Pemangku kepentingan sawit sepakat untuk menghadapi resolusi sawit Eropa. Keputusan parlemen Eropa ini dinilai tidak berat sebelah dan menekan daya saing sawit.
Sebagai upaya menghadapi resolusi sawit Parlemen Eropa, Majalah SAWIT INDONESIA mengadakan diskusi Forum Sawit Indonesia Berdaulat bertemakan “Membedah Kepentingan Tersembunyi Dibalik Resolusi Sawit Eropa”, pada 9 Mei di Jakarta. Diskusi ini menghadirkan 6 pembicara dari yang mewakili pemangku kepentingan antara lain pemerintah, petani, asosiasi sawit, dan legislatif. Kehadiran berbagai unsur perwakilan ini menunjukkan persamaan sikap melawan tuduhan negatif Parlemen Eropa.
Dalam kata sambutannya, Musdhalifah Machmud, Deputi Menko Perekonomian Bidang Pangan dan Pertanian yang menjadi keynote speaker, mengapresiasi forum diskusi yang diinisiasi Majalah SAWIT INDONESIA karena menyatukan beragam pemangku kepentingan. Kementerian Perekonomian telah menyiapkan sejumlah langkah strategis untuk menghadapi resolusi sawit Uni Eropa. Tidak hanya dibutuhkan sebatas bicara namun juga bukti-bukti bahwa apa yang mereka tuduhkan tidak benar berupa dokumen-dokumen yang mendukung.
Selama ini, lanjutnya, untuk informasi-informasi terkait apa yang sudah dilakukan baik oleh pemerintah maupun pengusaha perkebunan sawit Indonesia sudah sangat banyak, namun umumnya tersebar dan tidak dalam bentuk dokumen yang menjadi satu. “Kami siap dengan menghalau tantangan yang ada, Insya Allah akan dibentuk tim khusus untukmelawan isu deforestasi dan kesehatan. Nantinya, kami akan memberikan masukan dalam bentuk dokumen,”ujarnya.
Jalannya diskusi dipandu oleh Chacha Annisa, Presenter TV One. Dalam prolognya, Chacha menyebutkan kelapa sawit merupakan komoditas strategis Indonesia yang perlu memberikan kontribusi besar bagi perekonomian. “Resolusi ini bagian dari persaingan dagang minyak nabati dan tidak terlepas dari serangan LSM,” kata presenter Kabar Pasar ini.