Zoe Intro 60 SL mengedepankan pengendalian ulat kantong dan ulat api yang aman bagi lingkungan dan penggunanya. Produk ini sangatlah menarik karena memakai bahan dan formula yang berasal dari senyawa tanaman dan bersifat non kimiawi.
Serangan ulat kantong dan ulat api sudah menjadi momok yang mencemaskan kalangan pekebun sawit baik perusahaan atau petani. Sebagai contoh ulat kantung merupakan hama yang cepat menjalar dari satu pohon ke pohon lain karena dapat bergerak diantara pelepah yang saling bersinggungan. Jenis ulat kantung yang berbahaya adalah metisa plana yang populasinya dapat mencapai 5 hingga 10 ekor per pelepah.
Sementara itu, berdasarkan kajian Pusat Penelitian Kelapa Sawit, ulat api khususnya Setothosea Asigna berpotensi menghilangkan produksi sampai 70% di tahun pertama dan apabila berlanjut di tahun kedua naik menjadi 90%. Serangan ulat api dapat mengakibatkan daun habis seperti lidi.
Kalau selama ini, pekebun biasa menggunakan produk pengendali berbahan kimiawi seperti dimehipo, asefat untuk ulat kantong. Sedangkan, pengendalian ulat api memakai produk berbahan aktif sipermetrin dan lamda sihalotrin. Maka tidak ada salahnya, kalau pekebun mencoba produk pengendali ulat kantong dan ulat api dari bahan organik.
Djuhaeti Harun, Direktur Utama PT Dwi Agro Hayati mengatakan perusahaannya telah menciptakan produk Zoe Intro 60 SL yang merupakan bio insektisida dengan cara kerja sistemik, kontak, dan racut perut. Produk ini bekerja secara sistemik yang masuk ke dalam tanaman melalui sistem vascular dan non phytotoxic. Pengendalian dapat dilakukan untuk semua stadia larva dengan lama pengendalian sampai 30 hari setelah aplikasi.
Di dalam produk ini terdapat formula 3 in 1 yang berasal dari kurkumin 29,3 gl, piperin 13,4 gl, dan azadirachtin 16,8 gl. Sebagai informasi, kurkumin merupakan senyawa yang berasal dari kunyit, sementara piperin berasal dari lada. Azadirachtin berasal dari tanaman mimba sebagai bahan insektisida botani.
Dengan formula tadi, bagaimana Zoe Intro 60 SL bekerja untuk mengendalikan ulat? Zoe Intro 60 SL menghambat dan menyerap sistem saraf hama yang mengakibatkan tidak terkendalinya transmisi nerve impulse sehingga hama tidak bisa normal kembal. Jadi,produk ini melakukan kontak langsung masuk dengan cepat lewat kutikula hama dan menghambat proses ganti kulit yang membuat ulat mati. Secara sistemik, bio insektisida masuk ke dalam jaringan tanaman dan mengendalikan hama yang luput dari kontak.
Zoe Intro 60 SL memiliki campuran dengan emulgator dan mempunyai sistem kerja translaminar sehingga mudah larut dengan air yang mempermudah aplikasi dan menempel di permukaan daun bagian atas sehingga hama yang berada di permukaan daun bagian bawah akan mati.
Djuhaeti Harun menjelaskan Zoe Intro 60 SL telah diujicobakan di perkebunan miliki PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IV antara lain kebun Adolina, Kebun Dolok Sinumbah, dan Marihat. Ujicoba ini melibatkan pula Pusat Penelitian Kelapa Sawit yang menjadi pelaksana kegiatan ini.
Aplikasi Zoe Intro dapat dilakukan dengan dua metode yaitu teknik injeksi dan semprot. Dengan teknik injeksi, lubang berada di atas ketinggian satu meter dari permukaan tanah, dengan diameter lubang sebesar 2 cm-2,5 cm. Setelah itu, dosis Zoe Intro sebanyak 10 ml dicampur air berjumlah 30 ml air per pokok.
Sementara, teknik penyemprotan dilakukan melalui mis blower dengan dosis 10 ml-17,5 ml Zoe Intro ke dalam satu liter per pokok. Lalu, pekebun dapat menyemprotkan ke seluruh tanaman sawit.
Dengan menggunakan bahan organik, Zoe Intro tidak akan membahayakan pohon sawit dan serangga. Sebab, Zoe Intro memiliki bahan aktif yang ramah lingkungan dan tidak berbahaya bagi hewan terutama manusia. (Qayuum Amri)