• Beranda
  • Rubrik
    • Analisis
    • Artikel
    • Berita Terbaru
    • Edisi Terbaru
    • Event
    • Hama Penyakit
    • Hot Issue
    • Inovasi
    • Kinerja
    • Oase
    • Palm Oil Good
    • Pojok Koperasi
    • Profil Produk
    • Sajian Utama
    • Seremoni
    • Sosok
    • Tata Kelola
  • Tentang Kami
  • Susunan Redaksi
  • Hubungi Kami
Facebook Twitter Instagram
Kamis, 2 Februari 2023
Trending
  • DLHK Riau Minta Perusahaan Siaga Karhutla
  • Indonesia’s FOLU Net Sink 2030, Sebagai Bentuk Komitmen Provinsi Sumatera Barat
  • Ibu Negara dan Oase-KIM Dukung Penguatan Pangan Nasional
  • GAPKI Bermanfaat Untuk Semua
  • Kapasitas Terpasang Pembangkit EBT 2022 Lebihi Target
  • Akibat Banjir Panen TBS Tertunda
  • Gunakan BSF, Korindo Fasilitasi Pengolahan Limbah Organik Pertama di Indonesia
  • Era Baru BBN, Indonesia Siap Implementasikan B35
Facebook Instagram Twitter YouTube
Majalah Sawit Indonesia OnlineMajalah Sawit Indonesia Online
Subscribe
  • Beranda
  • Rubrik
    • Analisis
    • Artikel
    • Berita Terbaru
    • Edisi Terbaru
    • Event
    • Hama Penyakit
    • Hot Issue
    • Inovasi
    • Kinerja
    • Oase
    • Palm Oil Good
    • Pojok Koperasi
    • Profil Produk
    • Sajian Utama
    • Seremoni
    • Sosok
    • Tata Kelola
  • Tentang Kami
  • Susunan Redaksi
  • Hubungi Kami
Majalah Sawit Indonesia OnlineMajalah Sawit Indonesia Online
Home » Tahap Awal, Fokus Restorasi Gambut di Kawasan Budidaya
Berita Terbaru

Tahap Awal, Fokus Restorasi Gambut di Kawasan Budidaya

By RedaksiApril 1, 20162 Mins Read
WhatsApp Facebook Twitter Telegram LinkedIn Pinterest Email
Share
WhatsApp Facebook Twitter Telegram LinkedIn Pinterest Email

JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Pemerintah akan merestorasi lahan gambut seluas 834.491 hektare di empat daerah yaitu Kepulauan Meranti (Riau), Ogan Komering Ilir dan Musi Banyuasin (Sumatra Selatan), dan Pulang Pisau (Kalimantan Tengah). Lebih banyak difokuskan kepada kawasan budidaya di mana pemegang konsesi diminta ikut terlibat.

Kegiatan restorasi ini menjadi tanggung jawab Badan Restorasi Gambut (BRG) yang bekerjasama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Bappenas, Badan Informasi dan Geospasial (BIG) beserta organisasi non pemerintah.

Nazir Foead, Kepala BRG, menjelaskan pada tahap awal restorasi gambut berada di kawasan budidaya sekitar 77% dan 23% kawasan lindung dengan luas total 834.491 hektare.

Baca juga :   Pesan Bang GM : Next Pemimpin GAPKI, Saling Menjaga Harus Dilanjutkan

Ditambahkan Nazir, restorasi menjadi tanggung jawab korporasi pemegang konsesi bukan hanya tugas Pemerintah. Sebab, 77% lokasi indikatif restorasi ada di kawasan budidaya.

“Keberadaan standar kerja restorasi yang jelas dan monitoring pelaksanaannya menjadi kebutuhan mendesak dan kerjasama konstruktif dengan dunia usaha,” ujarnya seperti dilansir dari situs setkab.go.id.

Deputi bidang Perencanaan dan Kerja Sama BRG, Budi Wardhana,mengatakan kegiatan restorasi akan ditentukan berdasarkan pada status lahan, kondisi topografi dan hidrologis aliran air bawah permukaan, kegiatan budidaya dan kondisi sosial budaya masyarakat. Dengan begitu, pihaknya akan membuat pemetaan detail di lokasi tadi.

