Tilting sterilizer sangat efektif untuk menekan tingkat kehilangan minyak (oil loss) yang sering terjadi di pabrik pengolahan sawit. Sebab, tilting sterilizer ini merupakan kombinasi keunggulan dari dua jenis sterilizer yakni konvensional (horisontal) dan vertikal.
PT Ina Besteel, distributor dari Besteel Engineering Works Sdn Bhd, menawarkan konsep sterilizer yang bernama Tilting Sterilizer. Sterilizer ini membantu perebusan buah sawit supaya lebih cepat dan meminimalisir tingkat kehilangan minyak. Teddy Effendy, Project Director PT Ina Besteel, mengatakan sistem sterilizer yang selama ini digunakan pabrik kelapa sawit berpotensi membuat kehilangan minyak sampai Lima persen. Jumlah ini sangatlah besar apabila produksi CPO satu pabrik sekitar 1.500 ton per hari, maka 1% (satu persen) oil loss sudah terjadi kehilangan minyak sebesar 15 ton per hari. Kalau 15 ton per hari dikalikan 300 hari kerja, total dalam setahun sudah ada 4.500 ton minyak sawit yang hilang. Bila lebih dari 1% atau beberapa kali lipat dari itu, bisa dibayangkan berapa kerugian pabrik setiap tahun.
Teddy Effendy menjelaskan tilting sterilizer ini sudah dipatenkan oleh perusahaan karena penemuan terbaru dan sangat inovatif. Tilting sterilizer sangat fleksibel dengan menggabungkan kelebihan yang terdapat dalam sterilizer konvensional (horisontal) dan vertikal.
Tilting sterilizer ini dapat mencapai tingkat kemiringan 55 derajat yang berguna menghilangkan gaya gravitasi dari jatuhnya buah sawit. Kemiringan ini membuat jatuhnya buah sawit melalui cara menggelinding bukan terjun bebas seperti yang terjadi di sterilizer vertikal. Kerugian yang dialami apabila buah terjun bebas adalah terjadi tekanan keras diantara buah sawit sehingga rusak dan nantinya untuk pengeluaran buah sesudah buah masak menjadi sulit karena buah sawit menempel dengan lainnya.
Dia menambahkan sistem masak sterilizernya menggunakan pola sterilizer horisontal yang membuat bidang tekanan buah mempunyai ruang lebih luas dan oil loss dalam tandan kosong sampai dengan satu persen. Kalau dalam kondensat istilahnya steam untuk masak buah dan tingkat kehilangan minyak pada saat menetes ke bawah itu dapat mendekati 0%. Sebab, pembuatan sterilizer mempertimbangkan bagaimana mengambil kembali minyak dari dari dalam kondesat yang sebesar 0% tadi dan mengurangi tekanan antar buah. “Sterilizer kami ini lebih fleksibel karena dapat bergerak miring dan mendatar,” kata Teddy kepada Sawit Indonesia.
Waktu perebusan buah dapat selesai dalam 40 sampai 45 menit. Selain itu, steam yang dibutuhkan sebesar 3 bar (45 Psi) bergantung kepada kondisi buah yang dipanen. Apabila buah yang masuk belum atau tidak terlalu matang maka perlu penanganan khusus sebagaimana di sterilizer lain.
Seluruh sistem kerja sterilizer ini sudah otomatisasi dengan sistem kontrol PLC. Dampaknya, kata Teddy, pekerja tidak kesulitan untuk mengontrol sterilizer ini. Tilting sterilizer dapat dioperasikan oleh satu pekerja yang berarti lebih efisien daripada sterilizer lain butuh 4-5 pekerja. “Pengoperasian sterilizer ini lebih mudah daripada main HP Android,” papar Teddy sambil tersenyum.
Investasi tilting sterilizer ini mencapai RM 1,1 juta atau sekitar Rp 3,25 miliar per unit komplit. Teddy menjelaskan teknologinya sudah diakui karena mampu menekan tingkat kehilangan minyak(oil loss), karena minyak tidak lagi banyak meresap di tandan buah sawit melainkan langsung ke tempat pengumpulan.
Kendati, sterilizer Besteel Berhad butuh banyak aksesoris tetapi dapat ditutupi dari keuntungan yang diperoleh setelah kehilangan minyak dapat dikurangi. Teddy mengatakan biaya perawatan tilting sterilizer diperkirakan rata-rata Rp 1 juta – Rp 2 juta per bulan dengan jangka waktu perawatan setahun dua kali. Perawatan yang dilakukan hanyalah mengganti minyak hidrolik dan seal bila perlu. Jadi tidak perlu melakukan pengelasan rel dan perbaikan roda lori. “Hingga sekarang belum ada keluhan dari pengguna sterilizer kami, kata dia.
PT Ina Besteel mematok garansi sampai satu tahun, selain itu akan dibantu pula pencapaian kapasitas dari Tilting Sterilizer ini. Sebelum dioperasikan, kata Teddy, perusahaan mengadakan training kepada operator. Pemasangan sterilizer di pabrik mencapai 8-9 bulan semenjak tanggal pemesanan. Tanpa harus menghentikan operasional pabrik terutama pabrik yang ingin melakukan peremajaan atau penambahan kapasitas.
Di Malaysia dan Thailand, pengguna tilting sterilizer mencapai 60 unit sampai sekarang. Dan di Indonesia kami telah melakukan pembangunan PKS biasa seperti PT Rebinmas Jaya, PT Ciliandra Perkasa, PT Citra Panji, PT Dendy Marker, PT Gunung Tua Abadi & PT Telaga Hikmah (Sampoerna Agro Grup), PT Mustika Agro Sari, PT Perdana Intisawit Perkasa, PT Pinago Utama, PT Pinang Witmas Sejati, PT Sentosa Bahagia Bersama, PT Sinar Pandawa, dan PT Sriwijaya Palm Oil Indonesia Palembang. (am)