Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan menyerahkan peralatan pengendalian karhutla bagi Masyarakat Peduli Api Berkesadaran Hukum/Paralegal (MPA-P) yang dibentuk bersama BNPB di dua desa rawan karhutla di daratan Sumatera yang berdekatan dengan negara tetangga (27/10/2021).
Kedua desa rawan karhutla yang sebagian besar wilayahnya adalah areal gambut ini adalah Desa Teluk Nilap dan Desa Sei Segajah Makmur di Kabupaten Rokan Hilir, Riau. Pada kesempatan kali ini sebagai tahap awal diserahkan seperangkat peralatan tangan pengendalian karhutla seperti gepyok, sekop, garu, dan golok, kapak untuk anggota MPA-P dalam menanggulangi karhutla. Selain itu dilengkapi juga dengan bahan-bahan sosialisasi pencegahan karhutla. Rencana pada tahap berikut akan diserahkan pompa punggung dan perlengkapan pribadi anggota MPA-P.
Dwi Rimawan, Kepala Desa/Penghulu Sungai Segajah Makmur, Kec. Kubu Babussalam, Kab. Rokan hilir yang juga merupakan anggota MPA-P mengungkapkan program ini merupakan berkah bagi masyarakat desa kami sehinga kita lebih banyak kegiatan dalam pengendalian karhutla.
Dwi menjelaskan sebelumnya telah melakukan patroli, sosialisasi dan penyadartahun serta melakukan praktik pengelolaan lahan tanpa bakar (PLTB) serta pengembangan ekonomi produktif .
“Sekarang di Desa Segajah Makmur sudah tidak ada hutan, namun 60% wilayah kami merupakan lahan gambut yang luas dan dalam. Kami ingin menjadi desa yang menjadi contoh bagi desa lain, oleh karena itu kami menyediakan demplot tanaman tumpang sari yang telah berhasil untuk menjadi contoh bagi wilayah lain,” jelas Dwi.
Sebelumnya kami telah mendapatkan bantuan dari BRGM dan kementerian lembaga lain dalam pembangunan sekat kanal dan sumur bor, yg sampai sekarang masih dirawat sehingga masih digunakan.
“Kami mengucapkan terima kasih, semoga apa yg kita lakukan untuk merawat lingkungan agar gambut tidak terbakar, dan masyarakat sadar untuk menjaganya, harap Dwi.
Di lokasi lain, Direktorar PKHL juga menyerahkan peralatan tangan pengendalian karhutla kepada anggota MPA-Paralegal Desa Teluk Nilap, Kecamatan Kubu Babussalam, Kecamatan Rokan Hilir.
Gamal Bacik, Penghulu Teluk Nilap mengungkapkan dengan luas wilayah yang luas apabila musim panas datang dan ada api kami mengalami kesulitan. Apalagi peralatan kami masih kurang untuk memadamkan api.
“Masyarakat juga bersama memadamkan ketika ada api muncul secara swadaya yg dilakukan oleh masyarakat dengan peralatan yang dimiliki oleh warga yang memiliki kebunnya luas,” jelas Gamal.
Gamal menyebutkan bahwa gambut disini ada yang berkedalam 5-6 meter, jadi ketika terbakar akan sangat sulit untuk dipadamkan. Sehingga kami sangat mendukung upaya pencegahan karhutla.
Egar Mejupan, Kepala seksi Kampanye Pencegahan Kebakaran Direktorat PKHL pada acara penyerahan peralatan menegaskan pasca kejadian karhula tahun 2015 pemerintah lebih mengedepankan pencegahan dalam penanganan karhutla. Salah satu program pencegahan yang dimulai diaktifkan adalah MPA-P, yg salah satunya di desa Teluk Nilap ini. Tahun 2021 program MPA-P ini dilaksanakan di 40 desa rawan karhutla di wilayah Sumatera dan Kalimantan.
Egar mengungkapkan jika terjadi karhutla yg terjadi di Kepenghuluan di Kabupaten Rokan Hklir sangat mungkin asapnya sampai ke negara tetangga. Sehingga kita berharap agar setelah terbentuknya MPA-P ini tidak ada kejadian karhutla.
“Karhutla juga berdampak terhadap lingkungan dan dirasakan langsung oleh masyarakat, seperti dampak berbahaya bagi pernafasan dan kegiatan ekonomi masyarakat,” jelas Egar.
Egar juga mengucapkan terimakasih atas upaya yang telah dilaksanakan. Komitmen masyarakat yang tergabung dalam MPA-P harus terus diperkuat. Kita berharap MPA-P menjadi ujung tombak dalam pengendalian karhutla di wilayah ini.
Sumber: sipongi.menlhk.go.id