Mulai dibangun semenjak 2012, PTPN IV dan Musim Mas sukses bekerjasama dalam pembangunan refineri yang berlokasi di Belawan. Kapasitas produksi refineri ini mencapai 1.800 ton per hari yang menghasilkan olein, stearin dan fatty acid.
Setiawan Tarigan, Wakil Direktur PT Nusantara Mas, menjelaskan refineri yang dibangun ini bekas pabrik Pamina Adolina milik PTPN IV. Pembangunannya cukup lama karena mesti membongkar pabrik lama untuk dibangun dengan refineri baru.
Refineri ini memiliki luas lahan 5,2 hektare yang akan dilengkapi berbagai macam fasilitas seperti pembangkit listrik 3,5 MW dan pengolahan air laut. Setiawan Tarigan mengatakan penujualan produk hilir kelapa sawitnya akan ditujukan kepada pasar ekspor. Untuk itu, perusahaan siap membangun tanki penyimpanan berkapasitas 110 ribu ton.
Sebagai BUMN perkebunan, PTPN IV akan bertugas menyuplai bahan baku. “Diperkirakan 25% bahan baku refineri berasal dari produksi CPO PTPN IV. Bahan baku yang dipasok sekitar 400-450 ton per hari,” kata Setiawan Tarigan kepada SAWIT INDONESIA.
Menurutnya, refineri akan siap beropeasi pada Maret 2014. Setelah beroperasi, utilisasi kapasitas diperkirakan baru 80% dahulu.
Kerjasama joint venture PTPN IV dan Musim Mas sangatlah menarik karena kedua perusahaan dikenal mempunyai keunggulan di bidangnya masing-masing. Musim Mas Grup telah dikenal sebagai perusahaan kelapa sawit yang kuat di sektor hilir. Dengan kapasitas refineri yang diperkirakan mencapai 3 juta ton, produk hilir perusahaan lebih banyak ditujukan kepada pasar ekspor.
Sementara itu, PTPN IV adalah BUMN perkebunan PTPN IV di untuk pengolahan komoditas kelapa sawit dan teh. Saat ini, PTPN IV telah mempunyai kapasitas produksi CPO hingga 700 ribu ton. BUMN yang dipimpin Erwin Nasution ini membukukan pendapatan Rp 6,01 triliun pada 2012.Pabrik Minyak Kelapa Sawit PTPN IV berjumlah 15 unit dengan total kapasitas produksi 495 ton TBS per jam. Tahun ini, PTPN IV berencana membangun tiga unit pabrik minyak kelapa sawit. Terdiri dari dua unit pabrik berkapasitas 30 ton TBS per jam dan satu unit pabrik berjumlah 45 ton TBS per jam.
Sebenarnya, PTPN IV pernah mengelola refineri yang menghasilkan mentega dan minyak goreng. Sayangnya, refineri ini stop produksi akibat kendala pemasaran produk. Setiawan Tarigan mengakui kerjasama dengan Musim Mas Grup sangatlah tepat karena perusahaan ini berpengalaman membangun bisnis hilir. Jaringannya telah terbentang mulai dari Belanda, Cina, Afrika Utara, dan India.
“Harus diakui, pengembangan bisnis hilir ini juga bergantung kepada kemampuan pemasaran. Musim Mas sudah dikenal mempunyai visi bagus dalam bisnis refineri,” ujar Setiawan.
Dengan masuk ke bisnis hilir, kata Setiawan, akan memberikan nilai tambah kepada PTPN IV. Pasalnya, kebijakan pemerintah sangat aktif dalam mendorong industri hilir kelapa sawit di dalam negeri. Diperkirakan omset refineri ini dapat mencapai 1,4 triliun per tahun.
Nilai refineri ini diperkirakan mencapai Rp 500 miliar. Model kerjasaman antara dua perusahaan dengan skema komposisi saham 60% PT Musim Mas dan 40% PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IV Medan.
Panggah Susanto, Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian, mengatakan kebijakan industri hilir yang didorong pemerintah sudah cukup berhasil. Hal ini terbukti dengan nilai investasi yang secara akumulatif mencapai Rp 25 triliun. (Qayuum Amri)