JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Masyarakat Perkelapasawitan Indonesia (MAKSI) meminta petani maupun perusahaan untuk mewaspadai serangan oryctes (kumbang tanduk) dan ganoderma di perkebunan sawit. Ancaman oryctes muncul akibat teknik underplanting untuk kegiatan peremajaan tanaman sawit.
Masalah ini terungkap di sela-sela Pertemuan Tahunan dan Seminar Nasional APTA 2017 di Bengkulu, pada pekan lalu. Selain itu, MAKSI Wilayah Bengkulu mengadakan pertemuan terbatas dengan Ketua Umum MAKSI, Darmono Taniwiryono, PhD. Pertemuan terbatas yang dihadiri oleh Koordinator MAKSI Wilayah Bengkulu, Dr. Zulbachrum Caniago, MSi tersebut membahas mengenai ancaman Oryctes yang begitu besar terhadap tanaman kelapa sawit di wilayah dilakukannya underplating.
Teknik underplanting adalah praktek penanaman kembali (replanting) di mana tanaman muda ditanam di bawah tegakan sawit lama yang masih hidup. Tujuannya adalah untuk menghemat biaya replanting dan memberikan pendapatan kepada petani paling tidak satu tahun pertama setelah tanam dari panen yang masih bisa dinikmati dari tanaman tua. Setelah berumur satu tahun, tanaman tua kemudian dimatikan yang bertujuan supaya tanaman muda dapat tumbuh dengan baik.
Namun dalam jangka menengah dan panjang, praktek underplanting justru mengancam perkebunan sawit petani. Ancaman tersebut ditemukan oleh tim MAKSI di Bengkulu, yang berasal dari Universitas Bengkulu.
Supanjani Ph.D, Ahli agronomi, menyampaikan bahwa tegakan batang tanaman lama ternyata menjadi sarang Oryctes. Betapa tidak, dari sampel sepanjang 50 cm batang ditemukan larva Oryctes sebanyak 293 ekor. Karena berbagai instar larva ditemukan, dapat dipastikan monumen Oryctes yang menjadi sumber hama kumbang tanduk yang berkelanjutan.
Ditambahkan Supanjani karena serangga dewasa dapat terbang jauh, keberadaan monumen-monumen Oryctes dapat menjadi ancaman serius bagi kebun sawit tetangga. Oryctes mengakibatkan banyak pelepah sawit berlubang-lubang, bahkan dapat merusak titik tumbuh tanaman.
Menurut Darmono, ancaman lain datang dari Ganoderma sp., patogen penyakit busuk pangkal batang dan busuk batang. Di banyak kesempatan, ahli Ganoderma ini melarang keras sistem underplanting, terutama di daerah-daerah endemik Ganoderma.
“Mengingat besarnya ancaman hama Oryctes dan Ganoderma, MAKSI menghimbau agar model underplanting tidak diterapkan dalam pelaksanaan replanting, baik kebun plasma maupun kebun mandiri,” tegas Darmono.
Kontribusi kebun rakyat di Bengkulu mencapai 64% dari total pengusahaan sawit. Darmono menambahkan replanting sangat mendesak karena kebun sawit rakyat umumnya dari bibit yang tidak bersertifikat atau bibit asalan. Untuk meyakinkan para pelaku usaha MAKSI Bengkulu sedang melakukan kajian ilmiah yang lebih dalam terhadap fenomena tersebut.