JAKARTA, SAWITINDONESIA – Sebagai produsen benih sawit terbaik di Indonesia, Socfindo terus memperbaharui teknologinya melalui peningkatan kualitas benih sawit yang dihasilkannya. Pada 11 Juni 2015, laboratorium kultur jaringan dan laboratorium biomolecular diresmikan Bupati Serdang Berdagai, Ir. H Soekirman bersama jajaran Direksi PT Socfindo dan dihadiri perwakilan perusahaan perkebunan kelapa sawit mitra PT Socfindo.
“Saya bangga ternyata produsen kecambah kelas dunia ada di Kabupaten Serdang Bedagai ini, dan sekarang ditambah lagi laboratorium kultur jaringan dan biomolekuler yang berada disini,” ujar Soekirman dalam kunjungannya ke laboratorium tersebut yang berlokasi di unit Socfindo Seed Production and Laboratories (SSPL) yang terletak di Desa Martebing, Kecamatan Dolok Masihul, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara.
Menurutnya, kecambah yang ditanam pada lahan perkebunan di tanah air bahkan negara lain seperti Afrika, Amerika Latin, dan Asia berasal dari Serdang Bedagai. Ini berarti benih PT Socfindo memiliki keunggulan dan kualitas tinggi serta berdaya saing sehingga dapat menghadapi perdagangan bebas MEA pada Desember 2015. Dia mengharapkan tanaman sawit hasil teknologi kultur jaringan dan biomolukuler dapat dinikmati oleh petani biasa, sehingga pendapatan petani makin meningkat dan sejahtera.
Andi Suwignyo, General Manager PT Socfindo, menyebutkan perusahaan sudah memiliki dan mengembangkan kultur jaringan sawit sejak tahun 1983, tetapi kemudian dihentikan kegiatannya pada tahun 1996. Alasannya, masih banyak dijumpai tanaman abnormal pada tanaman sawit hasil kloning” jelas”.
“Sementara laboratorium biomolekuler sudah dimulai dari 2008, dan tahun ini laboratorium kita pindahkan ke gedung baru dan kita lengkapi dengan peralatan yang lebih up date lagi,” tambahnya.
Dengan tetap bekerjasama dengan CIRAD – PalmElit dalam mengembangkan teknologi kultur jaringan sawit, kini permasalahan abnormalitas pada tanaman klon kelapa sawit telah dapat diidentifikasi dan diatasi penyebabnya. Selain itu, PT Socfindo telah mengikuti berbagai training di laboratorium kultur jaringan dalam negeri dan luar negeri seperti Ibriec (Indonesian Biotechnology Research Institute for Estate Crop) dan PPBBI (Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia) di Bogor, Gent University di Brussel Belgia, CRRC (Chachoengsao Rubber Research Centre) di Thailand, dan studi banding di berbagai lab kuljar lainnya.
Selain kultur jaringan kelapa sawit, PT Socfindo juga akan mengembangkan teknologi micro cutting untuk perbanyakan tanaman karet. Indra Syahputra, Head of Socfindo Seeds Production and Laboratories (SSPLmenyebutkan dengan tisue culture akan lebih mudah dan cepat dalam mendapatkan tanaman sawit dengan produksi tinggi. Disamping itu kita akan semakin mudah meningkatkan rerata ketahanan tanaman terhadap penyakit ganoderma.
Socfindo memiliki tanaman yang produksi per pokoknya melebihi 390 kg/ha/tahun. Apabila diklon, produksi per ha menjadi 390 kg/ha x 135 pkk/ha efektif = 52 ton/ha. “Ini sudah menaikkan lebih dari 30% dari produktivitas tanaman yang berasal dari persilangan,” jelas Indra.
Menurutnya, keberadaan laboratorium ini membantu peningkatan ketahanan varietas DxP MTG yang dimiliki Socfindo menjadi mendekati benar-benar resistant terhadap serangan penyakit ganoderma.
Sementara dengan biomolekuler memungkinkan kita memetakan sifat sifat unggul dari tanaman kelapa sawit dan kedepan bisa dilakukan transfer gen. Selain itu untuk kebutuhan komersial, dapat mengidentifikasi apakah suatu material berasal dari Socfindo atau bukan.
“Kami sanggat berterimakasih kepada principle Director Mr. H. O. Williams yang telah berhasil meyakinkan pemilik saham PT Socfindo untuk membangun kembali laboratorium tissue culture yang lebih modren dan lengkap,” pungkas Indra Syahputra.
Di saat yang sama, dilakukan penyerahan sertifikat ISO 17025 oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) dari Jakarta untuk Laboratorium Analitik PT Socfindo yang dibangun dan resmi beroperasi pada tahun 2013 lalu. Penyerahan sertifikat ini menunjukkan bahwa laboratorium analitik milik PT Socfindo telah memenuhi standard nasional, baik hasil maupun metode yang digunakan.
.