JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Sinar Mas Agribusiness and Food memastikan kegiatan perusahaannya berjalan sesuai pencapaian Sustainable Development Goal’s (SDG’s). Dan, untuk mengajak para pemasok independen melaksanakan praktek perkebunan kelapa sawit berkelanjutan, Sinar Mas Agribusiness and Food mengadakan forum SMART SEED (Social and Environmental Excellent Development), dengan tema “Mempromosikan Industri Sawit yang Berkelanjutan dalam Upaya Mempercepat Pencapaian Sustainability Development Goals (SDGs)”, pada Rabu (19/9), di Jakarta.
Melalui SMART SEED, Sinar Mas Agribusiness and Food dengan membagikan dan menceritakan kontribusi para permasok dalam pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs). Hadir sebagai narasumber di antaranya Mahendra Siregar Director of Council of Palm Oil Producer Countries (CPOPC), Agus Purnomo, Managing Director Sustainability and Strategic Stakeholders Engagement Sinar Mas Agribusiness and Food, Lin Che Wei, Staff Ahli Menko Perekonomian, Ong Hock Chuan, praktisi komunikasi dari Maverick.
Director of Council of Palm Oil Producer Countries (CPOPC), Mahendra Siregar mengutarakan kelapa sawit adalah minyak nabati yang paling memenuhi ekspekatasi kriteria SDGs dibanding minyak nabati lainnya. Tanpa kelapa sawit akan sangat sulit melakukan pencapaian SDGs dan hal ini bukan hanya untuk Indonesia namun juga untuk seluruh dunia.
“Saat ini Pemerintah Indonesia telah mengambil posisi yang tegas dalam mengambil langkah-langkah untuk memastikan industri sawit tidak mendapatkan diskriminasi dari pasar internasional,” ujar Mahendra.
Sementara itu, Agus Purnomo, Managing Director Sustainability and Strategic Stakeholders Engagement Sinar Mas Agribusiness and Food menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai upaya dalam menerapkan praktek industri sawit yang berkelanjutan yang sejalan dengan tujuan-tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs).
Agus menambahkan bahwa salah satu capaian SDGs perusahaan adalah dalam hal penguatan kemitraan untuk pembangunan berkelanjutan (partnership for the goals). Melalui kegiatan seperti SMART SEED, program kunjungan dan lokakarya, kami mengajak para pemasok untuk bermitra dan bersama-sama menerapkan praktek berkelanjutan di industri kelapa sawit.
“Setelah mencapai 100% kemamputelusuran untuk pabrik minyak kelapa sawit milik Perusahaan, kami menargetkan untuk mencapai 100% kemamputelusuran sumber bahan baku pabrik minyak kelapa sawit pihak ketiga pada 2020. Ini merupakan langkah awal yang penting untuk mengenal para pemasok kami, sehingga kami dapat membantu mereka dalam penerapan prinsip dan praktek terbaik industri sawit yang berkelanjutan”,tegas Agus.
Dan, untuk mendukung tata kelola perkebunan berkelanjutan yang dijalankan pelaku usaha perkebunan sawit di Indonesia, tak terkecuali Sinar Mas Agribusiness and Food juga memegang prinsip standar sertifikasi sawit. Di Indonesia standar sertifikasi sawit dikenalkan yaitu Roundtable for Sustainable Palm Oil (RSPO) pada 2002 dan Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) pada 2009.
Menanggapi adanya standar tata kelola yang menjadi kewajiban bagi pelaku usaha sawit di Indonesia, Lin Che Wei, Staf Ahli Menko Perekonomian mengatakan saat ini, di bawah kepemimpinan Kemenko Perekonomian, sebuah upaya sedang dilakukan untuk membuat ISPO lebih banyak digunakan dan mendapatkan pengakuan internasional.
Dengan adanya sertifikasi keberlanjutan yang diakui dunia, memudahkan untuk membedakan sawit baik dan kurang baik dapat dilakukan dengan mudah. Selain itu, konsumen minyak sawit di seluruh dunia juga dapat menentukan kebijakannya untuk (hanya) membeli minyak sawit
yang baik,” kata Lin Che Wei.