• Beranda
  • Rubrik
    • Analisis
    • Artikel
    • Berita Terbaru
    • Edisi Terbaru
    • Event
    • Hama Penyakit
    • Hot Issue
    • Inovasi
    • Kinerja
    • Oase
    • Palm Oil Good
    • Pojok Koperasi
    • Profil Produk
    • Sajian Utama
    • Seremoni
    • Sosok
    • Tata Kelola
  • Tentang Kami
  • Susunan Redaksi
  • Hubungi Kami
Facebook Twitter Instagram
Saturday, 1 April 2023
Trending
  • Potensi Ekspor UMKM Bersaing di Pasar Internasional.
  • CSR Membantu Pemberdayaan Petani Tanaman Pangan
  • UMKM Sawit Fokus Meraih Peluang Bisnis di ASEAN
  • Pemulia dan Pemuliaan Merupakan Kontribusi Signifikan Ketersediaan Pangan Nasional
  • Pengelolaan Lahan Gambut ASEAN
  • Produsen Alat Berat Tiongkok Resmikan Component Rebuilt Center di Balikpapan
  • Kenaikan Harga Pangan Jelang Idulfitri Berharap Tak Ada Kenaikan Signifikan
  • Bupati Indragiri Hulu Mengapresiasi Program Memerangi Stunting
Facebook Instagram Twitter YouTube
Majalah Sawit Indonesia OnlineMajalah Sawit Indonesia Online
Subscribe
  • Beranda
  • Rubrik
    • Analisis
    • Artikel
    • Berita Terbaru
    • Edisi Terbaru
    • Event
    • Hama Penyakit
    • Hot Issue
    • Inovasi
    • Kinerja
    • Oase
    • Palm Oil Good
    • Pojok Koperasi
    • Profil Produk
    • Sajian Utama
    • Seremoni
    • Sosok
    • Tata Kelola
  • Tentang Kami
  • Susunan Redaksi
  • Hubungi Kami
Majalah Sawit Indonesia OnlineMajalah Sawit Indonesia Online
Home » Pemuliaan Kelapa Sawit: Teknologi Merakit Varietas Unggul
Inovasi

Pemuliaan Kelapa Sawit: Teknologi Merakit Varietas Unggul

By RedaksiSeptember 8, 20143 Mins Read
WhatsApp Facebook Twitter Telegram LinkedIn Pinterest Email
Share
WhatsApp Facebook Twitter Telegram LinkedIn Pinterest Email

Teknik molekuler, Metode lain yang saat ini tengah dikembangkan untuk mendukung pemuliaan kelapa sawit adalah teknik molekuler. Metode ini diarahkan untuk mencari marka molekuler di level DNA yang berasosiasi dengan karakter-karakter unggulan, sehingga kegiatan seleksi nantinya dapat dilakukan lebih awal, dan dapat mereduksi siklus seleksi. Penggunaan marka molekuler untuk membantu kegiatan seleksi dikenal sebagai Marker Assisted Selection (MAS). Metode ini sudah banyak diterapkan untuk pemuliaan tanaman semusim seperti jagung, gandum, dan barley. Untuk tanaman kelapa sawit, penelitian tentang metode ini tengah berjalan, sehingga masih memerlukan waktu untuk penerapannya. 

Pendekatan yang menjadi terobosan besar dalam pemuliaan tanaman adalah pembentukan populasi doubled haploid yang diperoleh dari hasil penumbuhan tepung sari (pollen) pada media kultur jaringan yang dikombinasikan dengan perlakuan hormon. Ide pembentukan populasi doubled haploid berdasar pada teori bahwa sifat heterosis pada turunan F1 akan dapat dieksploitasi secara penuh bila tetua-tetua dari F1 tersebut dalam kondisi homozigot. Meski beberapa permasalahan dalam vigor tanaman akan ditemui, seperti pertumbuhan yang kurang dan albino pada daun sebagai dampak dari berkumpulnya gen-gen yang resesif, namun teknologi ini memberikan harapan bagi pemulia untuk dapat merakit varietas dengan tingkat produksi mendekati potensial genetiknya. 

Baca juga :   Industri Hilir Sawit Minta Dukungan Pemerintah

Teknologi alternatif lainnya adalah melalui proses rekayasa genetik. Teknologi ini mengubah susunan genetik pada tanaman yang berdampak kepada berubahnya jalur biosintesis untuk karakter yang diinginkan. Salah satunya melalui proses transformasi yakni penyisipan potongan DNA asing, yang telah diketahui efek genetiknya, yang disisipkan ke dalam rangkaian DNA dari populasi pemuliaan.  Metode ini telah diterapkan pada beberapa komoditas penting seperti jagung dan kedelai, khususnya untuk sifat ketahanan terhadap hama. Untuk kelapa sawit, penelitian tentang transformasi genetik telah diinisiasi oleh beberapa lembaga riset luar negeri, namun masih memerlukan waktu yang cukup panjang untuk memperoleh hasil yang stabil. 

