• Beranda
  • Rubrik
    • Analisis
    • Artikel
    • Berita Terbaru
    • Edisi Terbaru
    • Event
    • Hama Penyakit
    • Hot Issue
    • Inovasi
    • Kinerja
    • Oase
    • Palm Oil Good
    • Pojok Koperasi
    • Profil Produk
    • Sajian Utama
    • Seremoni
    • Sosok
    • Tata Kelola
  • Tentang Kami
  • Susunan Redaksi
  • Hubungi Kami
Facebook Twitter Instagram
Sunday, 12 March 2023
Trending
  • Koesni Harningsih, Istri Kepala Staf Kepresidenan RI Moeldoko Meninggal Dunia
  • Inovasi Teknologi Syngenta untuk Industri Kelapa Sawit Indonesia
  • PSR BPDPKS Meningkatkan Kesejahteraan Petani Sawit
  • Sah, Eddy Martono Ditetapkan Sebagai Ketua Umum GAPKI 2023-2028
  • BPDPKS dan Aspekpir Mendukung Program Pemberdayaan Usaha Kecil
  • Wali Kota Pontianak Mengapresiasi Bank Indonesia Menggelontorkan 38 Ribu Sertifikat Halal Bagi UMKM
  • Guru Besar IPB University Ungkap Cara Menghasilkan Riset Penggunaan Lahan dan Perubahan Iklim
  • Aspek-PIR dan BPDPKS Gelar Bimtek Bikopra
Facebook Instagram Twitter YouTube
Majalah Sawit Indonesia OnlineMajalah Sawit Indonesia Online
Subscribe
  • Beranda
  • Rubrik
    • Analisis
    • Artikel
    • Berita Terbaru
    • Edisi Terbaru
    • Event
    • Hama Penyakit
    • Hot Issue
    • Inovasi
    • Kinerja
    • Oase
    • Palm Oil Good
    • Pojok Koperasi
    • Profil Produk
    • Sajian Utama
    • Seremoni
    • Sosok
    • Tata Kelola
  • Tentang Kami
  • Susunan Redaksi
  • Hubungi Kami
Majalah Sawit Indonesia OnlineMajalah Sawit Indonesia Online
Home » Penggunaan Basta Sebagai Pengendali Gulma pada Tanaman Sawit Belum Menghasilkan (TBM) Penulis: Andi Sugiri*
Hama Penyakit

Penggunaan Basta Sebagai Pengendali Gulma pada Tanaman Sawit Belum Menghasilkan (TBM) Penulis: Andi Sugiri*

By RedaksiSeptember 8, 20143 Mins Read
WhatsApp Facebook Twitter Telegram LinkedIn Pinterest Email
Share
WhatsApp Facebook Twitter Telegram LinkedIn Pinterest Email

“Mengelola perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan menjadi semakin menantang. Salah satu hal penting dalam pengelolaannya adalah pengendalian gulma, dimana ada beberapa faktor penting yang dapat mempengaruhi yaitu kekurangan tenaga kerja, transportasi air, dan aplikasi herbisida yang tepat”.

Kekurangan pekerja dan tingginya biaya tenaga kerja ditambah dengan produktivitasnya yang rendah memaksa biaya produksi menjadi tinggi. Biaya pengadaan air dan transportasi meningkat seiring dengan jauhnya sumber air dan kenaikan harga bahan bakar minyak.

Penggunaan konsep penyemprotan volume rendah (VLV – Very Low Volume) sangat membantu mengatasi permasalahan diatas. Pemilihan herbisida yang tepat  dan cocok digunakan dengan metode VLV terutama pada tanaman kelapa sawit belum menghasilkan (TBM) menjadi sangat penting.Basta sangat cocok digunakan untuk mengendalikan gulma pada piringan tanaman belum menghasilkan (TBM), baik menggunakan volume rendah (VLV) maupun volume tinggi.Pada daerah yang memiliki permasalahan diatas, maka penggunaan konsep penyemprotan volume rendah sangat penting.Basta sangat cocok dan efektif digunakan untuk konsep VLV.

Baca juga :   Dwi Sutoro, Calon Nakhoda Baru GAPKI, Jembatan Industri Dengan Pemerintah

Basta sangat efektif digunakan untuk mengendalikan gulma campuran pada kelapa sawit TBM. Seperti diketahui, TBM sangat sensitif terhadap penggunaan herbisida. Penggunaan herbisida yang tidak tepat dapat berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan kelapa sawit, berpengaruh terhadap kerusakan daun. Akibatnya pertumbuhan tanaman menjadi terganggu dan selanjutnya secara jangka panjang akan berpengaruh terhadap rendemen hasil panen.  Berdasarkan penelitian yang sistematik dalam kurun waktu yang lama, Basta sudah terbukti relatif aman digunakan untuk kelapa sawit sawit BM. Dengan kata lain, Basta dapat mengendalikan gulma, sekaligus dapat melindungi investasi kelapa sawit dan hal ini sesuai dengan usaha kelapa sawit yang berkelanjutan.

