JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Sabtu pagi, bincang bersama dengan Dr. Purwadi, Direktur Pusat Sains Kelapa Sawit Instiper di sela-sela persiapan FoSI 2022, 28-30 Nopember 2022 di kampus Instiper Yogyakarta.
Berikut ini petikan wawancara kami:
Q: Pagi Pak Purwadi, FoSI 2022 mempunyai empat even pendukung yang diselenggarakan pada 28-30 November 2022. Bisa dijelaskan progres persiapannya?
P: Sampai hari sabtu, tepatnya 2-3 hari sebelum hari pelaksanaan, seluruh persiapan sudah 95 persen. Tinggal finalisasi dan tambahan-tambahan saat gladi bersih hari Minggu untuk POCOOF, PHCAF, pameran, dan Job FAIR, Senin untuk FOSI 2022.
Q: Barangkali bisa lebih detail lagi, dari masing-masing kegiatan?
P: Pertama, POCOOF, Palm Oil COO Forum yang akan membahas mengenai mekanisasi perkebunan kelapa sawit, serta inisiasi pembentukan Lembaga, semacam konsorsium atau sejenisnya yang nanti kita sepakati bersama. Sementara kita usulkan Konsorsium Mekanisasi Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia (KMPKSI). Seperti kita ketahui saat ini mekanisasi perkebunan sawit berjalan seperti menari poco-poco, maju-mundur, mandeg, jalan lagi, bingung, ragu? Karena masing-masing mikir dan mencoba-coba saja. Lha barangkali kalau seperti ini terus, kita akan terlambat untuk menemukan model yang pas.
Perkembangan tatakelola kelapa sawit dengan mekanisasi, digitalisasi, robotik, IOT menjadi keniscayaan pada saat ini dan mendatang, untuk membangun efektifitas dan efisiensi dibutuhkan eksosistem untuk ini, dengan demikian pemanfaatan teknologi baru perlu dipersiapkan dengan matang mengarah pada ekosistem yang mampu membangun sinergitas untuk efektivitas dan efisiensi.
Dalam rangka itu, teman-teman COO berharap untuk mencari solusi bagi percepatan mekanisasi, digitalisasi untuk tata kelola perkebunan kelapa sawit. Pada forum ini, juga diharapkan untuk dibentuk sebuah konsorsium, yaitu Konsorsium Mekanisasi Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia.
Persiapan ini telah matang, semua narasumber yang direncanakan, akan hadir seperti COO AAL, COO BGA, COO Wilmar Plantation, COO PTPN (holding) dan COO dan atau GM perkebunan-perkebunan yang selama ini telah memulai dan mencoba mekanisasi perkebunan kelapa sawit.
Q: Dengan demikian, apakah pameran alat-mesin menjadi bagian ini?
P: Betul, bersamaan POCOOF ini, juga dilakukan pameran alat-mesin perkebunan kelapa sawit, beberapa vendor alat mesin akan mengikuti ekspo ini, dan juga alat-mesin yang sedang diancang dan dibangun prototipenya oleh Instiper. Pengembangan teknologi oleh Instiper saat ini sudah cukup banyak macam alat-mesin baik yang kecil maupun yang besar seperti EBS (empty brunch spreeder).
Expo ini diharapkan untuk dikunjungi siswa-siswa maupun mahasiswa agar bisa memberikan pengetahuan dan pemahaman, bahwa perkebunan kelapa sawit itu tidak sama dengan bertani di lahan-lahan di Jawa. Alat mesin besar canggih, drone, robotic, otomatisasi, digitalisasi sudah digunakan di perkebunan kelapa sawit. Ini penting untuk menumbuhkan minat anak-anak muda berkarya di perkebunan kelapa sawit, yang sebenarnya memiliki tantangan yang tinggi. Bukankah anak-anak muda, generasi meliineal ini katanya suka tantangan.
Q: Bagaimana update perkembangan kegiatan PHCAF?
P: Tantangan tata kelola perkebunan presisi melalui mekanisasi, otomatisi, digitalisasi, robotik, IoT dan big data sudah di depan mata. Perusahaan perlu memanfaatkan peluang kelimpahan Teknologi dan SDM milleneal untuk membangun daya saing perkebunan kelapa sawit. Tantangan selanjutnya adalah menyiapkan SDM yang terampil dan inovatif untuk memanfaatkan kelimpahan teknologi, bagaimana dengan kesiapan untuk mengelolaan SDM milleneal ini.
Saat ini masuknya generasi milenial di perkebunan masih terjadi gapterkait budaya, kultur kerja antara planter senior yang saat ini memimpin perkebunan dengan para planter yunior yang baru masuk. Tantangan ini juga perlu disikapi oleh manajer-manajer kebun/ bagimana mengelola planter yang dididik dengan cara baru, menggunakan teknologi baru, dengan kultur baru. Tantangan baru lainnya terkait dengan regulasi-regulasi yang berdampak pada tatakelola SDM. PHCAF akan membahas dan mencari solusi terkait dengan tantangan tersebut.
Kita perlu menjembatani perbedaan karakter, budaya kerja, cara kerja antara planter yunior dengan planter senior, dan untuk itu PSKS-INSTIPER bersama PHCAF akan membentuk Indonesia Palm Oil Planter Club (IPOPC). Kalau di televisi ada Indonesia Lawyer Club, IPOPC bisa menjadi lembaga yang mirip ILC, sebagai wahana komunikasi, edukasi, transformasi untuk mempercepat transisi transformasi SDM di perkebunan kelapa sawit.
Q: Kalau Job Fair, berarti juga terkait dengan PHCAF?
P: Benar, job fair ini media mempertemukan antara perusahaan dengan pencari kerja. Bersamaan dengan diskusi dengan teman-teman pimpinan HR- HC ini, diharapkan bisa sinergis. pencari kerja bisa memperoleh informasi yang komplit tentang karier di perkebunan kelapa sawit, teman-teman HR juga bisa mencari talenta-talenta sesuai kebutuhannya.
Seperti diketahui, setengah bulan lalu Instiper mewisuda lebih 500 lulusan, dan ini merupakan sumber untuk rekruitmen untuk mendapatkan telenta terbaik, tentu juga diundang para lulusan dari perguruan tinggi lainnya, baik di sekitar Yogyakarta maupun di luar DIY.
Q: Kalau begitu, side event ini baik POCOOF, PHCAF, Expo, Job Fair, merupakan satu-kesatuan kegiatan?
P: Betul sekali, ini kegiatan penunjang FoSI 2022, dalam rangka untuk membangun operasional manajemen kelapa sawit menuju Sawit Indonesia 2045. Perkebunan kelapa sawit yang memanfaatkan teknologi canggih dan di kelola para milenial yang “melek” teknologi, dengan efektivitas proses dan efisiensi manajamen yang tinggi menuju daya saing sawit tinggi.