JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Ekspor minyak sawit menunjukkan tren positif dalam tiga bulan pertama tahun ini. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menunjukkan peningkatan 9 persen menjadi 6,14 juta ton dibandingkan periode yang sama 2015 yang sebesar 5,6 juta ton. Memberikan dampak positif kepada peningkatan harga CPO.
Kenaikan permintaan ini mendorong harga CPO terus meningkat lantaran suplai minyak sawit sedang tertekan. Fadhil Hasan, Direktur Eksekutif GAPKI menyebutkan dari sisi harga, sepanjang Maret harga CPO global bergerak di kisaran US$ 642.5 – US$ 717.5 per metrik ton, dengan harga rata-rata US$ 681,8 per ton. Harga rata-rata Maret 2016 ini naik sebesar 8,4% dibandingkan harga rata-rata pada Februari yaitu US$ 628,9 per metrik ton.
Sementara itu harga CPO global sepanjang tiga pekan April 2016 bergerak di kisaran US$ 692,5 – US$ 735 per metrik ton. Harga terus menunjukkan tren naik dan terus terkerek karena penurunan produksi di Indonesia dan Malaysia sebagai akibat dari pengaruh El Nino tahun lalu.
Melihat tren yang berkembang, GAPKI memperkirakan harga CPO global sampai pada akhir April akan bergerak di kisaran US$ 690 – US$ 730 per metrik ton. Pada Maret dan April 2016, Bea Keluar masih nol sehingga yang berlaku hanya pungutan CPO Fund saja.
Pada Maret ini, produksi biodiesel mencapai 270 ribu kl dengan penyerapan biodiesel di dalam negeri mencapai 200 ribu kiloliter (kl). Penyerapan biodiesel pada Maret turun 32% dibandingkan bulan lalu yakni sebesar 294 ribu kl.
Menurut data yang dicatat GAPKI, penyerapan biodiesel untuk triwulan pertama 2016 telah mencapai 732 ribu kl. Dengan kinerja penyerapan yang konsisten, GAPKI optimis pada tahun 2016 target penyerapan biodiesel 3 juta kl bisa tercapai.
Sementara itu, stok minyak sawit Indonesia termasuk biodiesel dan oleochemical pada Maret tercatat sebanyak 3,02 juta ton atau turun sebesar 12% dibanding dengan bulan lalu sebesar 3,44 juta ton. (Qayuum)