• Beranda
  • Rubrik
    • Analisis
    • Artikel
    • Berita Terbaru
    • Edisi Terbaru
    • Event
    • Hama Penyakit
    • Hot Issue
    • Inovasi
    • Kinerja
    • Oase
    • Palm Oil Good
    • Pojok Koperasi
    • Profil Produk
    • Sajian Utama
    • Seremoni
    • Sosok
    • Tata Kelola
  • Tentang Kami
  • Susunan Redaksi
  • Hubungi Kami
Facebook Twitter Instagram
Tuesday, 21 March 2023
Trending
  • Presiden Tinjau Food Estate di Papua
  • Perkebunan Kelapa Sawit Membangun Jalan Provinsi
  • Dukung Pemerintah, Minamas Plantation Hibahkan 20 Ribu Benih Sawit Icalix Ke Petani Honduras
  • GAPKI Kalbar Berkomitmen Pemeliharaan Jalan Provinsi
  • Wujudkan Riau Bebas Asap Tahun 2023
  • UMKM Menjadi Raja di Marketplace Lokal
  • Itjen Kementan Berkolaborasi Dengan Pemda Banyuasin Jaga Pangan
  • Indonesia Membantu Bibit Kelapa Sawit Ke Ratusan Petani Kecil Honduras
Facebook Instagram Twitter YouTube
Majalah Sawit Indonesia OnlineMajalah Sawit Indonesia Online
Subscribe
  • Beranda
  • Rubrik
    • Analisis
    • Artikel
    • Berita Terbaru
    • Edisi Terbaru
    • Event
    • Hama Penyakit
    • Hot Issue
    • Inovasi
    • Kinerja
    • Oase
    • Palm Oil Good
    • Pojok Koperasi
    • Profil Produk
    • Sajian Utama
    • Seremoni
    • Sosok
    • Tata Kelola
  • Tentang Kami
  • Susunan Redaksi
  • Hubungi Kami
Majalah Sawit Indonesia OnlineMajalah Sawit Indonesia Online
Home » TATA AIR LAHAN GAMBUT UNTUK MANAJEMEN BANJIR DAN KEKERINGAN DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (Bagian Kedua)
Artikel

TATA AIR LAHAN GAMBUT UNTUK MANAJEMEN BANJIR DAN KEKERINGAN DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (Bagian Kedua)

By RedaksiJune 4, 20163 Mins Read
WhatsApp Facebook Twitter Telegram LinkedIn Pinterest Email
Share
WhatsApp Facebook Twitter Telegram LinkedIn Pinterest Email

 

Pengaturan tinggi muka air di saluran drainase (tidak melebihi 40 cm di bawah permukaan tanah/piringan sesuai PP No 71 tahun 2014) merupakan salah satu kunci tata air di perkebunan kelapa sawit karena berfungsi:

  • Menjaga kebasahan gambut.
  • Mencegah keruntuhan jalan. Jalan sangat mahal konstruksinya di lahan gambut dan usaha mempertahankan waktu layanannya merupakan salah satu prioritas utama budidaya.
  • Mengurangi laju penurunan muka tanah (land subsidence).

Akibat dari penurunan muka tanah yang berlebihan:

  • Penurunan muka tanah di daerah hilir gambut mengakibatkan di masa mendatang tinggi muka tanah gambut berada di bawah permukaan sungai sehingga lahan gambut menjadi kurang ekonomis menjadi lahan budidaya.
  • Pohon menjadi lebih mudah miring dan rubuh.
  • Mengurangi risiko defisiensi hara Cu. Pupuk untuk mineral ini relatif mahal dan jika defisiensi terlambat dikoreksi bisa mengakibatkan kematian tanaman.
  • Mencegah teroksidasinya lapisan berpirit (di lahan gambut sulfat masam). Teroksidasinya lapisan berpirit mengakibatkan keracunan tanaman. Khusus lahan gambut sulfat masam, aliran temporer yang berasal dari pasang sungai diatur untuk memudahkan pencucian lahan dan mengatasi kekeringan.
  • Menjaga muka air yang terjaga di saluran drainase, terutama pada musim kering, berfungsi sebagai sekat bakar alami untuk mengurangi kemungkinan perambatan api antar blok.
Baca juga :   APKASINDO : Tuduhan Pepsico dan Campina, Lukai Petani Sawit

Bangunan utama yang berfungsi untuk mempertahankan tinggi muka air adalah sekat kanal dan pintu air. Berdasarkan best practice yang dikeluarkan RSPO (2013), setiap penurunan muka air 20 cm dalam collection drain dibuat 1 sekat kanal, namun optimasi jumlah dan penempatan sekat kanal haruslah berdasarkan:

