JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Di depan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan lebih dari 600 tamu undangan pada gelaran acara ‘Harmonisasi Dan Refleksi Kinerja Direktorat Jenderal Prasarana Dan Sarana Pertanian Tahun 2022’, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), Ali Jamil mengungkapkan perlunya terobosan dalam pembangunan pertanian.
Dikatakan Ali pembangunan pertanian yang Maju, Mandiri dan Modern merupakan langkah terobosan yang sangat relevan. Tujuannya tak lain untuk memecahkan, mengatasi sekaligus menjadi solusi dari kompleksnya permasalahan maupun tantangan yang dihadapi.
“Untuk mewujudkan pertanian yang maju, mandiri dan modern memerlukan dukungan penyediaan prasarana dan sarana pertanian atau Prasatani untuk kelancaran dan keberhasilan kegiatannya,” ujarnya, pada Sabtu (17 Desember 2022), di Jakarta.
Lebih lanjut, Ali mengatakan pembangunan Prasatani yang selama ini parsial, perlu disesuaikan menjadi terintegrasi dan berbasis kawasan pertanian dengan empat prinsip keterpaduan.
“Yaitu keterpaduan teknologi produksi, keterpaduan jenis prasarana dan sarana, keterpaduan SDM dan lembaga pengelola, serta keterpaduan kegiatan dalam penyediaan dan pengelolaan,” lanjutnya.
Pada kesempatan itu, Ali juga memaparkan kinerja Ditjen PSP hingga 15 Desember 2022. Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) mencapai 3.827 unit, Irigasi Perpompaan 297 unit, Irigasi Perpipaan 146 unit, Embung/Dam Parit/Long Storage 396 unit, Bangunan Konservasi Air dan Anomali Iklim 396 unit, Optimasi Lahan Rawa 10.623,15 Ha, Optimasi Lahan Kering 9.931 Ha.
“Sementara Ekstensifikasi 934,72 Ha, Intensifikasi 4.707 Ha, JUT 846 unit, Alsintan (TR-4 730 unit, TR-2 5.000 unit, Pompa Air 3.718 unit, Hand Sprayer 8.006 unit, Alat Tanam Jagung Dorong 1.754 unit, Cultivator 2.240 unit), UPPO 991 unit, AUTP 250.511 Ha, AUTS 58.251 Ekor, Pupuk Bersubsidi 7.082.147 Ton, 67.956 Liter, KUR Rp 108,196,898,986,434. Capaian tersebut tidak terlepas dari dukungan stakeholder (Pemerintah Daerah, BUMN, Asosiasi),” papar Ali.
Pada kesempatan yang sama, terkait pembangunan sarana dan prasarana pertanian, Menteri Syahrul menyatakan pentingnya teknologi untuk mendukung aktivitas pertanian.
“Pertanian tak mungkin bisa mencukupi kebutuhan penduduk yang terus bertambah tanpa teknologi. Untuk itu, Kementerian Pertanian berinisiatif menggenjot produktivitas pertanian dengan meluncurkan Revolusi Industri 4.0 di bidang pertanian untuk menjawab tantangan,” tegasnya.
Selanjutnya, ia mengatakan modernisasi teknologi dunia berkembang sangat cepat, termasuk di bidang pertanian. Pengembangan pertanian moderen lebih lanjut saat ini menuju kepada model pertanian cerdas (smart farming).
“Dalam konteks pengembangan sesuai amanat Perpres 18/2020 tentang RPJMN 2020 – 2024, Bappenas menjabarkan secara spesifik program pertanian cerdas (smart farming) dengan istilah Pertanian Presisi. Pertanian Cerdas atau Pertanian Presisi sebuah mekanisme pengelolaan lahan pertanian menjadi jauh lebih produktif dan efisien melalui keterlibatan teknologi informasi,” tambah Menteri Syahrul.
Dalam program pertanian presisi dibuat dengan kolaborasi sistem pertanian modern yaitu sistem mekanisasi, otomatisasi kontrol, kegiatan monitoring dengan pemanfaatan big data sampai dengan teknologi internet of things (IoT) serta machine learning.
“Strategi untuk pengembangan pertanian modern yang dilakukan Kementerian Pertanian adalah dengan meningkatkan level teknologi dari kondisi existing secara selektif dan spesifik,” pungkas Menteri Syahrul dalam sambutannya.