JAKARTA, SAWIT INDONESIA – 2 Oktober selalu diperingati sebagai Hari Batik Nasional oleh masyarakat Indonesia. Tanggal ini sangat istimewa karena UNESCO menetapkan Batik sebagai warisan budaya bangsa Indonesia dan dunia. Tahukah Sahabat Sawit bahwa minyak sawit dapat menjadi bahan baku pengganti parafin dalam pembuatan malam (lilin) batik?
Inovasi malam batik dari sawit telah dikembangkan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Indra Budi Susetyo, Perekayasa Utama BPPT, menjelaskan selama ini bahan untuk membatik lebih banyak dari parafin yang berasal dari energi minyak bumi. Padahal, ketersediaan minyak bumi suatu saat akan habis. Sebagai informasi Bahan malam batik terdiri berbagai komponen seperti gondorukem, parafin, microweak, kote, damar, dan motokucing.
Parafin dari hasil energi minyak bumi dapat digantikan dengan Bio Paraffin Substitute (Bio PAS) yang berbasis kelapa sawit. Padahal, produk sawit di Indonesia sangat melimpah. Selama ini belum banyak yang memanfaatkannya untuk bahan formula malam batik. “Kita kenalkan ke perajin dan mereka menyukainya dibanding bahan berbasis parafin,” jelasnya.
Nilai tambah malam dari sawit adalah penggantian parafin ke Bio PAS ini bisa menekan biaya produksi 20 persen bagi perajin atau produsen batik.
Penggunaan malam dari turunan sawit, menurutnya lebih tepat mengingat komoditas tersebut merupakan aset sumber daya lokal Indonesia.
“Harapannya perajin beralih ke malam sawit, jumlahnya sangat besar, Indonesia merupakan menggunakan satu produsen sawit terbesar di dunia. Dalam hal ini minyak sawit merupakan sumber daya terbarukan, secara long term ini terjamin,” terangnya.
Keunggulan sawit sebagai bahan baku malam batik diapresiasi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Sandiaga Uno. Ia mendukung penggunaan malam batik berbasis sawit yang akan berkontribusi besar bagi Indonesia di masa depan.
“Kami mendukung penggunaan malam batik berbasis sawit yang akan berkontribusi besar bagi Indonesia di masa depan. Kemenparekraf mendukung kegiatan pelestarian batik dan inovasi melalui inovasi sawit bagi kerajinan batik,” ujar Menparekraf Sandiaga Uno.
Sandiaga Uno menjelaskan penggunaan malam batik dari sawit sangat bagus dibandingkan dengan formulasi parafin yang diimpor dan berasal dari minyak bumi.
“Seharusnya batik buatan Indonesia harusnya tinggi TKDN. Tapi, kalau malam batik masih diimpor parafinnya, kurang keren. Jadi, sangatlah tepat diluncurkan paraffin substitute sawit dari energi terbarukan dan bersumber daya lokal,” urai Sandi dalam pembukaan webinar UMKM pembukaan Webinar Kemitraan UKM Batik Sawit: Kontribusi Sawit dalam Mendukung Industri Kreatif Batik Indonesia pada April 2021.
Kepala BBKB Titi Purwati Widowati dalam kesempatan terpisah mengatakan formulasi turunan sawit ke dalam malam batik merupakan substitusi potensial dari paraffin untuk industri kreatif batik. “Ini memberi peluang kemandirian dan jaminan penyediaan bahan secara jangka panjang berbasis bahan terbarukan lokal,” kata dia.
Titik menjelaskan salah satu keunggulan produk malam batik ini tidak hanya menggantikan parafine basis minyak bumi. Tapi juga mengurangi beberapa komponen dalam pembuatan malam seperti minyak CPO.
Peneliti Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Yogyakarta Kementrian Perindustrian RI, Farida mengatakan, Bio PAS sudah diformulasi menjadi malam Batik menunjukkan hasil yang bagus
Penggunaan Bio-PAS pada proses pembatikan mampu menjadi perintang warna yang bagus. “Tidak ada rembesan warna yang masuk di canting (red-tapak alat membaik) ,” katanya.
Selain itu, hasil pewarnaan malam batik dari sawit lebih tajam dan cerah warnanya. Karena tahan terhadap larutan alkali dan asam akibat zat pewarna sintesis.
Hasil riset yang digunakan dalam lilin/malam batik ini adalah produk turunan sawit yang ditujukan untuk menggantikan paraffin yang biasa digunakan dalam lilin/malam batik yang dinamai Bio-Paraffin Substitue (Bio-Pas).
Parafin yang selama ini dikenal berbahan baku minyak bumi. Parafin yang diperkenalkan BPPT berbahan baku sawit. Parafin hasil inovasi teknologi BPPT dinamai Bio PAS BPPT, memiliki keunggulan karena berasa dari bahan yang dapat diperbarui serta ramah lingkungan.