JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Wilmar Grup, kelompok usaha kelapa sawit, mempertanyakan validitas data Walhi, LSM Lingkungn Hidup, bahwa 27 perusahaan Wilmar Group berkontribusi besar atas terjadinya kebakaran hutan provinsi tersebut.
Komisaris Wilmar Group MP Tumanggor mengatakan bahwa data yang dikeluarkan Walhi tidak punya dasar jelas. “Data tersebut tidak benar dan terkesan asal comot saja. harusnya Walhi tidak gegabah. Semua data harus diverifiasi, jangan hanya katanya lantas menyebut Wilmar. Ini membahayakan,” kata Tumanggor dalam rilis yang diterima sawitindonesia.com.
Sebelumnya pada awal Oktober, Walhi merilis data Hasil analisis dari 5 propinsi yang dilanda asap terparah, yakni Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah menunjukkan bahwa mayoritas titik api yang ditemukan di tahun ini berada di dalam konsesi perusahaan, terutama HTI (Hutan Tanaman Industri) sebanyak 5.669 titik api dan perkebunan kelapa sawit sebanyak 9.168 titik api. Berdasarkan konsesi perusahaan menunjukkan bahwa di 4 provinsi (Jambi, Sumsel, Riau, dan Kalteng), terdapat 27 perusahaan dibawah grup Wilmar ditemukan berkontribusi terhadap keseluruhan jumlah titik api.
Tumanggor membantah data Walhi bahwa berdasarkan data perusahaan yang ada di empat wilayah tersebut hanya berjumlah 13 perusahaan perkebunan dengan rincian tujuh perusahaan di Kalimantan Tengah antara lain PT Kerry Sawit, PT Mustika Sembuluh, PT Bumi Sawit Kencana, PT Sarana Titian Permata, PT Mentaya Sawit Mas, PT Kurnia Kencana Permai Sejati, dan PT Rimba Harapan Sakti.
Sedangkan, empat perusahaan di Sumatera Selata yaitu, yakni Agro Palindo Sakti, Buluh Cawang Plantation, Musi Banyuasin Indah, dan Tania Selatan. Dua perusahaan lain di wilayah Riau: PT Murini Samsam dan PT Sinarsiak Dian Permai.
“Dua perusahaan di Riau tidak ada masalah dengan kebakaran hutan dan lahan mulai dari berdiri sampai saat ini. Sedangkan di Jambi Wilmar tidak memiliki kebun namun memiliki PKS, ini tentu sesuatu yang sangat berbeda,” jelas Tumanggor.
Tumanggor menambahkan bahwa kebakaran hutan juga menimpa sebagian kecil areal HGU kebun milik Wilmar Group di Kalimantan Tengah dan Sumatera Selatan. Dia menyebutkan bahwa asal api berasal dari luar lahan dan juga di areal inclave.
“Bekerjasama dengan TNI kami juga memedamkan api tersebut, jangan dikira kami senang dengan kebakaran hutan. Dan kami juga sudah laporkan polisi untuk diusut,” tambah Tumanggor.
Wilmar Group adalah merupakan perusahaan yang berkomitmen tinggi terhadap kelestarian lingkungan, khususnya di industri sawit. hal ini terbukti dari keikutsertaan Wilmar Group dalam beragam standar sawit lestari seperti ISPO, dan RSPO. Wilmar Group juga tercatat sebagai salah satu perusahaan menginisiasi Indonesia Palm Oil Pledge (IPOP). (Anggar Septiadi)
Sumber foto: dinaskehutanan.riau.go.id