Center di Bali.
“Melalui kegiatan ini, kami ingin menunjukkan kepada dunia bahwa masyarakat Indonesia dan stakeholder bisa mengembalikan kejayaan perkebunan Indonesia. Harapannya, Indonesia juga bisa bersaing dengan negara lain, walaupun kita tahu Malaysia boleh unggul atas komoditas kelapa sawitnya, Thailand atas karetnya, Vietnam atas kopinya, tetapi hanya negara Brazil yang bisa mengusai enam komoditas itu mengalahkan Indonesia,” tutur Teguh Wahyudi, Direktur Utama PT Riset Perkebunan Nusantara, di Pulau Dua Resto Jakarta, Rabu (16/8).
Menurutnya, permasalah itu menjadi tantangan berat bagi pelaku industri perkebunan di tengah persaingan global semakin ketat dengan adaya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Sehingga, diperlukan kreativitas antara pelaku usaha dengan pusat penelitian dalam mengembangkan teknologi dan inovasi guna memajukan industri perkebunan di Indonesia.
“Sebenarnya sudah ada PT RPN beserta pusat-pusat penelitian perkebunan di Indonesia, yang keberadaanya telah cukup lama berkipra dalam penciptaan dan pengembangan berbagai inovasi yang dibutuhkan industri perkebunan di tanah air. Saat ini sudah banyak riset hilir yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,” kata Teguh.
Dengan demikian, kata dia, teknologi dan inovasi yang dikembangkan PT RPN dan pusat penelitian lain dapat meningkatkan kinerja industri perkebunan, peningkatan produktivitas, perbaikan mutu bahan baku serta diversifikasi produk. Hal ini tentunya akan berdampak pada peningkatan permintaan pasar, baik di lingkup domestik maupun global.
WPLACE 2017 adalah forum konferensi dan pameran perkebunan yang baru pertama kali diselenggarakan di Indonesia. Forum ini berisi kegiatan seperti konferensi, forum bisnis dan pameran yang khusus membahas komoditas kelapa sawit, gula, kopi, karet, teh dan kakao . Peserta yang turut terlibat adalah para pembuat kebijakan, pemerintah, investor, banker, petani, pelaku usaha perkebunan, pedagang, importi, eksportir, akademisi dan asosiasi perkebunan.