  • Peta kontur detail
  • Kecepatan aliran air
  • Peta arah aliran air di sistem drainase selama musim kering dan musim hujan
  • Peta historis banjir, kekeringan dan kebakaran (bila ada)
  • Data/informasi tinggi muka air maksimum dan minimum sungai, serta tinggi banjir maksimum dan minimum di masing – masing blok yang terdampak
  • Data laju penurunan muka tanah (land subsidence)
  • Data monitoring harian tinggi muka air di parit primer (main drain) dan sekunder (collection drain)

Perlu ditekankan bahwa pengendalian struktural, contohnya dengan pembangunan bangunan air (Tabel 1) di lahan gambut harus mempertimbangkan aspek geoteknik, karena karakteristik geoteknik lahan gambut yang sangat jelek. Setiap bangunan air yang dibangun harus dikonsultasikan dengan ahli geoteknik, terutama flood basin (waduk banjir), water gate (pintu air) dan dyke (tanggul). Sekat kanal dapat dibangun berdasarkan best practices setempat, namun jika dibangun massal dalam waktu singkat, penentuan dimensi optimum harus dilakukan dengan konsultasi kepada ahli geoteknik.

Baca juga :   CPOPC Bersama Perusahaan Indonesia Dan Malaysia Bantu Petani Sawit Honduras

Catatan:

  • Artikel ini merupakan artikel pribadi penulis, dan bukan mewakili pandangan institusi tempat penulis bekerja atau mengajar.
  • Penulis tidak bertanggung jawab secara teknis, hukum dan finansial atas penggunaan isi dan rekomendasi dalam artikel ini, baik untuk kultur teknis perkebunan, konservasi dan penggunaan lain, jika terjadi kerugian finansial serta timbulnya masalah teknis, sosial maupun hukum.
  • Dilarang mengutip dan mempublikasikan bagian atau keseluruhan dari artikel ini tanpa seijin tertulis dari penulis.
  • Tulisan ini terbagi atas dua bagian. Bagian pertama dimuat di Majalah Sawit Indonesia edisi 15 April-15 Mei 2016. Bagian kedua akan dilanjutkan Majalah Sawit Indonesia edisi 15 Mei-15 Juni 2016.
  • Artikel ini disusun berdasarkan pengalaman penulis sebagai praktisi dan akademisi di bidang tata air
Baca juga :   Apresiasi IOPC 2022, Erick Thohir: Sawit Solusi Bagi Krisis Pangan dan Energi

*Penulis lulusan Teknik Lingkungan Institut Teknologi Bandung dan Agriculture and Bioresource Engineering Wageningen University, Belanda

(Selengkapnya Majalah SAWIT INDONESIA Edisi 15 April-15 Mei 2016)

kelapa sawit sawit
Share. WhatsApp Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Email Telegram

Related Posts

CPOPC Bersama Perusahaan Indonesia Dan Malaysia Bantu Petani Sawit Honduras

16 hours ago Berita Terbaru

APKASINDO : Tuduhan Pepsico dan Campina, Lukai Petani Sawit

3 days ago Berita Terbaru

Apresiasi IOPC 2022, Erick Thohir: Sawit Solusi Bagi Krisis Pangan dan Energi

7 days ago Berita Terbaru

Indonesian Planters Society Edukasi Petani Sawit

1 week ago Berita Terbaru

Dwi Sutoro dan Eddy Martono Kandidat Ketum GAPKI, Ini Profil Keduanya

2 weeks ago Berita Terbaru

Menghadapi Program PSR: Peternak Pelaku SISKA siap Berkolaborasi dengan BPU Universitas Jambi dalam Bisnis Jasa ISQM

2 weeks ago Artikel

Pesan Bang Joefly Jelang Munas GAPKI XI

2 weeks ago Berita Terbaru

GAPKI Butuh Karakter Ketua Umum Visioner, Petarung dan Merah Putih

2 weeks ago Berita Terbaru

Dwi Sutoro, Calon Nakhoda Baru GAPKI, Jembatan Industri Dengan Pemerintah

2 weeks ago Berita Terbaru
Edisi Terbaru

Majalah Sawit Indonesia Edisi 136

Edisi Terbaru 4 weeks ago2 Mins Read
Event

Diskusi Hybrid Strategi Indonesia Menjadi Barometer Harga Sawit Dunia

Event 3 weeks ago2 Mins Read
Latest Post

Presiden Tinjau Food Estate di Papua

5 hours ago

Perkebunan Kelapa Sawit Membangun Jalan Provinsi

6 hours ago

Dukung Pemerintah, Minamas Plantation Hibahkan 20 Ribu Benih Sawit Icalix Ke Petani Honduras

7 hours ago

GAPKI Kalbar Berkomitmen Pemeliharaan Jalan Provinsi

7 hours ago

Wujudkan Riau Bebas Asap Tahun 2023

8 hours ago
WhatsApp Telegram Facebook Instagram Twitter
© 2023 Development by Majalah Sawit Indonesia Development Tim.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.

Go to mobile version