JAKARTA, SAWIT INDONESIA – PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) sedang menyusun teknis kerjasama imbal dagang antara pesawat Sukhoi SU-35 buatan Rusia dengan produk komoditas asal Indonesia.
“Ini sedang diformalkan (teknis imbal dagang). PPI sudah menyusunnya dan akan dikirim kepada Kementerian Perdagangan untuk reviu,” kata Agus Andiyani, Direktur Utama PT PPI melalui layanan pesan singkat kepada sawitindonesia.com, pada pekan lalu.
Menurut Agus, pihaknya akan paralel antara Kemenhan dengan Kementerian Perdagangan untuk proses pembelian Sukhoi. Lalu antara Kementerian Perdagangan dengan PT PPI berkaitan proses imbal beli.
Kementerian Perdagangan telah menyepakati bahwa PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) untuk mewakili Indonesia dalam penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan perusahaan senjata Rusia, Rostec. Dalam MoU tersebut terdapat komitmen untuk menjalankan kerjasama imbal dagang antara Sukhoi SU-35 dengan sejumlah komoditas Indonesia seperti karet dan sawit. Selain itu, produk yang akan diusulkan ke Rusia antara lain produk alas kaki, ikan olahan, furnitur, plastik, resin, kertas, hingga rempah-rempah dan produk industri pertahanan.
Oke Nurwan, Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan mengatakan semua produsen punya kesempatan yang sama. Prinsipnya pihak Rusia akan berhubungan langsung dengan eksportir asalkan sudah terdaftar di PT PPI.
“Tujuannya memudahkan pembedaan ekspor biasa atau dalam rangka imbal dagang,” kata Oke.
Bagi produsen komoditas yang tertarik ikut imbal dagang dijelaskan Agus Andayani bahwa mereka punya kesempatan sama untuk berpartisipasi. Syaratnya, Calon produsen bisa langsung mengirim proposal resmi ke PPI dengan melampirkan dokumen legal perusahaan, company profile, dan profil produk/komoditi lebih detil.
“Selain itu, produsen (sawit )bisa mendaftar melalui asosiasinya. Saat ini, sudah banyak berbagai produsen komoditas yang menyatakan minat ikut kerjasama ini,” pungkas Agus.