Baca juga :   Aprobi Jamin Pasokan Biodiesel Untuk Mandatori B35

Ada empat kriteria yang menjadi arahan lokasi restorasi yaitu: (i) Lahan yang bergambut; (ii) Kondisi tutupan lahan; (iii) Keberadaan kanal dan dampak pengembangan kanal; dan (iv) Historis kebakaran dalam 5 tahun terakhir.

Beberapa waktu lalu, Joko Supriyono, Ketua Umum GAPKI, meminta kegiatan restorasi difokuskan kepada kepada kawasan gambut yang rusak. Dikatakan Joko, keinginan BRG yang meminta perusahaan terlibat dalam kegiatan restorasi tampaknya sulit dilakukan, karena perusahaan mampu menjalankan kegiatan budidaya. Tetapi tidak punya kemampuan merestorasi gambut.

Baca juga :   Kumpulkan 30 Produsen, Mendag Targetkan Suplai Minyak Goreng Capai 450 Ribu Ton/bulan

Teten Masduki, Kepala Staf Presiden meminta semua pihak untuk mendukung kegiatan aksi restorasi gambut di empat kabupaten. Karena masalah asap selama 17 tahun belakangan ini terjadi di lahan gambut. (Qayuum Amri)

,

Related posts:

  1. Vallauthan Subraminam Diangkat Menjadi Dirut Sawit Sumbermas
  2. Dari Kesehatan, Ini 5 Keunggulan Minyak Goreng Sawit Dari Minyak Nabati Lain
  3. Mentan: Hasilkan Devisa Rp 250 Triliun, Industri Sawit Tulang Punggung Ekonomi Negara
  4. Cargill Berikan Beasiswa Kepada 20 Mahasiswa Berprestasi
kelapa sawit sawit
Share. WhatsApp Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Email Telegram

Related Posts

DLHK Riau Minta Perusahaan Siaga Karhutla

12 menit ago Berita Terbaru

Indonesia’s FOLU Net Sink 2030, Sebagai Bentuk Komitmen Provinsi Sumatera Barat

1 jam ago Berita Terbaru

Ibu Negara dan Oase-KIM Dukung Penguatan Pangan Nasional

2 jam ago Berita Terbaru

Kapasitas Terpasang Pembangkit EBT 2022 Lebihi Target

4 jam ago Berita Terbaru

Akibat Banjir Panen TBS Tertunda

5 jam ago Berita Terbaru

Gunakan BSF, Korindo Fasilitasi Pengolahan Limbah Organik Pertama di Indonesia

5 jam ago Berita Terbaru

Era Baru BBN, Indonesia Siap Implementasikan B35

6 jam ago Berita Terbaru

Gaikindo: Bahan Bakar B35 Sebaiknya Sesuai Standar Emisi Euro 4

7 jam ago Berita Terbaru

BGA Group dan BKSDA Bekerjasama Dalam Pelepasliaran Owa Kalimantan

19 jam ago Berita Terbaru
Edisi Terbaru
Edisi Terbaru

Cover Majalah Sawit Indonesia, Edisi 135

Redaksi SI3 hari ago1 Min Read
Event
Event

Talkshow Sawit Indonesia Award 2022

Redaksi2 bulan ago1 Min Read
Latest Post

DLHK Riau Minta Perusahaan Siaga Karhutla

12 menit ago

Indonesia’s FOLU Net Sink 2030, Sebagai Bentuk Komitmen Provinsi Sumatera Barat

1 jam ago

Ibu Negara dan Oase-KIM Dukung Penguatan Pangan Nasional

2 jam ago

GAPKI Bermanfaat Untuk Semua

3 jam ago

Kapasitas Terpasang Pembangkit EBT 2022 Lebihi Target

4 jam ago
WhatsApp Telegram Facebook Instagram Twitter
© 2023 Development by Majalah Sawit Indonesia Development Tim.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.

Go to mobile version