RIAU, SAWIT INDONESIA – BPDP sawit menyebutkan petani KUD Mulus Rahayu, mitra Asian Agri, lulus lima persyaratan yang diajukan untuk menjadi peserta program replanting (peremajaan) tanaman.
Ada 135 petani KUD Mulus Rahayu menerima dana bantuan peremajaan kebun sawit sebesar Rp 6,75 milyar atau sekitar Rp 50 juta per orang dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Sawit (BPDP) di Desa Delima Jaya di Kecamatan Kerinci, Kabupaten Siak, Riau, Rabu (20/4). Jumlah lahan yang akan diremajakan seluas 310 hektare.
Bayu Krisnamurthi, Direktur BPDP Kelapa Sawit, mengatakan petani KUD Mulus Rahayu memperoleh bantuan kredit itu setelah memenuhi lima persyaratan dari BPDPS. Pertama, pemerintah memberikan dana kepada petani plasma yang memiliki lahan maksimal empat hektar.
“Kedua, petani harus berkelompok dengan jumlah lahan 300 hektar. Selanjutnya, petani tergabung dalam koperasi untuk membantu proses pembiayaan dan replanting,” kata Bayu kepada SAWIT INDONESIA.
Keempat, kata dia, pengelolaan pembayaran dana replating mesti memakai jasa bank. Hal ini bertujuan memudahkan pencatatan dan pengawasan dana tersebut.
“Pengeluaran uang bisa diambil sesuai jadwal replating. Kita bukan tidak percaya tapi mengantisipasi penyalahgunaan dana dengan bank melakukan pencatatan. Sehingga, petani belajar disiplin,” terangnya.
Terakhir, petani yang mengajukan dana ini mesti bersertifikat ISPO, sebagai bentuk komitmen pelaku usaha sawit kepada kelestarian lingkungan.
Ketua KUD Mulus Rahayu, Pawito Saring mengungkapkan pihaknya bersyukur kepada Pemerintah Indonesia melalui BPDPKS dan Asian Agri, yang memberikan dukungan dalam kegiatan peremajaan kebun.
“Kami berharap, dengan dana bantuan ini, kami dapat membantu memantapkan hati petani yang belum memutuskan ikut peremajaan sawit, untuk mengambil keputusan untuk meremajakan kebunnya tanpa rasa takut,”kata Pawito.
Kelvin Tio, Managing Director Asian Agri, mengatakan Asian Agri dan petani plasma telah menjalin kemitraan selama 29 tahun, dan program peremajaan kebun kelapa sawit hari ini merupakan komitmen Asian Agri dan petani plasma yang akan berlanjut di tahap berikutnya, untuk satu siklus penanaman. Ini merupakan bentuk nyata keberhasilan Private Public Partnership dalam industri kelapa sawit Indonesia. (Ferrika Lukmana)
Foto: Dokumentasi Asian Agri