Bagian IX ( Selesai )
Perang minyak nabati di pasar global, baik antara CPO dan RSO dan SFO memberikan pola yang sama, yakni upaya atau market intervention yang diambil oleh pemerintah untuk menyelamatkan produksi domestiknya. Kebijakan yang dilakukan mencakup dari sudut supply side. Dari supply side, berusaha meningkatkan laju pertumbuhan produksi domestiknya, sedangkan dari sisi permintaan ( demand side ) goverment intervention mengunakan beragam kebijakan untuk menahan dan menurunkan laju konsumsi. Kebijakan ini sekaligus mengurangi fenomena “widening gap” atau kesenjangan semakin melebar, dan menjaga agar ketergantungan terhadap impor tidak semakin tinggi.
Dalam jangka pendek, hingga tahun 2020 tekanan parlement Uni Eropa bagi industri minyak sawit Indonesia relatif tidak benar. Namun hal ini tidak bisa dipandang remeh, karena dampak jangka panjang menunjukan bahwa terlihat jelas laju pertumbuhan CPO akan melambat. Hal ini memberi pesan kuat bagi pelaku industri minyak sawit Indonesia serta good will pemerintah untuk melakukan goverment intervention melalui sejumlah kebijakan dalam agenda dan rosd map perswitan Indonesia di masa mendatang. Bila tidak maka posisi Indonesia sebagai produsen utama CPO dunia dan sekaligus sumber utama nabati dunia akan kembali digantikan kedelai, dan Uni Eropa tidak lagi sebagai pangsa pasar terbesar ketiga di masa mendatang.
Sumber : GAPKI