PT Robust Multilab Solusindo menyediakan solusi laboratorium kelapa sawit untuk memberikan layanan purna jual prima. Memiliki alat yang khusus digunakan untuk kegiatan pemuliaan benih dengan teknologi kultur jaringan.
Kegiatan meningkatkan kualitas dan produktivitas sawit tidak dapat dilepaskan dari dukungan teknologi. Dalam hal ini, peranan laboratorium sangatlah penting sebagai tempat penelitian dan pengembangan berbagai macam inovasi yang berkaitan dari kegiatan pra produksi sampai pasca produksi buah sawit.
Suwartono, Direktur PT Robust Multilab Solusindo mengungkapkan perusahaan sawit minimum harus memiliki tiga laboratorium untuk menjaga maupun meningkatkan produktivitasnya. Ketiga laboratorium tersebut adalah laboratorium analisa, laboratorium instrumen, dan laboratorium mikrobiologi.
“Laboratorium yang baik adalah laboratorium yang hasil pengujiannya mampu dipertanggungjawabkan dengan standar yang ada. Robust sendiri memiliki kompetensi untuk menyediakan solusi terpadu kebutuhan laboratorium untuk industri sawit,” tambah Suwartono.
Ia melanjutkan bahwa perusahaanya mampu menyediakan solusi laboratorium dari mulai mendesain, membangun, mengisi, dan mengoperasionalkan. Termasuk jika diperlukan untuk menyediakan tenaga laboratorium yang kompeten. Termasuk menjamin akses untuk mendapatkan sertifikat ISO:17025, yang merupakan standar lab yang punya kewenangan untuk mengeluarkan hasil analisa bersertifikat.
Selain tiga jenis laboratorium tadi, Suwartono juga menyarankan agar setiap perusahaan perkebunan sawit memiliki laboratorium khusus untuk meneliti ganoderma, dan laboratorium kultur jaringan. Ganoderma sendiri memang dikenal sebagai penyakit paling berbahaya bagi kelapa sawit.
“Ganoderma merupakan penyakit yang membahayakan sawit, makanya harus ada lab khusus untuk mengantisipasi ganoderma. Jadi penyebarannya bagaimana? Kalau analisa itu kan harus a-z, dari cara menanamnya, proses pembibitan. Setelah di lapangan di cek apakah itu dari tanah, iklim atau dibawa dari carrier. Nah di sanalah fungsi adanya lab khusus penyakit. Itu khusus, lab harus dikondisikan,” jelas Suwartono.
Sedangkan untuk laboratorium kultur jaringan berfungsi untuk fase generatif tanaman agar memperoleh hasil yang maksimum. Saat ini, Robust Multilab sedang mempersiapkan produk khusus untuk laboratorium kultur jaringan yang akan dilaunching beberapa bulan mendatang.
“Pada tahun ini, kami lebih ekspansif di industri sawit dengan mengeluarkan beberapa solusi andalan seperti laboratorium mikrobiologi dan laboratorium kultur jaringan. Sawit baru berbuah empat sampai lima tahun lagi supaya memastikan bibit punya produktivitas yang sama dengan induknya maka digunakan kultur jaringan. Karena kalau pakai kultur jaringan pasti akan sama, asal tidak ada kesalahan penanaman,” papar Suwartono.
Bayu Efendi, Manajer Produksi PT Robust Multilab Solusindo menambahkan perusahaan dapat membantu kegiatan pemuliaan benih sawit melalui teknik kultur jaringan tersebut. Robust menawarkan alat khusus untuk teknologi kultur jaringan yaitu laminer airflow dan biological safety cabinet. Kedua alat ini bisa menjaga supaya jaringan yang dikembangbiakan tetap steril dan tidak terkontaminasi.
“Jadi ruangannya harus, steril, kelembapan dijaga, debu dihitung, jadi harus terukur semuanya. Karena dikhawatirkan akan ada kontaminan yang lain akibat tidak bisa tumbuh karena kesalahan waktu persiapan,” kata Bayu.
(Lebih lengkap baca Majalah SAWIT INDONESIA Edisi 15 Februari – 15 Maret 2016)