KUTA, SAWIT INDONESIA – Generasi milenial diminta tidak ragu-ragu untuk merintis Usaha Kecil Menengah dan Koperasi (UKMK) terutama produk-produk dari sawit. Ada banyak pilihan produk UKMK sawit yang terbuka peluangnya untuk dipasarkan di Indonesia.
“Ada banyak riset yang didanai BPDPKS untuk dapat dikomersialkan UKMK sawit antara lain Foaming Agent Dari Minyak Sawit Untuk Pemadaman Kebakaran lahan, helm dari limbah sawit,” ujar Helmi Muhansyah Kepala Divisi UKMK BPDPKS.
Informasi ini disampaikan Helmi Muhansyah saat menjadi pembicara Workshop dan bertemakan “Meningkatkan Kapasitas dan Kapabilitas Koperasi Untuk Mendorong Kreativitas Sektor UKMK Guna Meningkatkan Kemandirian Ekonomi Petani Kelapa Sawit” di Kuta, Bali, Kamis (24 November 2022).
Helmi menjelaskan bahwa BPDPKS berperan untuk mendampingi tumbuhnya UKMK yang menghasilkan produk berbasis sawit. Selain itu, BPDPKS juga memiliki program yang dirancang sebagai inkubasi bagi UKMK sawit melalui pendampingan kepada kelompok tani atau kelembagaan tani sawit secara menyeluruh.
Penjelasan Helmi ini untuk menjawab salah satu peserta Workshop bernama Mega, Mahasiswa S-2 Universitas Udayana. Ia bertanya,”Bagaimana peluang mahasiswa untuk mengembangkan produk UKMK dai produk sawit?”.
“Di Aceh, sudah ada UKMK yang menghasilkan lidi sawit. Harapan kami mereka dapat menjadi contoh,” ujarnya.
Selain itu, ia meminta petani sawit juga berani mengembangkan model bisnis UKMK sebagai jalan naik kelas masuk sektor hilir.
”BPDP-KS mendukung petani dan koperasi untuk hilirisasi terlihat dengan banyaknya program yang sangat komprehensif, dalam hal ini mulai dari konsultasi, pendanaan, perpajakan, pembekalan keterampilan hingga mekanisme pemasaran produk,” paparnya.
Kepala Divisi Monitoring, Evaluasi, dan Pengkajian Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) KUMKM Kementerian Koperasi dan UKM RI Tony Susanto, mengajak mahasiswa dan petani untuk memulai usaha UMKM seperti produk-produk sawit. Berkaitan pembiayaan, LPDB memberikan suku bunga ringan dibandingkan perbankan. Suku bunga yang dibebankan LPDB kepada koperasi simpan pinjam 10,5% dengan sistem sliding. Terhadap koperasi dengan pola syariah ditetapkan dengan pola bagi hasil, yakni 40% untuk LPDB dan 60% bagi BMT.
Lebih lanjut disampaikan Tony Susanto, koperasi atau pelaku UMKM sawit yang ingin mengajukan pinjaman/pembiayaan kepada LPDB bisa dilakukan dengan 2 cara yakni dengan mengirimkan proposal hardcopy ke kantor LPDB KUMKM atau melalui dokumen elektronik yang bisa di akses di website resmi LPDB.
Kegiatan yang dihadiri hampir 200 peserta yang meliputi perwakilan petani sawit dari Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Sulwesi Selatan, Sulawesi Tengah, Papua Barat, dan perwakilan UKMK serta mahasiswa dari Bali ini juga menjadi ajang sosialisasi sawit baik.