Di awal tahun 2015, pendapatan perusahaan sawit mengalami turun antara 15%-30%. Rendahnya permintaan dan buruknya harga jual menjadi penyebab utama.
Kuartal pertama ini, perusahaan sawit merasakan dampak negatif penurunan harga komoditas. Pendapatan mereka merosot signifikan dibandingkan awal tahun kemarin dimana rata-rata harga jual CPO berada di atas Rp 8.000 per kilogram.
Dalam laporan keuangan tiga bulan pertama ini, PT Sinarmas Resources and Technology (SMAR) Tbk merosot pendapatannya 17% menjadi Rp 7,5 Triliun daripada periode sama tahun kemarin berjumlah Rp Rp 9 triliun. Minusnya pendapatan anak usaha Sinarmas Grup ini diakibatkan harga jual dan volume penjualan. Walaupun turun, pemasukan perusahaan masih tertolong dari penjualan produk turunan minyak sawit yang berkontribusi 63%. Sisanya dari penjualan CPO dan non olahan.
Buruknya penjualan produk CPO Sinarmas dipengaruhi performa hasil produksi kebun. Sepanjang kuartal pertama ini, produksi CPO perusahaan turun 11,5% menjadi 158.188 ton dari periode sebelumnya berjumlah 178.714 ton. Hal ini disebabkan merosotnya panen TBS mereka sekitar 7,9% menjadi 664.297 ton.
Begitupula dengan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) menghadapi penurunan kinerja sepanjang kuartal pertama 2015. Penjualan bersih AALI sepanjang QI 2015 turun 13,2% menjadi Rp 3,23 triliun dari periode yang sama tahun 2014 sebesar Rp 3,7 triliun.
Rendahnya pendapatan ini dipengaruhi produksi dan harga jual CPO AALI yang turun masing-masing 4,2% dan 12,4%. Harga jual CPO AALI sebesar Rp 7.839 per kilogram pada kuartal pertama lebih rendah dari periode sama tahun lalu Rp 8.949 per kilogram.
Dibandingkan periode yang sama tahun lalu, volume penjualan CPO AALI pada QI 2015 mengalami penurunan sebesar 18% menjadi 257.786 ton. Begitupula dengan penjualan kernel merosot 3,6% menjadi 74.610 ton. Tapi, volume penjualan olein naik sebesar 46,3% menjadi 59.699 ton.
Penurunan drastis dialami PT PP London Sumatra Tbk yang membukukan penjualan Rp 888,5 miliar. Nilai ini lebih rendah 30,6% dibandingkan kuartal pertama tahun kemarin berjumlah Rp 1,28 triliun. Sama seperti emiten lain, penjualan Lonsum akibat merosotnya harga jual karet serta sawit dan jumlah penjualan .
Volume penjualan CPO turun 23,1% menjadi 87.356 ton pada kuartal pertama tahun ini. Hampir 84% penjualan CPO diserap PT Salim Ivomas Tbk sesuai ketentuan komersial wajar dan perusahaan lain. Untuk penjualan inti sawit menurun 11,4% menjadi 21.537 ton dan sama dengan penjualan produk karet minus 1,5% menjadi 3.216 ton pada kuartal pertama tahun ini.
(Lebih lengkap baca Majalah SAWIT INDONESIA Edisi Mei-Juni 2015)