JAKARTA, SAWIT INDONESIA – PHCAF (Palm Oil Human Capital Association Forum), merupakan “side event” dari penyelenggaraan Forum Sawit Indonesia (FoSI) 2022. PHCAF adalah forum diskusi yang mengundang Direktur, GM Human Capital atau HRD Bersamaan dengan FoSI 2022, tepatnya sehari sebelum acara FoSI, yaitu tanggal 28 Nopember 2022. Bersamaan dengan kegiatan ini akan diinisiasi pendirian Indonesia Palm Oil Planter Club (IPOPC).
Inisiator PHACF dan IPOPC adalah Dr. Purwadi, tokoh SDM kelapa sawit sekaligus Direktur Ekskutif Pusat Sain Kelapa Sawit INSTIPER, merupakan implementasi dari beberapa kali diskusi intensif dengan teman-teman PHCA. Penyelenggarakan PHCAF, sebenarnya sudah digagas lama tapi karena pandemi Covid-19 akan terlaksana pada 28 Nopember 2022 sebagai rangkaian kegiatan FoSI 2022.
PHCAF ini mengambil tema: TANTANGAN TATAKELOLA SDM PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI ERA KELIMPAHAN TEKNOLOGI DAN GENERASI MILENIAL.
Disadari bahwa saat ini selain terjadi kelimpahan teknologi juga ada kelimpahan SDM mileneal, kita memiliki bonus demografi hingga 2030. Perkembangan dan kelimpahan teknologi berupa mekanisasi, otomasi, digitalisasi, robotik, IoT dan big data perlu dimanfaatkan dalam tata kelola perkebunan kelapa sawit.
Bahwa kelimpahan SDM mileneal ini, perlu dimanfaatkan sebagai agen transformasi dalam tata kelola sistem industri biomasa berbasis sains-tek. Kita bersepakat, bahwa generasi mileneal adalah sebuah potensi dan bukan generasi malas tidak produktif. Tata kelola SDM mileneal ini membutuhkan cara baru, bisnis proses baru, dengan memperhatikan budaya dan kultur baru. Kita tidak bisa mengelola generasi mileneal ini dengan cara-cara lama, dan kita membutuhkan pengalaman-pengalaman bersama untuk bisa memanfaatkan generasi ini secara maksimal.
Tatakelola SDM perlu berubah, tata kelola lama SDM operasional di kebuncara lama mengandalkan SOP melalui pengendalian tenaga kerja sudah perlu disesuaikan. Contoh sederhana tugas mandor dan asisten yang lebih banyak mengelola dan “mengendalikan”pekerja, perlu berubah. Asisten dan mandorakan mengelola teknologi sebagai alat bantu proses, yang dilakukan oleh pekerja trampil, dan tidak hanya pekerja yang mengandalkan kekuatan bersifat fisik.
Perubahan sistem proses produksi akan berubah dimana pekerja akaan dibantu alaat-mesin dan tidak sekedar mengadalkan fisik, produktivitas pekerja akan berubah, pengupahan juga akan berubah. Perlu “cara-cara baru, bisnis proses baru dan bisnis model baru”:dalam tata kelola SDM di perkebunan kelapa sawit. Sejauh mana perusahaan perkebunan mengantisipasi, menyiapkan diri menyongsonng era baru, mekanisasi, digitalisasi melalui SDM milenal di perkebunan kelapa sawit?
Saat ini juga telah muncul tantangan baru terkait dengan regulasi-regulasi yang berdampak pada tata kelola SDM generasi baru. Perusahaan juga harus mengantisipasi regulasi-regulasi ketenaga kerjaan, mengingat bisnis perkebunan bersifat pada tenaga kerja (labor intensive). Tantangan selanjutnya adalah bagaimana menyiapkan SDM mileneal yang trampil dan inovatif untuk memanfaatkan kelimpahan teknologi, bagaimana dengan pengelolaan SDM milleneal termasuk tata kelola dalam regulasi-regulasi ketenaga kerjaan yang semakin ketat.
Forum ini selanjutnya bisa digunakan untuk sharing pengetahuan dan pengalaman mengelola generasi milenal yang sangat respon terhadap teknologi serta perkembangan regulasi ketenaga kerjaan.
Forum ini bertujuan untuk membangun pemikiran bersama terkait (1) masalah, tantangan peluang dan hambatan dalam penyiapaan SDM untuk melakukan transformasi tata kelola perkebunan sawit berbasis sian-tek, mekanisasi, digitalisasi; (2) menghasilkan pemikiran untuk sebuah desain optimalisasi penyiapan dan pengelolaan SDM milleneal yang inovatif dan memiliki kultur baru yang berbeda. (2) Mendirikan media komunikasi Indonesia Palm Oil Planter Club (IPOPC) sebagai media transformasi pengetahuan dan ketrampilan, antar planters. Adapun target dari PHCAF ini: (1) terbangunnya tata kelola SDM yang mendukung perkembangan dan transformasi tata kelola perkebunan kelapa sawit berkelanjutan berbasis sain-tek dan SDM mileneal; (2) Berdirinya Indonesia Palm Oil Planter Club (IPOPC).
PSKS-INSTIPER, mengundang PHCA dan para pihaklainnya untuk kolaborasi: (1) Perusahaan Perkebunan kelapa sawit, (2) Perguruan tinggi (kelapa sawit) (3) Regulator (pemerintah) .
Peserta yang hadir diharapkan sekitar 40-50 orang terdiri dari Direktur SDM (HR/HC) GM SDM (HR/HC) perusahaan perkebunan Pimpinan , Direktur lembaga dan kementerian teknis.
Mari hadir berdiskusi, mencari solusi, membuat inovasi dengan semua bisa berkontribusi, untuk membangun negeri.
“Jangan menunggu untuk berkontribusi hingga semua berjalan lancar dan beres, karena sejatinya di titik itu anda sudah ketinggalan”