JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Penyaluran Kredit Sektor Sawit naik 6,65 persen (yoy) menjadi Rp374,1 triliun sampai September 2022. Capaian ini lebih tinggi daripada periode sama tahun lalu sebesar Rp 350,7 triliun sebagaimana tercantum dalam Laporan Profil Industri Perbankan Indonesia Triwulan III 2022 yang dirilis OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Kenaikan ini menandakan industri sawit tetap prospekti dan mengalami pertumbuhan di tengah tantangan global seperti Covid-29
Berdasarkan data September 2022, penyaluran kredit masih terkonsentrasi di sisi hulu yaitu perkebunan kelapa sawit dengan porsi 73,45% atau setara dengan Rp274,76 triliun.
Dikutip dari laporan tersebut, Dalam tiga tahun terakhir, nominal kredit CPO yang disalurkan oleh industri perbankan terus menunjukkan peningkatan meskipun secara pertumbuhan cenderung berfluktuasi. Adapun kredit komoditas CPO mencatatkan pertumbuhan tertinggi yakni 12,72% (yoy) atau meningkat dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 5,26% (yoy) pada Juni 2022.
“Peningkatan kredit CPO ini sejalan dengan meningkatnya kebutuhan dana bagi pelaku usaha seiring mulai kembali pulihnya aktivitas bisnis dan kenaikan biaya produksi akibat melambungnya harga pupuk non-subsidi karena adanya pembatasan ekspor bahan baku yang dilakukan Rusia dan Tiongkok,” sebagaimana dikutip dalam laporan tersebut.
Berdasarkan porsi penyaluran kredit komoditas CPO oleh perbankan didominasi oleh kelompok KBMI 4 khususnya pada bank BUMN. Porsi pembiayaan bank plat merah ini sebesar 60,12% atau secara nominal mencapai Rp224,89 triliun kemudian pada bank BUSN (domestik) dengan porsi 14,28% atau sebesar Rp 53,40 triliun.
Besarnya porsi penyaluran kredit oleh kelompok BUMN tersebut sejalan dengan komitmen pemerintah melalui Himpunan Bank-Bank Milik Negara (Himbara) yang siap untuk mendukung penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di sektor pertanian khususnya pada delapan klaster di antaranya klaster padi, klaster jagung, klaster sawit, klaster tebu, klaster jeruk, klaster tanaman hias, klaster kopi, dan klaster porang.
Dalam laporan tersebut dijelaskan bahwa Kredit/pembiayaan yang disalurkan ke sektor pertanian, perburuan dan kehutanan juga masih cukup besar dengan porsi 7,13% dari total penyaluran kredit/pembiayaan perbankan. Kredit/pembiayaan ke sektor ini tumbuh 10,99% (yoy), meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 4,34% (yoy).
Pertumbuhan masih ditopang oleh subsektor pertanian dan perburuan yang tumbuh 11,03% (yoy), meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang tumbuh 4,62% (yoy), terutama didorong oleh subsektor perkebunan kelapa sawit yang tumbuh 4,18% (yoy) dari -1,06% (yoy) pada tahun sebelumnya. Naiknya kredit/pembiayaan pada sub sektor ini antara lain juga didukung oleh meningkatnya harga komoditas CPO global.