Profesi planter memiliki peran strategis termasuk menentukan keberhasilan pembangunan perkebunan yang terus bergerak sangat cepat.
Di awal tahun ini, Indonesian Planters Society (IPS) mengadakan Webinar Nasional dengan mengusung tema ‘Rekruitmen dan Tantang Karir Planters di Masa Pandemi Covid-19’. Webinar Nasional menghadirkan pembicara, Bagus Setiagung (Direktur HRD Cargill Tropical Palm), Dody Mulyanto (Learning & Development Head PT. SMART Tbk). Dan, dihadiri oleh planters, akademisi, peneliti, pelaku usaha dan lainnya, pada Sabtu (30 Januari 2021).
Ketua Umum Indonesian Planters Society (IPS) periode 2019 – 2014 Ir. Jamalul, mengatakan saat ini profesi planter memiliki peran strategis termasuk menentukan keberhasilan pembangunan perkebunan yang kini sedang bergerak sangat cepat. Sehingga membutuhkan sebuah wadah (organisasi).
“Indonesian Planters Society (IPS) adalah wadah profesional pekebun baik karyawan perusahaan perkebunan maupun pekebunman diri untuk berinteraksi secara luas. Dan, akademisi, peneliti dan komunitas yang terafiliasi dengan kegiatan planters. IPS melingkupi profesional pekebun komoditas kelapa sawit, karet, kakao, kopi, teh, tebu dan tanaman obat serta tanaman aromatik lainnya.,” ujarnya.
Sebagai informasi, Indonesian Planters Society adalah organisasi resmi berbadan hukum sesuai SK Menkumham RI Nomor AHU-000382.AH.01.08 Tahun 2020 Tentang Pengesahan Pendirian Badan Hukum Perkumpulan Indonesian Planters Society.
Selanjutnya, Jamalul mengatakan di masa pandemi Covid-19 sektor perkebunan mampu bertahan dan tetap berkontribusi positif pada perekonomian nasional. “Hal ini juga berkat dari para planters handal yang bekerja berdedikasi tinggi sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP) yang efektif, efisien dan visioner. Beberapa planters handal sudah tergabung dalam IPS,” lanjutnya.
Untuk itu, lanjutnya kita perlu adanya wadah para planters agar bisa saling berbagi pengalaman dan solusij ika terjadi hal-hal di luar pribadi planters. “Baik dari segi hukum maupun kultur teknis, produksi, pemasaran, riset, hubungan dengan masyarakat dan pemerintahan,” imbuh Jamalul.
Dan, keuntungan lain bagi para anggota yaitu bisa mendapat kemudahan dengan adanya kerjasama IPS dengan Lembaga lain, misalnya Lembaga keuangan (BRI). Dan, peningkatan dan pengembangan kompetensi SDM bagi anggota. Sinergi dengan pemerintah (Kementerian Pertanian) juga akan ditindak lanjuti untuk memberikan masukan kepada pemerintah dari organisasi (planters) dengan data real yang dimiliki pelaku bisnis yang tergabung dalam IPS. Serta kerjasama dengan Lembaga Pendidikan (Perguruan Tinggi), Lembaga penelitian, media dan Lembaga lainnya.
Pada kesempatan itu, Prof. Justika Baharsjah, Menteri Pertanian Kabinet Pembangunan VII menyampaikan pihaknya melihat sektor perkebunan semakin maju dengan keterlibatan dan ketertarikan anak muda untuk bekerja di sektor perkebunan. Dan, masuknya perempuan yang mampu dan mau bekerja di perkebunan.
“Dan, saya juga melihat sektor perkebunan kedepan akan semakin berkembang yang didukung dengan manajemen perkebunan yang semakin baik. Teruskan dan tingkatkan sehingga makin banyak yang sadar akan pentingnya sektor perkebunan bagi keberlanjutan kehidupan masyarakat. Terutama kesadaran bagi anak muda untuk terjun kesektor perkebunan,” ucapnya.
Lebih lanjut, ia menambahkan melalui wadah planters (organisasi) diharapkan dapat memudahkan mencari solusi ketika sektor perkebunan menghadapi persoalan. “Terutama sub sektor perkebunan kelapa sawit yang banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Saya senang melihat generasi muda semakin banyak yang terjun di sektor perkebunan. Dan, berharap terus ditingkatkan keterlibatan generasi muda untuk mengembangkan sektor perkebunan yang saat ini berkontribusi besar pada perekonomian nasional di masa pandemi Covid-19,” harap Justika.
(Selengkapnya dapat dibaca di Majalah Sawit Indonesia, Edisi 112)