Basta bersifat unik.

  1. Formulasinya telah dipatenkan sehingga tidak ada pihak lain yang diperbolehkan meniru formulasi tersebut.  Formulasi Basta yang didaftarkan selain mengandung ammonium glufosinat, juga mengandung surfaktan aktif dan defoamer spesifik sehingga dapat meningkatkan efikasinya.  Formulasi Basta distandarisasi secara global sehingga mutunya sama di seluruh dunia.   
  2. Produk pestisida selain mengandung bahan aktif, juga terdapat bahan ikutan (innert Ingrediens).  Bentuk bahan aktif dan bahan inner tersebut telah didefinisikan oleh Federal Law, the Federal Insecticide, Fungicide, and Rodenticide Act (FIFRA).  Bahan aktif Basta mempunyai bahan innert (ikutan) yang sudah terdefinisi dan sudah teruji baik.   Sementara bahan aktif lain berpeluang terdapat bahan inert lainnya yang belum terdefinisi secara jelas yang berpotensi berbahaya terhadap tanaman pokok, lingkungan dan tenaga penyemprot.  Sesuai dengan EPA (Environmental Protection Agency) sebuah lembaga regulasi pestisida, bahan inert pada pestisida sangat berpengaruh terhadap efikasi dan efektivitas pestisida.  
  3. Sesuai artikel yang dimuat dalam“Proceeding II of the 12th APWSS, 1989” – (APWSS: Asia Pacific Weeds Science Society), disimpulkan bahwa Basta tidak menyebabkan efek negatif terhadap rendemen kelapa sawit, tidak toksik terhadap daun, dan tidak menyebabkan parthenocarpy.  Hal ini menunjukkan bahwa Basta sangat toleran terhadap kelapa sawit sekalipun kelapa sawit TBM.
Baca juga :   Wilmar Dapat Pujian Dari Wamenaker Terkait Perlindungan Perempuan dan Anak

Keunggulan Kompetitif

  • Relatif aman terhadap tanaman utama pada situasi di mana drift yang mengenai daun tidak terhindarkan serta tidak menyebabkan parthenocarpy.
  • Mempunyai efek toksisitas yang rendah terhadap tanaman utama, lingkungan dan operator sehingga dapat digunakan pada teknologi volume rendah sampai sangat rendah
  • Kemampuan dalam mengendalikan gulma yang sulit dikendalikan, terutama pada masalah suksesi gulma yang muncul akibat pemakaian berulang jenis herbisida tertentu.
  • Cocok diterapkan pada lingkungan pertanamanan yang mengutamakan keamanan lingkungan (high eco-safety requirement) sesuai kaidah RSPO P&C 4.6. 
kelapa sawit sawit
Share. WhatsApp Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Email Telegram

Related Posts

Dwi Sutoro dan Eddy Martono Kandidat Ketum GAPKI, Ini Profil Keduanya

2 days ago Berita Terbaru

Pesan Bang Joefly Jelang Munas GAPKI XI

4 days ago Berita Terbaru

GAPKI Butuh Karakter Ketua Umum Visioner, Petarung dan Merah Putih

4 days ago Berita Terbaru

Dwi Sutoro, Calon Nakhoda Baru GAPKI, Jembatan Industri Dengan Pemerintah

5 days ago Berita Terbaru

Wilmar Dapat Pujian Dari Wamenaker Terkait Perlindungan Perempuan dan Anak

6 days ago Berita Terbaru

Eddy Martono: Saya Siap Pimpin GAPKI

1 week ago Berita Terbaru

Perusahaan Amerika Serikat Gandeng Apkasindo Hasilkan Cuan dari Limbah Sawit

1 week ago Berita Terbaru

Imbas Harga Pupuk, Dana Replanting Astra Agro Naik Menjadi Rp 120 Juta/ha

3 weeks ago Berita Terbaru

Pelepasan Kawasan Hutan Produksi Dapat Dikonversi Tanpa Melalui Penelitian Tim Terpadu

3 weeks ago Berita Terbaru
Edisi Terbaru

Majalah Sawit Indonesia Edisi 136

Edisi Terbaru 3 weeks ago2 Mins Read
Event

Diskusi Hybrid Strategi Indonesia Menjadi Barometer Harga Sawit Dunia

Event 1 week ago2 Mins Read
Latest Post

Koesni Harningsih, Istri Kepala Staf Kepresidenan RI Moeldoko Meninggal Dunia

2 hours ago

Inovasi Teknologi Syngenta untuk Industri Kelapa Sawit Indonesia

22 hours ago

PSR BPDPKS Meningkatkan Kesejahteraan Petani Sawit

1 day ago

Sah, Eddy Martono Ditetapkan Sebagai Ketua Umum GAPKI 2023-2028

2 days ago

BPDPKS dan Aspekpir Mendukung Program Pemberdayaan Usaha Kecil

2 days ago
WhatsApp Telegram Facebook Instagram Twitter
© 2023 Development by Majalah Sawit Indonesia Development Tim.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.

Go to mobile version