BANDUNG, SAWIT INDONESIA – Pemerintah menyambut baik dan mengapresiasi gelaran Seminar Nasional Planter Indonesia (SNPI) 2022 yang diadakan Indonesian Planters Society (IPS), dengan tema “Peningkatan Produktivitas Kelapa Sawit dengan Mekanisasi dan Teknologi Terbaru yang Ramah Lingkungan”, pada 19 – 20 Oktober 2022, di Bandung.
Direktur Perbenihan Perkebunan – Ditjen Perkebunan, M. Saleh Mukhtar mengatakan pihaknya sangat mengapresiasi seminar (SNPI), karena mampu menangkap isu yang sudah semestinya menjadi perhatian yang sama.
“Seperti apa yang saya sampaikan negara Indonesia memang produsen terbesar kelapa sawit tetapi masih menghadapi masalah produktivitas (rendah). Lahan sawit luas, tetapi produksinya masih rendah. Saya ingin, lahan yang luas produktivitasnya tinggi. Jangan 3,8 ton CPO/ha/tahun tetapi 5 – 6 ton CPO/ha/tahun,” ujarnya saat ditemui usai membuka SNPI 2022, pada Rabu (19 Oktober 2022) di Bandung.
Lebih lanjut, ia menambahkan, maka, saya tegaskan tema yang diangkat sangat tepat sesuai dengan kebutuhan saat ini. Terutama menjadi perhatian bagi saya sebagai Direktur Perbenihan Perkebunan. Di sektor benih sangat mempengaruhi produktivitas.
“Saya tekankan bahan tanam (benih sawit) berkualitas harus diutamakan, supaya inovasi mekanisasi dan teknologi bisa masuk,” kata Saleh.
Saleh menyatakan apabila bahan tanamannya bagus maka produktivitasnya akan baik. Alhasil, produktivitas 5 – 6 ton CPO/ha/tahun bisa tercapai. Karena di level perusahaan, produktivitasnya sudah bisa tercapai. Sementara, yang menjadi persoalan saat ini adalah perkebunan sawit rakyat yang masih rendah, yang luasnya mencapai 41% dari 16,3 juta ha.
Pada kesempatan sama, Ketua Umum, Indonesian Planters Society (IPS), Ir. Jamalul mengatakan dengan berbagai pertimbangan pihaknya mengadakan SNPI 2022 dengan tema “Peningkatan Produktivitas Kelapa Sawit dengan Mekanisasi dan Teknologi Terbaru yang Ramah Lingkungan”. Yang menghadirkan narasumber dari praktisi, akademisi dan peneliti yang menyampaikan ilmu pengetahuan terbaru terkait pengelolaan perkebunan kelapa sawit berbasis mekanisasi dan teknologi yang ramah lingkungan.
“Tidak dapat dipungkiri, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah masuk dan dimanfaatkan di dalam kehidupan sehari-hari, termasuk disektor perkebunan kelapa sawit,” ujarnya saat memberikan sambutan.
Seperti diketahui, produktivitas sawit sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni iklim dan cuaca, penggunaan bibit unggul, penerapan Best Management Practices (BMP), pemupukan, ketersediaan tenaga kerja, manajemen panen angkut olah (PAO), penggunaan alat (mekanisasi) dan teknologi terbaru. Saat ini, penerapan mekanisasi dan teknologi yang ramah lingkungan di perkebunan kelapa sawit masih sangat minim. Masih banyak para pekebun sawit yang belum memahami manfaatnya. Sehingga perlu edukasi dan sosialisasi penggunaan mekanisasi dan teknologi yang ramah lingkungan di perkebunan kelapa sawit, salah satunya melalui seminar ini.
Sebagai informasi, SNPI 2022 secara resmi dibuka oleh Direktur Perbenihan Perkebunan – Ditjen Perkebunan, M. Saleh Mokhtar mewakili Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo; dan disaksikan oleh Ketua Umum IPS, Ir. Jamalul; Direktur Eksekutif GAPKI Mukti Sardjono; Direktur Penghimpunan Dana Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Ahmad Munir dan para peserta (planter) serta narasumber lainnya.