JAKARTA, SAWIT INDONESIA – President Director of Gaya Makmur Tractors, Rahmansyah ungkap bahwa unit-unit (produk) dari XCMG yang dipasarkan di Indonesia aman dan nyaris tidak ada kendala saat menggunakan biofuel atau biodiesel (B35).
“Selama ini kami telah prepare dengan unit dan disesuaikan dengan bahan bakar (biofuel) yang ada di Indonesia. Intinya engine XCMG selama ini tidak ada kendala ketika menggunakan B20, B30 dan sekarang B35,” ungkapnya, saat berbincang dengan media, di lokasi pameran alat berat untuk sektor pertambangan, di JIExpo, Jakarta, pada Rabu (13 September 2023).
“Bahkan, untuk B40 yang saat ini sedang diuji coba pemerintah, akan tetap aman untuk unit XCMG. Karena unit-unit (produk) XCMG yang dipasarkan di Indonesia sudah disesuai dengan kondisi bahan bakar (biofuel) yang dikembangkan pemerintah Indonesia,” tambah Rahmansyah.
Gaya Makmur Tractors merupakan perusahaan yang fokus memasarkan alat berat di Indonesia, untuk keperluan dan mendukung usaha di berbagai sektor, tak terkecuali pertambangan dan perrkebunan. Salah satunya memasarkan produk XCMG dengan berbagai produk dan tipe yang beragam.
Seperti diketahui, saat sejak 1 Februari lalu, pemerintah telah mengeluarkan mandatory biosolar 35 persen (B35). Yaitu pencampuran biodiesel dari FAME (Fatty Acid Methyl Ester) yang merupakan Bahan Bakar Nabati (BBN) berbasis crude palm oil (CPO) sebanyak 35% (B35) ke dalam bahan bakar minyak (BBM) jenis Solar.
Seperti diberitakan sawitindonesia.com, pemerintah tengah berusaha untuk meningkatkan bauran Bahan Bakar Nabati (BBN) berbasis sawit (FAME) menjadi 40% (B40). Dan, uji coba akan dilakukan pada alat berat.
Direktur Bioenergi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Edi Wibowo menjelaskan bahwa tahun ini B40 akan diuji coba pada alat-alat berat yang sering digunakan pada industri pertambangan.
Uji coba B40 di alat berat ini akan melibatkan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) berkaitan pembiayaan. Selain itu, perusahaan penyedia alat berat akan diajak untuk diuji coba menggunakan bahan bakar B40.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah melaksanakan program pemanfaatan bahan bakar nabati sejak tahun 2006 dan sejak saat itu Kementerian ESDM terus mengembangkan bahan bakar nabati yang salah satunya adalah biodiesel yang dimulai dari Biodiesel 2,5 persen (B2,5) yaitu campuran bahan bakar nabati sebesar 2,5 persen dengan bahan bakar solar.
“Selama program biodiesel diimplementasikan, tidak ada kendala dalam penggunaan mandatori biodiesel semenjak dijalankan 2015. Lalu dilanjutkan B15 kemudian 2016, B20 kemudian B30. Semenjak 1 Februari 2023, pemerintah telah menerapkan B35,” kata Edi Wibowo, Direktur Bioenergi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM.
Dari informasi yang dihimpun redaksi sawitindonesia.com, saat ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah mematangkan persiapan dan kajian untuk dapat mengimplementasikan program biodiesel B40 atau campuran Solar dengan 40 persen bahan bakar nabati (BBN) berbasis minyak sawit. Dan, segera melanjutkan uji terap B40 pada sektor alat berat, kapal laut, alat dan mesin pertanian, serta kereta api.