Baca juga :   Petani Sawit Demo Kedubes Uni Eropa, Sampaikan 5 Tuntutan

Perbanyakan bahan tanaman

a. Controlled pollination

Setelah proses seleksi yang menghasilkan galur-galur terbaik, proses lanjutannya adalah perbanyakan bahan tanaman. Proses ini melibatkan tetua dura dan tetua pisifera dari persilangan yang terpilih, melalui penyerbukan terkontrol (controlled pollination). Bunga betina dari tetua dura diisolasi sebelum anthesis dengan menggunakan kantung kertas khusus polinasi. Selanjutnya, tepung sari dari tetua pisifera diserbukkan ke bunga betina saat masa anthesis. Sekitar 145-150 hari setelah penyerbukan, tandan sudah dapat dipanen untuk memperoleh benih kelapa sawit hasil reproduksi. Dalam proses reproduksi ini, pengawasan yang ketat harus dilakukan di semua lini untuk menjamin bahwa benih yang dihasilkan adalah murni hasil persilangan dura (D) dan pisifera (P) terpilih.

b. Kultur jaringan

Perbanyakan lain dapat dilakukan melalui proses kultur jaringan. Proses ini menggunakan pupus (daun muda) dari individu-individu hasil seleksi sebagai sumber ortet. Potongan pupus ditumbuhkan dalam rangkaian media, baik padat maupun cair, yang mengandung zat-zat yang merangsang pertumbuhan. Proses kultur jaringan ini memerlukan waktu yang cukup lama, sekitar 18 bulan hingga diperoleh bibit kelapa sawit dalam bentuk planlet. Keunggulan dalam proses ini adalah bibit kelapa sawit yang dihasilkan memiliki pertumbuhan seragam dan tingkat produktivitas yang lebih tinggi. 

Baca juga :   Petani Sawit Turun ke Jalan, Protes Kebijakan Uni Eropa

c. Pelepasan varietas

Dalam proses perbanyakan bahan tanaman, ada beberapa hal yang perlu untuk diperhatikan khususnya yang berkaitan dengan komersialisasi. Setiap bahan tanaman kelapa sawit yang akan dilempar ke pasaran memerlukan izin resmi dari pemerintah. Oleh karena itu, setiap lembaga harus mengajukan proposal pelepasan varietas sebelum benih yang dihasilkannya dapat dijual ke publik. Pemerintah melalui Tim Penilai dan Pelepas Varietas akan menguji, menilai, dan memberikan rekomendasi kelayakan varietas yang diajukan. Proses ini mencakup verifikasi pengujian keturunan di lapangan dan kesiapan produksi benih, serta proses pemaparan oleh pengusul di depan sidang pelepasan varietas. (Habis)

kelapa sawit sawit
Share. WhatsApp Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Email Telegram

Related Posts

BPDPKS Tetapkan 13 Lembaga Pendidikan Penyelenggara Beasiswa Sawit 2023

23 hours ago Berita Terbaru

Austindo Nusantara Cetak Pendapatan Rp 4 triliun

1 day ago Berita Terbaru

Petani Sawit Demo Kedubes Uni Eropa, Sampaikan 5 Tuntutan

3 days ago Berita Terbaru

Industri Hilir Sawit Minta Dukungan Pemerintah

3 days ago Berita Terbaru

BPDPKS Dukung Harga Acuan CPO

4 days ago Berita Terbaru

Petani Sawit Turun ke Jalan, Protes Kebijakan Uni Eropa

5 days ago Berita Terbaru

Anak Petani Sawit: KLHK Jangan Sewenang-Wenang dalam Urusan Kawasan Hutan

1 week ago Berita Terbaru

BPDPKS dan Majalah Sawit Indonesia Promosikan Sawit Sehat Kepada 145 UKMK Solo

1 week ago Berita Terbaru

CPOPC Bersama Perusahaan Indonesia Dan Malaysia Bantu Petani Sawit Honduras

2 weeks ago Berita Terbaru
Edisi Terbaru

Edisi 137 Majalah Sawit Indonesia

Edisi Terbaru 2 days ago2 Mins Read
Event

Promosi Sawit Sehat Dan Lomba Kreasi Makanan Sehat UKMK Serta Masyarakat

Event 1 week ago1 Min Read
Latest Post

Potensi Ekspor UMKM Bersaing di Pasar Internasional.

12 hours ago

CSR Membantu Pemberdayaan Petani Tanaman Pangan

13 hours ago

UMKM Sawit Fokus Meraih Peluang Bisnis di ASEAN

14 hours ago

Pemulia dan Pemuliaan Merupakan Kontribusi Signifikan Ketersediaan Pangan Nasional

15 hours ago

Pengelolaan Lahan Gambut ASEAN

16 hours ago
WhatsApp Telegram Facebook Instagram Twitter
© 2023 Development by Majalah Sawit Indonesia Development Tim.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.