Senyum lebar terpancar dari wajah Dinas Sebayang selaku Presiden Direktur PT Lancarjaya Mitra Abadi, ketika diminta memberikan testimoni mengenai alat berat PT Intraco Penta Wahana yang dinaungi oleh PT Intraco Penta, Tbk. Sebab, selama dua tahun menjadi pengguna produk alat berat PT Intraco Penta Wahana, tidak pernah ada kerusakan sama sekali. Kalaupun ada kerusakan itu tidak terjadi untuk produk alat beratnya seperti Mahindra melainkan bagian dari pengait traktor di trailer alat pengangkutnya.
Sebelum bergerak di bidang kontraktor perkebunan dan pertambangan, Dinas Sebayang sempat bekerja di perusahaan alat berat terkemuka di Indonesia, bahkan hingga menduduki jajaran top management. Tak heran dengan pengalaman bekerjanya tadi, dirinya paham seluk beluk berbagai macam jenis produk dan spesifikasi alat berat. Menurutnya, alat berat yang dibutuhkan harus efisien dan menopang dalam menjalankan bisnis kontraktor seperti jasa pembukaan lahan dan pengangkutan hasil panen.
Untuk itulah, Dinas Sebayang lebih memilih traktor Mahindra karena memiliki nilai lebih tinggi. Nilai dimaksud adalah apa yang dibayar sesuai dengan apa yang saya berikan. Sebab, harga Mahindra ini bersaing lebih murah 30%-40% dari produk alat berat lain yang lebih ternama. “Jadi saya membeli produk dengan harga biasa tetapi hasil kerjanya sangat luar biasa,” kata Dinas Sebayang.
Tan Hasan, Direktur Operasional PT Lancarjaya Mitra Abadi, mengatakan Mahindra termasuk traktor yang kuat dan horse power bagus.Untuk kontur lahan menanjak, traktor ini dapat digunakan dengan baik dan juga tergantung kepentingan kerja seperti pengangkutan buah sawit.
Tak hanya Mahindra, PT Lancarjaya Mitra Abadi juga menggunakan produk Volvo antara lain excavator, Vobro Compactor yang lisensinya dipegang oleh PT Intraco Penta Prima Servis, sesama anak usaha dari PT Intraco Penta, Tbk. Keunggulan produk Volvo ini sangat irit dari pemakaian bahan bakar dan bertenaga karena memakai pompa EC Kawasaki. Dinas Sebayang mengatakan pembelian alat berat seperti Mahindra dan Volvo dengan pertimbangan untuk membantu kerja perusahaan, bukan dijual kembali.
Sampai tahun ini, jumlah produk Volvo perusahaan sekitar 80 unit. Sementara, traktor Mahindra yang dimiliki perusahaan sebanyak 10 unit. Sehingga, total produk alat berat yang telah dibeli mencapai 90 unit gabungan dari produk alat berat PT Intraco Penta Wahana dan PT Intraco Penta Prima Servis.
Sebagai mantan pelaku industri alat berat, Dinas Sebayang optimistis penjualan traktor Mahindra akan menjadi pilihan utama industri perkebunan sawit dan kalangan kontraktor perkebunan, apabila melihat berbagai keunggulan yang dimilikinya. Syaratnya, ada dukungan dari strategi pemasaran yang mesti lebih diperkuat, dengan dilengkapi layanan purna jual dan promosi yang efektif. (Qayuum)