JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian luncurkan dua produk hasil risetnya yaitu Pupuk Hayati Agrofit dan Biodekomposer AgroDeko1.
Syakir, Kepala Balitbang Pertanian Kementan mengungkapkan diluncurkan kedua produk ini merupakan hasil riset selama dua tahun yang bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan tanah di lahan sub optimal.
“Kedua produk ini memang khusus ditujukan untuk lahan sub optimal guna meningkatkan mikroorganisme di dalam tanah. Karena saat ini hampir seluruh lahan di Indonesia sangat kekurangan mikroorganisme yang disebabkan dari masifnya pupuk kimia,” ujar Syakir dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (8/3).
Pupuk Hayati Agrofit merupakan pupuk hayati berbentuk serbuk yang mengandung gabungan beberapa bakteri endofik seperti Azobacter sp, Azospirilium sp, Basillus sp, Khamir Candida sp, JBNO5, KR6, KT6D, dan YBN3.
Biodekomposer Agrodeko1 merupakan mikroba dari gabungan strain Trichoderma sp, dan khamir non patogen Candida sp. Agrodeko1 mampu mempercepat proses dekomoposisi bahan organik dari sisa tanaman menjadi kompos sehingga mampu menyediakan unsur hara, memperbaiki unsur tanah dan meningkatkan kemampuan air serta memperbaiki aktivitas biologi tanah.
“Biodekomposer ini juga mampu menghasilkan enzim yang diperlukan untuk menddekomposisi jaringan tanaman yang keras sepserti lignin, selulosa, dan hemiselulosa yang termasuk membutuhkan waktu lama untuk proses dekomposisinya. Selain itu Agrodeko1 juga mampu mempercepat proses dekomposisi yang biasa terjadi selama 30 hari menjadi 7 hingga 14 hari,” jelas Syakir.
Kedua produk ini saat ini difokuskan untuk mendukung program Upaya Khusus Padi, Jagung, Kedelai (Upsus Pajale). Syakir mengatakan seluruh komoditas agrikultur baik pertanian, hortikultura, dan perkebunan mampu menggunakan kedua produk besutannya. Sebab pada dasarnya yang dikerjakan kedua produk ini adalah melakukan perbaikan tanah.
Khusus untuk Biodekomposer Agrodeko1, Syakir menambahkan bahwa produk tersebut merupakan hasil pengembangan dari biodekomposer yang dimiliki oleh Balitbang Pertanian Kementan dan telah terbukti memiliki hasil signifikan dalam mendekomposisi tandan kosong sawit.
Syakir juga yakin aplikasi kombinasi dari Agrofit dan Agrodeko1 akan mampu mengurangi penggunaan pupuk kima serta meningkatkan produktivitas di seluruh komoditas termasuk sawit.
“Dari beberapa penelitian kita mendampingi beberapa perusahaan di indonesia, penggunaan pupuk Hayati di indonesia bisa menekan penggunaan pupuk kimia yang merupakan salah satu pengeluaran terbesar hingga 40 persen, dan meningkatkan produktivitas hingga 25 persen,” jelas Syakir.
Dedi Nursyamsi, Kepala Balai Besar Balitbang Kementan turut menambahkan bahwa, mendatang kedua produk ini juga akan diarahakan untuk diaplikasi ke perkebunan sawit. Upaya ini disebutkan Dedi merupakan salah satu upaya Balitbang Pertanian Kementan guna membantu meningkatkan produktivitas petani sawit yang saat ini masih sangat kurang.
“Kita pasti akan ujicoba terus menerus di beragam komoditas, termasuk di sawit. Kalau memang benar benar efektif dan ada perusahaan sawit yang berminat tentu kami akan menindaklanjutinya dan membuat MoU. Memang kita arahkan ke sana pada akhirnya,” kata Dedi. (ANGGAR SEPTIADI)