• Beranda
  • Rubrik
    • Analisis
    • Artikel
    • Berita Terbaru
    • Edisi Terbaru
    • Event
    • Hama Penyakit
    • Hot Issue
    • Inovasi
    • Kinerja
    • Oase
    • Palm Oil Good
    • Pojok Koperasi
    • Profil Produk
    • Sajian Utama
    • Seremoni
    • Sosok
    • Tata Kelola
  • Tentang Kami
  • Susunan Redaksi
  • Hubungi Kami
Facebook Twitter Instagram
Jumat, 3 Februari 2023
Trending
  • Bentuk Ekosistem Logistik Nasional
  • Harga Referensi CPO Turun, Periode Februari 2023
  • DLHK Riau Minta Perusahaan Siaga Karhutla
  • Indonesia’s FOLU Net Sink 2030, Sebagai Bentuk Komitmen Provinsi Sumatera Barat
  • Ibu Negara dan Oase-KIM Dukung Penguatan Pangan Nasional
  • GAPKI Bermanfaat Untuk Semua
  • Kapasitas Terpasang Pembangkit EBT 2022 Lebihi Target
  • Akibat Banjir Panen TBS Tertunda
Facebook Instagram Twitter YouTube
Majalah Sawit Indonesia OnlineMajalah Sawit Indonesia Online
Subscribe
  • Beranda
  • Rubrik
    • Analisis
    • Artikel
    • Berita Terbaru
    • Edisi Terbaru
    • Event
    • Hama Penyakit
    • Hot Issue
    • Inovasi
    • Kinerja
    • Oase
    • Palm Oil Good
    • Pojok Koperasi
    • Profil Produk
    • Sajian Utama
    • Seremoni
    • Sosok
    • Tata Kelola
  • Tentang Kami
  • Susunan Redaksi
  • Hubungi Kami
Majalah Sawit Indonesia OnlineMajalah Sawit Indonesia Online
Home ยป Potensi Bioenergi Indonesia Untuk Menghasilkan Listrik dan Menurunkan Emisi Gas Rumah Kaca Melalui Metode Life Cycle Assessment Penulis: Dr.Kiman Siregar,S.TP,M.Si (bagian kedua-selesai)
Artikel Berita Terbaru

Potensi Bioenergi Indonesia Untuk Menghasilkan Listrik dan Menurunkan Emisi Gas Rumah Kaca Melalui Metode Life Cycle Assessment Penulis: Dr.Kiman Siregar,S.TP,M.Si (bagian kedua-selesai)

By Redaksi SIAgustus 6, 20184 Mins Read
WhatsApp Facebook Twitter Telegram LinkedIn Pinterest Email
dreamstime m 79486317
dreamstime m 79486317
Share
WhatsApp Facebook Twitter Telegram LinkedIn Pinterest Email
  1. Potensi Bioenergi Untuk Menghasilkan Listrik Melalui Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa dan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg)

Dari data Kementerian ESDM pada tahun 2017 listrik Nasional masih disubsidi sebesar 48 triliun rupiah, walaupun nilai ini turun dibandingkan dengan data tahun 2016 dengan nilai subsidi 58 triliun rupiah. Porsi terbesar subsidi ini adalah subsidi bahan bakar minyak (BBM), karena untuk menghasilkan 1 kWh listrik dibutuhkan SFC (specific fuel consumption) sebesar 0,3-an artinya dibutuhkan 0,3 liter untuk menghasilkan 1 kWh listrik atau dengan kata lain dibutuhkan harga pokok produksi (HPP) PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel) sebesar Rp.3.000,- an per kWh, sementara PT.PLN (Persero) menjual ke masyarakat hanya sekitar Rp.1500,- per kWh. Di satu sisi komposisi listrik Kita masih banyak bersumber dari Bahan Bakar Minyak (BBM), sekitar 12 % pada tahun 2014. Memang berdasarkan data kementerian ESDM pada tahun 2017 komposisi bauran listrik Nasional semakin membaik, dimana dari BBM hanya 5,81 %, selanjutnya disusul dari EBT (Energi Baru Terbarukan) 12,5 %, gas 24,82 %, batubara 52,77 %. Dan pada tahun 2023 sesuai permen 79 tahun 2014 komposisi bauran energi nasional harus 23 % dari EBT artinya selama 5 tahun lagi ini haru meningkat sebesar 11,5 % lagi, salah satu porsi yang paling memungkinkan untuk dilakukan percepatan yang maksimal adalah dari bioenergi yang salah satu sumbernya adalah kelapa sawit. Berikut diuraikan potensi bioenergi dari kelapa sawit untuk menghasilkan listrik, yaitu :

  • Biodiesel
Baca juga :   Pupuk Indonesia Siapkan 310.822 Ton Untuk Indonesia Bag. Timur

Biodiesel dapat digunakan untuk menjalankan mesin-mesin Pembangkit Listrik Tenaga Diesel menjadi Tenaga Bio-Solar atau Tenaga Biodiesel, sehingga produksi Nasional Indonesia dapat dioptimal secara keseluruhan atau s.d 12 juta kL. Salah satu manfaatnya adalah nilai emisi GRK-nya hanya 0,209 kg-CO2eq/kWh, sementara dari diesel bisa mencapai 0,308 kg-CO2eq/kWh.

  • Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm)

Data dari APLIBI (Asosiasi Produksi Listrik Bioenergi Indonesia) pada bulan Mei 2018 terdapat terdapat 15 perusahaan yang mengembangkan Mesin PLTBm dengan kapasitas 115 MW. Hasil penelitian saya dan teman-teman sudah berhasil memproduksi Mesin Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm) Kapasitas 25 kW seperti diperlihatkan pada Gambar 1 (Siregar, dkk, 2017). Mesin PLTBm ini sengaja didisain untuk 1 desa atau sekitar 25 rumah penduduk di daerah-daerah terisolasi dari jaringan listrik PT.PLN (Persero) dan mesin ini sangat cocok untuk diaplikasikan di masing-maing Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang ada di Indonesia, sehingga limbah padatnya termanfaatkan sebagai bahan bakar untuk menggerakkan PLTBm, walapun untuk PKS sebaiknya diproduksi dengan kapasitas 100 kW, sehingga kalau ini diterapkan pada 702 buah PKS di Indonesia, maka akan didapat 70.200 kW atau 70,2 MW, sehingga potensi sangat besar, apalagi saat ini pemerintah melalui BPDP Kelapa Sawit sedang melaksanakan program replanting, dimana sebanyak 136 s.d 145 pohon tua kelapa sawit per hektar tua tersebut dapat digunakan sebagai bahan bakar PLTBm daripada pohon kelapa sawit tersebut dibakar. Mesin PLTBm yang dirancang dan diproduksi ini sengaja dibuat paling besar 100 kW agar usaha untuk mendatangkan bahan baku biomassa tidak terlalu membutuhkan energi yang besar, sehingga nilai net energy ratio (NER) dari Mesin PLTBm di atas 1 (NER >1), sehingga hasilnya layak untuk dikembangkan. Secara garis besar hasil penelitian Mesin PLTBm Siregar, dkk (2017) ini sebagai berikut :

  1. Produksi Mesin PLTBm Kapasitas 25 kW sudah dapat beroperasi dengan maksimum 84 % atau sudah dapat digunakan sebagai Teknologi Tepat Guna (TKT 7) dan dapat di d 100 kW.
  2. Hasil perhitungan net energy balance (NEB), net energy ratio (NER), dan renewable index (RI) dari mesin PLTBm ini diperoleh masing-masing sebesar 30 MJ/kWh-listrik, 1,09 dan 0,76. Walaupun nilai NER ini masih lebih rendah dari produksi biodiesel dari CPO yaitu 1,14 (Siregar, 2013), dan 2,27 (Lam al, 2009), namun lebih tinggi dari nilai NER produksi minyak fosil (BBM biasanya NER nya kurang dari 1).
  3. Melalui perhitungan metode Life Cycle Assessment diperoleh nilai emisi GRK dari mesin PLTBm ini adalah sebesar 0,108 kg-CO2eq/kWh. Nilai ini jauh lebih rendah dari PLTU_Batubara yaitu 0,337 kg-CO2eq/kWh, PLTD = 0,308 kg-CO2eq/kWh, Natural gas = 0,186 kg-CO2eq/kWh (Siregar, al, 2013), namun masih lebih tinggi dari Nuklir = 0,039 kg-CO2eq/kWh dan PLTA = 0,007 kg-CO2eq/kWh (Siregar, et.al, 2013).
  4. Harga Pokok Produksi (HPP) pada daerah terisolasi dari jaringan listrik PT.PLN (Persero) yang kaya akan biomassa sekitar Rp.1000,-/kWh. Nilai ini jauh lebih rendah dari PLTD yaitu Rp.3.300/kWh, bahkan daerah terisolasi bisa mencapai Rp.15.000,-/kWh karena harga solar bisa mencapai Rp.50.000,-/liter.
Baca juga :   Perkuat Mekanisasi Pertanian

 

Related posts:

  1. Dinamika Hukum Pembentukkan RUU tentang Perkelapasawitan
  2. Dinamika Hukum Pembentukkan RUU tentang Perkelapasawitan
  3. Rama-Rama Perosak Di Ekosistem Sawit
  4. Resesi Global, Peluang Atau Ancaman Bagi Industri Sawit
Share. WhatsApp Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Email Telegram

Related Posts

Bentuk Ekosistem Logistik Nasional

14 jam ago Berita Terbaru

Harga Referensi CPO Turun, Periode Februari 2023

15 jam ago Berita Terbaru

DLHK Riau Minta Perusahaan Siaga Karhutla

16 jam ago Berita Terbaru

Indonesia’s FOLU Net Sink 2030, Sebagai Bentuk Komitmen Provinsi Sumatera Barat

17 jam ago Berita Terbaru

Ibu Negara dan Oase-KIM Dukung Penguatan Pangan Nasional

18 jam ago Berita Terbaru

Kapasitas Terpasang Pembangkit EBT 2022 Lebihi Target

20 jam ago Berita Terbaru

Akibat Banjir Panen TBS Tertunda

21 jam ago Berita Terbaru

Gunakan BSF, Korindo Fasilitasi Pengolahan Limbah Organik Pertama di Indonesia

21 jam ago Berita Terbaru

Era Baru BBN, Indonesia Siap Implementasikan B35

22 jam ago Berita Terbaru
Edisi Terbaru
Edisi Terbaru

Cover Majalah Sawit Indonesia, Edisi 135

Redaksi SI4 hari ago1 Min Read
Event
Event

Talkshow Sawit Indonesia Award 2022

Redaksi2 bulan ago1 Min Read
Latest Post

Bentuk Ekosistem Logistik Nasional

14 jam ago

Harga Referensi CPO Turun, Periode Februari 2023

15 jam ago

DLHK Riau Minta Perusahaan Siaga Karhutla

16 jam ago

Indonesia’s FOLU Net Sink 2030, Sebagai Bentuk Komitmen Provinsi Sumatera Barat

17 jam ago

Ibu Negara dan Oase-KIM Dukung Penguatan Pangan Nasional

18 jam ago
WhatsApp Telegram Facebook Instagram Twitter
© 2023 Development by Majalah Sawit Indonesia Development Tim.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.

Go to mobile version