PT Bukit Batu Semesta mengeluarkan produk tepung calcium carbonate atau kapur yang ditujukan memenuhi kebutuhan pelaku industri sawit dan pupuk. Telah lulus uji standar Laboratorium Pengujian Teknologi Mineral.
Tepung calcium carbonate (CaCO3) sangatlah dibutuhkan guna memenuhi permintaan pelaku industri sawit, yang dapat digunakan di perkebunan dan pabrik sawit. Umumnya, calcium carbonate berasal dari pengolahan batu kapur yang bentuk akhirnya berupa tepung. Kalangan pekebun biasanya menggunakan tepung kapur di tanah asam antara lain ultisol, inceptisol, dan oxisol. Tujuannya menaikkan pH tanah sehingga tidak asam.
Wiranusa, Direktur Utama PT Bukit Batu Semesta, mengakui sebagian besar pembeli produk tepung CaCO3 dari kalangan pertanian antara lain koperasi, individu dan perusahaan. Kegunaan kapur di pertanian dapat mengatur keasaman tanah sehingga kesuburan menjadi lebih optimal dan dan bagus hasil panennya.
“Seringkali di lahan gambut, kapur pertanian ini dipakai untuk mengurangi pH tanah,” kata Wiranusa kepada SAWIT INDONESIA di Jakarta.
PT Bukit Batu Semesta adalah produsen tepung CaCO3 yang berlokasi di Payakumbuh, Sumatera Barat. Kegiatan operasional perusahaan resmi berjalan pada tahun ini. Lahan tambang batu kapur yang dimiliki mencapai 100 hektare. Selain itu, sampai dengan saat ini perusahaan telah melayani pesanan pengolahan batu kapur hingga kisaran produksi 2.500-3.500 ton per bulan.
Ukuran produk tepung yang dihasilkan adalah mesh 100-mesh 1000 (104 sampai dengan 13 mikron). Kendati demikian, perusahaan melayani permintaan konsumen (tailor made) sesuai kebutuhan pemakaian dan permintaan mereka.
Wiranusa mengatakan standar kualitas produk menjadi komitmen perusahaan dalam membangun hubungan dengan calon pembeli. Di pasaran, produk perusahaan memakai merek BBS yang merupakan singkatan dari Bukit Batu Semesta.
Walaupun perusahaan baru, ujar Wiranusa, mutu tepung CaCO3 BBS sudah melewati pengujian dari Laboratorium Pengujian Teknologi Mineral dengan teknologi defraksi sinar laser. Komposisi mineral dari produk BBS adalah CaCO3 98,1%, CaO 55%, MgO 0,30%, SiO2 0,32%, dan Al2O3 0,11%. Bagus tidaknya kualitas tepung CaCO3 ditentukan dari unsur kalsium karbonat yang dimilikinya, karena sifatnya dapat menetralisir keasaman tanah dan mengikat kotoran yang salah satunya diterapkan pada industri sawit untuk menghasilkan kualitas palm oil yang murni . Selain itu, menurut Wiranusa, semakin tinggi nilai kalsium itu juga akan lebih bagus bagi konsumen yang menggunakannya.
“Dengan ujicoba laboratorium tersebut, kami ingin membuktikan komitmen,profesionalitas dan keseriusan menjalankan bisnis ini kepada calon konsumen kami,” ujarnya.
Faktor lain yang sangat diperhatikan konsumen adalah kadar air juga. Wiranusa mengatakan semakin kecil kadar air akan menguntungkan konsumen dan produsen. Bagi produsen, rendahnya kadar air membuat mesin terhindar dari karat. Sedangkan konsumen dengan kadar air yang kecil akan menguntungkan mereka. Sebab, kandungan air pupuk PT Bukit Batu Semesta berada di bawah 1%.
Konsumen dengan latar belakang bisnis yang berbeda (pulp &paper, kimia dan industri cat) sangat memperhatikan kandungan dan kualitas warna dari tepung kapur itu sendiri. Biasanya, warna yang diinginkan adalah putih ‘clear white’ yang bebas dari warna lain akibat campuran tanah dan bebatuan yang membuat warna kapur menjadi kusam. “Kalau warna kapur agak kemerah-merahan, konsumen menilai pengolahan kapurnya tercampur tanah merah, sedangkan abu-abu khawatir kecampur dengan batu atau memang kualitas warna kapurnya itu sendiri yang kurang bagus. Hal inilah yang selalu kami unggulkan dan dijaga kualitasnya,” ujar dia.
Sekarang ini, permintaan konsumen umunya datang dari kalangan koperasi, individu, dan korporasi yang tersebar sampai ke daerah Riau, Sumatera Barat dan Jambi.
Menurut Wiranusa, pengembangan pasar dalam jangka waktu 1-2 tahun ini akan difokuskan pada internal pulau Sumatera dulu. Setelah itu, pemasaran produk akan dikembangkan sampai ke Pulau Jawa. Disamping pengembangan bisnis itu sendiri, perusahaan tetap tidak lupa untuk selalu berkomitmen menjaga kualitas produk sebagaimana faktor utama yang dirasakan para konsumennya hingga kini. Dan paling penting itu jumlah barang sesuai dengan yang tercantum di kemasan, misalkan volume netto pupuk di karung tercantum 50 kilogram maka tidak boleh sampai kurang jumlahnya.
Perusahaan menjual produk tepung kapurnya dalam kemasan 25 kilogram, 40 kilogram, dan 50 kilogram. Berbicara harga,menurut Wiranusa, sangatlah kompetitif bagi konsumen. Dengan kisaran harga Rp 400.000 per ton-Rp 1,3 juta per ton diluar biaya pengiriman.
Ian Zakaria, Corporate bussiness Development PT Bukit Batu Semesta, menjelaskan harga yang diterapkan bersifat negotiable bergantung kepada tingkat kebutuhan dan permintaan dari konsumen itu sendiri. Paling utama, kualitas dan harga produk tepung kapurnya harus seiring berjalan. Faktanya dapat dibuktikan langsung dengan melihat produk BBS yang telah bersertifikasi Laboratorium Pengujian Teknologi Mineral.
Konsumen juga tidak perlu khawatir dengan pasokan tepung kapur karena stok gudang siap memenuhi permintaan setiap calon pembeli. Kami punya pabrik sekaligus storage gudang yang cukup. Kapasitas penyimpanan gudang kami rata rata 500 ton. “Jadi, kami sudah ready stock karena pembeli terkadang telepon kami pada pagi hari untuk minta dikirimkan barang sore harinya. Ini bentuk pelayanan purna jual kami kepada mereka,” papar Ian.
Ditambahkan Ian, peluang bisnis penjualan tepung kapur ini sangatlah besar karena turunan penggunaan kapur pada bermacam beragam industri yang menggunakannya, mulai dari hulu ke hilir.Contohnya saja, industri ban menggunaannya sebagai campuran karet ban kendaraan, pipa paralon, besi, kaca,kertas, cat dan dempul, bahkan sabun colek termasuk pasta gigi. Oleh karena itu, PT Bukit Batu Semesta optimistis bisnisnya akan terus berkembang seiring dengan tingginya kebutuhan industri dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. (Qayuum Amri)