Konponen input terbesar adalah reinvestasi surplus usaha. Berdasarkan pangsa reinvestasi surplus menunjukan bahwa keuntungan yang diperoleh perkebunan kelapa sawit di Indonesia sebagaian besar di reinvestasikan kembali ke perkebunan kelapa sawit itu sendiri untuk membiayai investasi baru. Data tersebut juga dijelaskan bahwa keuntungan yang diperoleh dari perkebunan kelapa sawit tidak seluruhnya keluar dari perkebunan kelapa sawit (capital-drain) melainkan sebagian di reinvestasikan kekebun sawit itu sendiri.
Keterkaitan ke depan perkebunan kelapa sawit bernilai 1.42. Setiap peningkatan output perkebunan kelapa sawit (CPO) akan menghela peningkatan penggunaan CPO yang lebih besar sebagai input sektor lain.
Sektor pengguna CPO adalah industri minyak nabati, industri kimia, industri makanan. Sekitar 80% output CPO diserap oleh industri minyak nabati, industri minyak kimia khususnya oleokimia (14%), industri makanan (0.31%), perkebunan kelapa sawit sendiri (4.64%) dan sisanya sektor lain.
Secara keseluruhan, keterkaitan kebelakang perkebunan kelapa sawit lebih tinggi dibandingkan keterkaitan kedepan. Hal ini berarti perkebunan kelapa sawit lebih berperan sebagai lokomotif ekonomi yang menarik perkembangan sektor-sektor lain melalui pengunaan outputnya senbagai input perkebunan kelapa sawit.
Sumber: PASPI