Tiap tahun, permintaan benih sawit kian meningkat signifikan untuk memenuhi kebutuhan penanaman lahan baru dan peremajaan tanaman. Peluang ini ditangkap dengan baik oleh PT Sasaran Ehsan Mekarsari dengan meluncurkan benih DXP SEU Supreme. Keunggulan benih ini, tanaman sawit berbatang sangat pendek dan lebih cepat waktu panen.
PT Sasaran Ehsan Mekarsari merupakan pendatang baru diantara perusahaan penghasil benih sawit lain di dalam negeri. Kendati, baru berjalan dua tahun varietas benih sawit perusahaan sudah dikenal dan dicari perusahaan perkebunan maupun petani sawit. Tahun ini, perusahaan menargetkan produksi benih sawit dapat mencapai lima juta kecambah yang naik dari tahun kemarin sebesar dua juta kecambah.
Alan Rahman, Direktur Komersial PT Sasaran Ehsan Mekarsari, menjelaskan produksi benih sawit ditingkatkan secara bertahap setiap tahun karena memahami posisinya sebagai produsen benih sawit baru. Itu sebabnya, perusahaan memprioritaskan dapat memenuhi permintaan benih sawit sesuai dengan kebutuhan pembeli. Faktor penting lain, kepercayaan dari konsumen berusaha direbut perusahaan sehingga lebih mempermudah penjualan benih sawit.
Menurut Alan, sampai awal tahun ini sudah ada pemesanan sebanyak 1,5 juta kecambah sawit. Dengan angka sebesar ini, perusahaan sangat optimis tahun ini penjualan benih sawit lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Pemesan benih berasal dari Kalimantan Barat, Seram, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Tengah. Khusus Sumatera, seluruh provinsi di pulau ini telah menjadi pembeli benih sawit Sasaran Ehsan Mekarsari terutama Sumatera Utara.
Walaupun, lokasi kebun bibit tidak berada di Sumatera yang menjadi sentra produksi benih sawit. Tetapi, para pemesan tetap berminat datang ke Mekarsari, Bogor, yang menjadi tempat pembibitan sawit Sasaran Ehsan Mekarsari. Alan Rahman menjelaskan ada pertimbangan khusus mengapa tempat pembibitan berada dekat dengan Jakarta. Alasannya, kantor pusat perusahaan perkebunan kelapa sawit hampir seluruhnya berada di Jakarta sebagai pusat perekonomian Indonesia. Karena itu, perusahaan akan lebih mudah untuk mempromosikan serta menjual produk benih sawit kepada petinggi perusahaan sawit.
Kalaupun hasil varietas benih sawit ingin dibuktikan, menurut Alan, pihaknya akan mengajak calon pembeli ke kebunnya. Sehingga, mereka pun tidak perlu bersusah payah untuk pulang pergi melihat kebun bibit apabila berada di luar Jawa. “Jika pendekatan penjualan langsung kepada eksekutif perusahaan, lebih mudah untuk proses deal-nya,” papar Alan kepada Sawit Indonesia.
Harga benih sawit Sasaran Ehsan Mekarsari dijual Rp 10 ribu per kecambah yang pangsa pasarnya ditujukan kepada petani dan pengusaha. Tahun ini, perusahaan belum memiliki rencana untuk menaikkan harga jual. Alan memaparkan promosi yang dilakukan belumlah terlalu gencar kepada petani di berbagai daerah sentra produksi sawit. Namun, beberapa kali pihaknya didatangi petani yang ingin mengetahui varietas benih DXP SEU Supreme. Kelebihan lain, varietas benih sawitnya telah mendapatkan lisensi produk dari SIRIM, lembaga pensertifikasi benih sawit di Malaysia.
Ke depan, perusahaan berencana membuka outlet di daerah supaya dapat melayani petani yang berminat dengan produk benihnya. Alan menjelaskan outlet ini dibutuhkan supaya dapat mengontrol benih yang dijualnya sehingga tidak merugikan perusahaan dan petani. Salah satu opsi yang dipertimbangkan, perusahaan sedang mempelajari sistem waralaba benih.
Pengawasan penjualan benih ini sangat diperlukan karena marak sekali kasus benih palsu yang terjadi di wilayah sentra produksi benih sawit. “Benih sawit ini cukup unik dan menarik dibandingkan tanaman perkebunan lain sehingga seringkali dipalsukan,” kata Alan.
Terobosan lain, perusahaan sedang membangun lahan sawit percontohan dan produksi seluas 8 ribu ha yang berlokasi di Kubu Raya, Kalimantan Barat. Langkah ini dilakukan supaya perusahaan dapat mengoptimalkan aktivitas penelitian dan riset di lapangan. Pertimbangannya, Taman Buah Mekarsari di Bogor memiliki total luas lahan 700 hektare yang digunakan menjadi kebun pengembangan bibit sawit seluas 300 hektare. Alan mengatakan jika mengandalkan lahan di Mekarsari akan sulit berkembang makanya perusahaan memilih untuk mengembangkan perkebunan sawit sendiri untuk tempat uji coba.
Sebagai informasi, PT Sasaran Ehsan Mekarsari adalah perusahaan joint venture antara Sasaran Ehsan Utama Bhd dengan PT. Mekar Unggul Sari, pengelola Taman Wisata Mekarsari. Di Malaysia, Sasaran Ehsan Utama semenjak tahun 1985 telah mengembangkan material tanaman sawit seperti Dura, Pisifera, dan Tenera. (am)